Ah, ia mengakuinya. Tak kusangka, dengan keadaannya yang masih belum pulih, ia bisa mengatakannya dengan jelas padaku. Sejujurnya, ini benar-benar di luar dugaanku bisa mendengar perasaannya secepat ini, tapi aku senang ia bisa jujur pada dirinya sendiri.
Sekarang... bagaimana caraku menanggapinya?
"Ehm, Ayumi, kau tahu, kita ini kakak dan adik kandung."
"Aku tahu kok."
"Kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini walaupun aku membalas perasaanmu dengan perasaan yang sama."
"Kenapa?"
"Kita ini saudara kandung, bukankah itu aneh?"
Mendengar ucapanku, ia membuat raut wajah sedih dan terkejut. Walau aku mempunyai perasaan yang sama sepertinya, hubungan ini tidak bisa dijalankan karena kami terikat dengan darah yang sama. Aku memang belum pernah mendengar dan membaca sejarah ada seseorang yang menikahi saudara kandungnya sendiri, jadi aku tidak tahu ini hubungan yang melanggar hukum atau tidak. Tapi...
"Walau begitu, aku sudah mempunyai seseorang yang kucinta."
Setelah aku menyelesaikan kalimatku, ia langsung mengangkat wajahnya dan melihatku dengan mata syok dan terkejut. Kurasa ini adalah reaksi wajar untuknya yang selalu melihatku berlatih dan tidak pernah menunjukkan rasa ketertarikan pada gadis di desa Orlmad.
"Siapa perempuan itu?"
Ia menunjukkan wajah penasaran padaku sambil menanyakan hal itu. Apa harus kujawab ya? Jika kujawab sejujurnya, kemungkinan Ayumi akan down karena lawannya adalah Lestia, seorang putri. Baiklah, biar kulihat seberapa ia bisa mengatasinya.
"Lestia Sunia, putri bungsu yang mulia Alestio Sunia, raja kerajaan Sunia ini."
Sesaat tak ada jawaban darinya, hanya ekspresi terkejut dan tercengang yang terpampang jelas di wajahnya. Dari kesimpulanku setelah melihat reaksi Ayumi sekarang ini, ia syok dan tidak tahu harus berbuat apa. Kemudian ia mendekatiku dengan merangkak di atas kasur secara perlahan.
"Onii-sama, mencintai putri Lestia?"
"Iya."
"Apa perasaan onii-sama dibalas dengan perasaan yang sama?"
"Ya, sekarang kami telah bertunangan. Maaf, Ayumi."
Mendengar aku telah bertunangan dengan Lestia, ia berhenti tepat di depanku dan menatapku dengan tatapan terkejut. Beberapa lama setelah ia terdiam, ia melontarkan senyum kecil padaku dan membuka bibir mungilnya.
"Syukurlah."
Eh? Kenapa dia mengucapkan 'syukurlah'?
"Ayumi?"
"Hm?"
"Kenapa kau tidak marah atau semacamnya padaku?"
"Tidak, aku bersyukur kalau onii-sama telah menemukan wanitanya, walau dalam usia yang dini seperti ini."
Hei, bukankah kau juga di usia yang jauh lebih muda dariku? Gadis kecil berumur 4 tahun ini sudah mengenal apa yang namanya cinta, sebenarnya apa yang ia pelajari dan apa yang kuperbuat sehingga ia jatuh cinta padaku?
Ternyata perasaannya padaku ini sangat tulus dan ikhlas, tapi aku melihat sebuah kebohongan di matanya. Bola matanya itu sudah berair dan siap menumpahkan seluruh air yang telah dibendung oleh sebuah bendungan yang kokoh sedari tadi.
"Ayumi, apa kau benar-benar tidak masalah dengan itu?"
"Sebenarnya... aku sedikit... sedih ketika mendegar putri Lestia mempunyai perasaan yang sama seperti onii-sama. Tapi mau bagaimana lagi? Kalau onii-sama memang mencintainya dan putri Lestia juga mencintai onii-sama, aku tidak berhak protes apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart For New Life In Another World [END]
FantasyHighest Rank in Fantasy : #38 (8-12-2017) Sagetome Katobe, seorang siswa SMA berusia 17 tahun, tak pernah merasakan apa itu kebahagiaan selama hidupnya. Selama ini ia dianggap budak oleh kedua orang tuanya sejak kecil dan selalu diperlakukan kasar...