Tekanan manaku meningkat drastis dan aura keemasan mulai mengamuk di sekitar tubuhku. Bukan hanya aura keemasan, tapi angin yang ada di sekitarku juga ikut mengamuk. Tanah di sekitar mulai beterbangan menjadi puing-puing kecil.
Milechias terbang ke arahku tidak berhenti dan tetap maju dengan tangan kanan memegang pedangnya yang siap membelahku menjadi dua dengan sebuah tebasan vertikal. Aku melihat jalur pedangnya dengan jelas, lalu kuangkat tangan kiri dan menangkap tebasan yang ia berikan padaku.
Menyadari pedangnya di tangkap, ia membuat ekspresi terkejut. Kekuatan mengalir deras ke seluruh sel-selku, tapi aku sama sekali tidak merasakan adanya tanda-tanda kelelahan atau apapun semacam itu. Tekanan manaku... tidak bisa kuperkirakan.
“Khh...”
Berkali-kali ia menarik pedangnya, tapi ia tetap tidak bisa menariknya. Mana dengan kekuatan yang melimpah seperti ini... sangat tidak bisa dipercaya. Walau aku pernah menggunakannya sekali dalam latihan diam-diamku, tapi aku tidak pernah membangkitkan kekuatan ini secara penuh. Paling tinggi, aku hanya sampai ke aura emas yang samar-samar karena peringatan Bahamut.
Ia berkata bahwa tubuhku masih belum bisa menahan kekuatan ini. Aku harus terus berlatih keras dan meningkatkan kekuatanku sendiri jauh melebihi sekarang. Tubuh ideal untuk menggunakan kekuatan ini adalah tubuh yang ditempa sekeras mungkin, melebihi besi terkuat.
Maksudnya ditempa melebihi besi terkuat itu hanyalah ungkapan, jangan salah paham. Intinya, tubuhku yang sekarang ini masih jauh dari tubuh ideal yang tepat untuk menggunakan kekuatan ini. Bahamut memang tidak memaksaku untuk tidak menggunakan kekuatan ini dengan tubuhku yang belum kuat, tapi ia memperingatkanku bahwa tubuhku bisa hancur karena kekuatan ini.
“A-apa-apaan kekuatan ini!?”
Milechias menarik pedangnya dengan kedua tangannya, tapi itu tidak berhasil. Hanya dengan cengkeraman tangan kiri, aku bisa menahan pedang serta kekuatan yang luar biasa kuat miliknya ini. Tapi... aku tidak bisa berlama-lama!
Kutarik pedangnya sekaligus tubuhnya mendekatiku, lalu kuarahkan telapak tangan kananku ke dagunya dan mendorong dagu itu ke atas. Alhasil, kedua tangannya otomatis terlepas dari pedangnya dan tubuhnya melayang beberapa cm dari atas tanah. Terlihat jelas, tampaknya ia syok karena seranganku barusan dan tidak bisa merespon.
Karena tidak bisa merespon atau kembali ke kesadarannya untuk beberapa milidetik, aku menyiapkan tangan kiriku dengan melebarkan telapak tangan membentuk sebuah serangan yang sama seperti yang kupakai untuk menghantam dagunya, yaitu serangan telapak. Kualirkan sedikit mana ke dalam tangan kiriku dan memukul perutnya dengan keras.
“Uuoggh!”
Tangan kiriku benar-benar terbenam ke dalam perutnya karena tubuhnya melenting ke depan akibat pukulanku. Ia terlempar jauh ke depan sambil menghancurkan bangunan-bangunan yang ia lewati. Memang tak ada waktu untuk berlama-lama, tapi aku melihat ke arah kapal yang mengangkut Lestia dan Gerrard.
Lestia dan Gerrard tidak mempercayai apa yang mereka lihat dan membelalakkan mata mereka karena alasan tersebut. Karena waktuku hanya sedikit, aku hanya melemparkan sebuah senyum sekilas dan berlari ke arah tempat Milechias terlempar. Ngomong-ngomong, kapal terakhir sudah melepas jangkar mereka dan segera menjauhi kota ini, jadi aku tidak perlu khawatir lagi tentang mereka.
Ketika aku berlari, aku melihat dan merasakan ledakan tekanan mana yang lebih besar dari yang tadi. Begitu kulihat, inti ledakan tersebut adalah Milechias yang mungkin mengerahkan seluruh kekuatannya. Jika kubandingkan dengan tekanan manaku yang sekarang ini... mungkin tekanan mana yang ia miliki masih di atasku.
Memang aku tidak bisa merasakan tekanan manaku sendiri, tapi entah kenapa, aku berfirasat seperti itu. Ia mengepakkan sayapnya dan melesat ke arahku dengan kecepatan yang luar biasa beserta pedangnya yang telah siap menebasku. Tapi aku bisa melihatnya dengan jelas!
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart For New Life In Another World [END]
FantasiaHighest Rank in Fantasy : #38 (8-12-2017) Sagetome Katobe, seorang siswa SMA berusia 17 tahun, tak pernah merasakan apa itu kebahagiaan selama hidupnya. Selama ini ia dianggap budak oleh kedua orang tuanya sejak kecil dan selalu diperlakukan kasar...