34. Janji

8.9K 646 346
                                    

“Uuhh...”

Aku mengerang kecil karena kondisiku saat ini. Bukannya gawat atau sesuatu yang darurat, tapi aku bisa mati! Ya, mati dibunuh oleh kebosanan! Karena inilah aku benci tidak membawa buku atau apapun yang bisa dibaca.

Aku masih terbaring lemas di atas kasur yang telah disiapkan karena menembus batasku sendiri 3 hari yang lalu. Saat ini, kami dalam perjalanan pulang menuju kerajaan Sunia dengan kapal.

Lestia dan Gerrard mengambil alih komando seluruh kapal, sedangkan Maria diminta untuk mengurusiku untuk sementara. Ya ampun, aku seperti anak kecil saja. Tunggu, aku kan memang anak kecil.

Semua penduduk half-demon, komandan pasukan kerajaan, ketiga jenderal kerajaan, dan keluarga kerajaan yang saat ini sedang berlayar kembali ke Sunia, telah melihat kekuatanku yang sesungguhnya. Karena aku tidak ingin berita ini menyebar, aku menyuruh mereka tutup mulut soal ini dan mereka dengan mudahnya menjawab seperti anak buahku. Sebenarnya ada apa dengan mereka tiba-tiba menurut seperti itu?

Dan juga...

“Kenapa kau ada di sini!?”

“Tidak boleh?”

“Bukannya tidak boleh sih, tapi bukannya Lestia melarang yang lain masuk selain Gerrard dan Maria!? Kenapa kau di ruanganku!?”

“Ah, Maria-sama tadi menyuruhku untuk menemanimu dulu agar tidak bergerak kemana-mana.”

“Oi, aku ini tidak bisa bergerak, mana mungkin aku berkeliaran di dek sesuka hatiku. Kalau memang bisa bergerak, hal itu sudah kulakukan sejak lama.”

“Oh benarkah? Bagaimana kalau Lestia-sama melihatmu?”

“Uuhh... itu sih lain lagi ceritanya.”

Untuk pertama kalinya, aku kalah dalam adu kata-kata. Yah, itu wajar kalau dengan yang lebih tua. Yang sedang berbicara denganku saat ini adalah Milie, seorang half-demon yang pernah hampir kubunuh di istana karena berniat menculik Lestia.

Entah kenapa, aku merasakan ada yang mengganjal di dalam dirinya. Di wajahnya terlihat jelas bahwa ia ingin mengatakan sesuatu, tapi ia tidak mengatakannya. Karena ia tidak bisa mengatakannya, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.

“Oh ya, Milie, bagaimana keadaan adikmu dan yang lain?”

“Mereka sedang bermain-main di atas dek kapal yang mereka tumpangi. Mereka sempat membuat retak dinding karena terlalu bersemangat bermain bebas, akibatnya mereka di marahi oleh komandan Rofile.”

“Ahahaha, aku bisa tidak membayangkan bagaimana Rofile marah dengan wajahnya yang sama sekali tidak terlihat seram itu.”

Seketika itu juga ruanganku dipenuhi oleh suara tawa kami berdua. Rofile mempunyai tampang yang tidak menyeramkan, jadi aku tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresinya marah. Walau badannya sangat besar dan dapat mengintimidasi seseorang dengan tubuh kecil seperti diriku ini, entah kenapa wajahnya yang tidak seram itu seperti tidak cocok untuknya.

Kalau tak salah, Rofile adalah terkuat keempat di antara seluruh komandan pasukan kerajaan. Ngomong-ngomong, komandan pasukan kerajaan semuanya berjumlah 8 orang, termasuk Rofile dan Gerrard. Gerrard menduduki kursi komandan pasukan kerajaan sejak usianya masih 11 tahun, bukankah itu sangat hebat? Yah, aku sendiri sampai tidak bisa mempercayainya.

Salah satu komandan pasukan kerajaan yang sempat menjaga di kapal ini disuruh bergabung ke komandan yang lain, jadi di kapal ini hanya ada satu komandan pasukan kerajaan, selain Gerrard. Setiap satu kapal di koordinasi dan diawasi oleh 2 orang komandan, dan sisanya masing-masing dijaga oleh jenderal kerajaan.

Restart For New Life In Another World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang