“Sepertinya ini memang ide yang buruk.”
Aku turun dari hoverboard dan mendarat di atap sebuah rumah di wilayah yang agak sepi. Kenapa hal semacam ini tak terlintas di benakku? Selagi aku terbang menggunakan hoverboard, ternyata banyak warga yang melihatku terbang seperti itu.
Di dunia ini, terbang hanya bisa dilakukan menggunakan sapu sihir atau menggunakan sihir angin, mungkin karena inilah mereka melihatku seperti itu. Hah... sudah masalah pelantikan Sofic Knight, sekarang masalah baru lagi. Ya ampun, sebenarnya berapa masalah yang akan datang padaku sih?
“Bukannya itu salahmu sendiri?”
“Gek, Bahamut?”
“Ya, memangnya siapa lagi pemilik suara ini?”
Kenapa dia tiba-tiba mengerahkan telepatinya? Apa ada sesuatu yang ingin ia bicarakan?
“Ada apa tiba-tiba menghubungiku?”
“Tidak, hanya bosan saja.”
B-bosan katamu? Yah, kurasa juga begitu. Kalau aku yang jadi dirinya, mungkin aku akan mati kebosanan di sana. Habisnya tak ada orang lain yang jadi teman bicaranya.
“Huh, sebaiknya kau cepat-cepat pergi ke istana agar ayahmu tidak menunggu terlalu lama. Kau sudah berpisah dari ayahmu lebih dari 2 jam tahu.”
“Ah ya, tapi ini juga aku sudah dalam perjalanan menuju ke istana kau tahu.”
“Makanya cepat...”
“Iya-iya...”
Jadi... kenapa aku yang di nasihati? Yah, wajar saja sih, dia kan raja naga yang bijak sana, lebih tepatnya mantan raja naga. Ia telah melepas gelar raja naganya sejak ia mulai mengikuti Uza Tingalia, partner Bahamut sebelumku dan juga raja kerajaan Tingalia 1000 tahun yang lalu.
Aku masih bingung, jika Bahamut telah melepas mahkotanya sebagai raja naga, siapa yang menggantikannya? Apa para naga bisa hidup dengan teratur kalau tak mempunyai raja? Yah, tak usah dipikirkan terlalu jauh, nanti aku juga bisa bertanya padanya.
Sekarang aku harus ke istana dulu, aku mulai kasihan dengan mereka yang menungguku di sana. Aku mengalirkan sedikit mana ke kakiku dan mulai melompati atap-atap rumah penduduk satu persatu menuju istana.
Aku sudah mulai bisa mengontrol manaku dengan baik berkat bantuan dari Bahamut. Ia selalu membantuku saat berlatih mengontrol mana, jadi inilah hasilnya. Walau masih belum sempurna, tapi aku sudah lumayan bisa mengontrol manaku.
Setelah kurang lebih 10 menit, aku akhirnya sampai di depan gerbang istana. Tapi ketika aku sampai di depan gerbang, beberapa penjaga yang menjaga gerbang istana langsung mengarahkan senjata ke arahku.
“Siapa kau!? Mau apa kau datang ke istana raja!?”
Sepertinya mereka telah salah sangka denganku ya... sepertinya merepotkan ya kalau sama sekali tidak dikenal itu. Mungkin inilah alasan ibu menyuruhku menerima gelar Sofic Knight. Memang keluarga Kusaga itu tak terlalu dikenal oleh orang awam dan bangsawan, mungkin hanya keluarga kerajaan yang mengenal keluarga kecilku ini.
Walau mereka mengancamku dengan senjata mereka, aku tetap tenang dan tak terpengaruh oleh gertakan mereka.
“Maaf, aku adalah anak dari Kusaga Igara yang di undang oleh yang mulia Alestio ke istananya, Kusaga Ibane.”
Aku mengangkat kedua tanganku setinggi bahuku dan mengatakan hal itu sambil tersenyum masam. Setelah itu mereka menurunkan senjata mereka dan meminta maaf atas kekasaran mereka. Aku memaafkan mereka, itu karena mereka tidak tahu, jadi ya kumaafkan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart For New Life In Another World [END]
FantasyHighest Rank in Fantasy : #38 (8-12-2017) Sagetome Katobe, seorang siswa SMA berusia 17 tahun, tak pernah merasakan apa itu kebahagiaan selama hidupnya. Selama ini ia dianggap budak oleh kedua orang tuanya sejak kecil dan selalu diperlakukan kasar...