"Ayu... mi?"
Melihat tubuh kecil Ayumi yang tergeletak di atas tanah dengan beberapa corak darah di pakaian yang ia kenakan, mataku otomatis terbelalak dan pikiranku mendadak kosong. Pandanganku dipenuhi dengan tubuh Ayumi yang tidak berdaya, aku menatap Ayumi dengan tatapan kosong.
Ini bohong kan? Ini mimpi kan? Ini hanya halusinasi kan? Ini bukan kenyataan kan? Semua yang ada di pikiranku saat ini hanya tertuju pada apa yang kulihat sekarang ini. Genangan darah yang ada di bawah tubuh Ayumi mulai meluas dengan cepat. Aku bertanya pada Fiare yang takut dan panik dengan tatapan kosong tanpa menatapnya.
"Fiare-san, apa yang terjadi?"
Fiare tidak bisa berkata apa-apa dan mulai menangis. Tapi saat ia mulai menangis, ia menahan air matanya dan menjelaskan padaku apa yang terjadi sambil terisak-isak. Dada Ayumi terlihat masih naik turun menandakan ia masih hidup.
"Iblis itu... tiba-tiba menyerang desa Orlmad dan terakhir menyerang kami. Hampir seluruh penduduk desa Orlmad dibunuh dan yang bertahan hanya beberapa, mereka luka parah. Kemudian ketika ia datang ke sini, ia langsung menyerang Ayumi tanpa alasan."
Menyerang desa Orlmad? Hampir semua penduduk dibunuh? Menyerang... Ayumi? Menyerang Ayumi, katamu? Kuperhatikan baik-baik kondisi Ayumi saat ini, ia mengalami luka robek di perut kiri dan dada sebelah kanan. Di mulutnya juga mengalir darah turun menuju pipinya yang lembut.
Irina sedang menaruh kedua tangannya di atas luka-luka yang terdapat pada Ayumi dan dari tangannya ada sebuah lingkaran sihir yang menyinari luka Ayumi.
Irina mempunyai sihir penyembuh dari sihir non-elemen, tapi efeknya masih terlalu rendah dan hanya akan berguna dengan luka kecil seperti luka irisan pisau di jari atau semacamnya. Karena ia tidak terlalu bagus dalam sihir penyembuhan, regenerasi luka pada Ayumi lambat, tapi masih bisa menutup pendarahannya dalam waktu lama.
Perlahan-lahan pikiranku kembali lagi dan akal sehatku mulai berjalan seperti semula. Wajahku mulai mengendur dan mengeluarkan ekspresi sedikit ketakutan disertai rasa tertekan dan khawatir. Untuk sementara ini, aku akan mempercayakan perawatan Ayumi pada Irina. Aku akan... melayani iblis ini sesuai ganjaran yang harus ia terima.
Benar, orang yang tadi kupukul itu adalah seorang iblis. Aku baru menyadarinya karena terlalu fokus pada puing-puing mansion yang berserakan, jadi aku baru melihat tanduk dan ekor yang menandakan bahwa ia adalah ras iblis. Dilihat dari penampilan, perawakan, serta sikapnya, sepertinya ia adalah ras iblis murni.
Ibu yang mananya hampir terkuras habis, mati-matian melawan iblis itu dengan sihirnya. Ia menahan setiap serangan iblis tersebut dengan sihirnya untuk melindungi kami yang berada di belakang. Ia tampak lelah dan keringatnya bercucuran tanpa henti.
Aku berbalik dan berjalan pelan ke arah ibu. Lututnya sudah bergemetar hebat dan matanya sudah sayu menandakan ia sudah mencapai batasnya dan siap untuk pingsan, tapi ia memaksakan dirinya. Sebaliknya, iblis tersebut, entah bagaimana ia kembali pulih dan tidak terlihat lelah seperti tadi.
"Oh wahai cahaya, tuntunlah orang-orang tersesat ke dalam cahaya hangatmu! [Radiance Wave]!"
Dengan sisa tenaga yang ia punya, ibu berusaha untuk melancarkan serangan terakhir. Lingkaran sihir muncul di depannya dan dari dalam sana keluar sesuatu berwarna kuning yang sangat terang berbentuk angin puyuh kecil. Itu adalah [Radiance Wave] milik ibu yang mengarah tepat ke iblis tersebut.
"Heh, sihir cahaya selemah itu takkan bisa melukaiku! Menarilah bagaikan penari di taman langit! [Lightning Flower]!"
Begitu ia merapal mantra, beberapa lingkaran sihir muncul di sekitar tubuhnya dan mengeluarkan percikan-percikan listrik ungu terang. Listrik ungu itu terbang tepat menuju [Radiance Wave] milik ibu dan akhirnya bertabrakan. Dalam sekejap, sihir milik ibu dihancurkan dengan percikkan listrik ungu yang jumlahnya lebih dari 10 tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart For New Life In Another World [END]
FantasyHighest Rank in Fantasy : #38 (8-12-2017) Sagetome Katobe, seorang siswa SMA berusia 17 tahun, tak pernah merasakan apa itu kebahagiaan selama hidupnya. Selama ini ia dianggap budak oleh kedua orang tuanya sejak kecil dan selalu diperlakukan kasar...