Aku berlari kencang ke arahnya dengan pedang yang kugenggam di tangan kananku. Ia mengambil ancang-ancang untuk menyerang serta bertahan menggunakan sihir. Kupikir ia takkan melakukan apa-apa lagi karena sudah memasang [Air Fortress], tapi tampaknya dugaanku salah besar.
"Ketika fajar baru menyising, maka kau juga akan terbangun! [Rising Sun]!"
Begitu mengucapkan mantra, dari permukaan tanah di belakangnya perlahan-lahan terbangun sebuah lingkaran sihir yang makin berdiri tegak. Setelah berdiri tegak, lingkaran sihir tersebut mengeluarkan sebuah bola api raksasa berdiameter kira-kira 5 meter yang mirip dengan matahari. Kemudian putri Lestia mengarahkan tangan kanannya ke arahku.
Seketika itu juga bola api raksasa itu terbang dengan cepat ke arahku. Kalau tak salah, [Rising Sun] adalah salah satu sihir tingkat atas, kelas A. Memang kekuatan penghancurnya berada di bawah [Banishment Fire] milik komandan Rofile sebelumnya, tapi tetap saja sihir itu sangat mematikan jika terkena langsung.
Sesaat sebelum sihir itu mengenai diriku, aku mengalirkan sedikit mana ke kaki dan melompat ke kiri. Alhasil aku berhasil menghindari serangan sihir mematikan tersebut, walau ledakan di belakangku takkan terelakkan.
DUAARR!!
Angin ledakan memang agak menggangguku, tapi konsentrasiku takkan mudah terambil alih oleh sesuatu yang sepele seperti ini. Tapi tak kusangka putri Lestia bisa menggunakan ketiga elemen sihir tersebut dengan baik. Sihir air dan api untuk menyerang, sihir angin untuk bertahan, kombinasi yang cocok.
Air yang dingin dan api yang panas, pemanfaatan perubahan suhu yang sangat tepat. Dingin untuk sedikit menghambat gerakan lawan dan panas untuk menghajarnya dengan cepat. Aku penasaran, sebenarnya bakat apa yang ia miliki sehingga bisa membuat sihir ketiga elemen ini sampai sekuat itu? Apa ia kuat di ketiga elemen tersebut?
"Hebat juga bisa menghindari seranganku itu."
Serangan semacam itu takkan mempan terhadapku, kecuali dengan kecepatan serang yang mencapai 300 km/jam. Tapi terima kasih atas pujiannya, senang bisa dipuji oleh anggota keluarga kerajaan secara langsung seperti ini.
"Anda juga hebat bisa menguasai sihir tingkat atas seperti itu, Lestia-sama."
"Te-terima kasih..."
Kenapa kau bisa bersikap malu-malu seperti itu ketika berhadapan dengan lawan? Apa kau terlalu meremehkanku dan sudah merasa menang? Atau kau memang merasa senang ketika aku mengucapkan itu? Aku bingung.
Ya biarlah, itu masalahnya sendiri, jangan salahkan aku jika kau kalah. Aku adalah pria yang mengambil kesempatan ketika kesempatan itu datang, jadi kesempatan ini takkan kulepaskan!
Aku mengangkat tangan kiriku ke depan mengarah padanya.
"Lemparkanlah tombakmu, wahai Zeus! [Lightning Spear]!"
Lingkaran sihir muncul di tangan kiriku dan mengeluarkan sebuah petir biru berbentuk tombak yang melesat lurus ke arahnya. Tapi tetap saja tertahan oleh [Air Fortress] miliknya.
"Apa itu tadi?"
Ia memperlihatkan ekspresi terkejutnya sekali lagi padaku karena perbuatanku. Apa sihirku ini terlalu unik sehingga selalu mengejutkan seseorang?
"Itu adalah sihir saya, [Lightning Spear]. Sihir ini adalah salah satu sihir petir yang saya kuasai."
"Tapi bukankah itu sihir tingkat atas?"
Eh? Benarkah? Seingatku, sihir [Lightning Spear] ini adalah sihir tingkat menengah yang mempunyai daya hancur kuat. Kenapa ia malah menyebutnya sebagai sihir tingkat atas?
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart For New Life In Another World [END]
FantasyHighest Rank in Fantasy : #38 (8-12-2017) Sagetome Katobe, seorang siswa SMA berusia 17 tahun, tak pernah merasakan apa itu kebahagiaan selama hidupnya. Selama ini ia dianggap budak oleh kedua orang tuanya sejak kecil dan selalu diperlakukan kasar...