29. Tunggu Aku, Milechias!

5.6K 559 59
                                    

Aku berkuda menuju Arelia dengan kuda yang dipakai prajurit istana itu secepat mungkin. Memang lebih cepat memakai hoverboard, tapi aku tidak ingin menunjukkannya di depan banyak orang. Aku sudah mengambil hoverboard-ku yang tertinggal di dekat bekas mansion keluarga Kusaga, jadi aku bisa pergi secepatnya ke kota Lufia sesudah aku sampai di istana.

Sebelum matahari menyising, aku memasuki gerbang masuk Arelia terburu-buru. Ada beberapa penjaga yang berusaha mencegahku masuk, tapi aku langsung menunjukkan kartu identitas kebangsawananku. Melihat kartu identitasku, mereka segera mempersilahkanku masuk.

Sama seperti di gerbang masuk Arelia, gerbang istana dijaga ketat, lebih ketat dari sebelumnya. Ini pasti karena penculikan Lestia dan Maria yang dilakukan oleh utusan Milechias. Sesampainya di pintu masuk istana, terlihat seorang pria berpakaian pelayan seperti menunggu di sana.

“Ibane-sama?”

“Ya, aku langsung ke sini begitu menerima surat yang mulia.”

“Baiklah, silahkan tinggalkan kuda itu bersama saya dan langsung temui saja yang mulia di ruangannya.”

“Terima kasih.”

Aku turun dari kuda tersebut dan memberi tali pengendalinya ke pria tersebut. Karena sudah ada yang mengurusi kuda tersebut, aku langsung menerjang ke dalam istana menuju ke ruangan yang mulia Alestio, ruang aula. Biasanya ia berada di sana ketika ada sesuatu, jadi mungkin saja sekarang ia ada di ruangan itu sekarang.

Sesampainya di depan pintu aula, aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Beberapa saat kemudian, aku mendorong pintu tersebut dan melangkahkan kakiku ke dalamnya. Di ruangan ini, terlihat semua komandan pasukan istana, 3 orang yang memakai zirah perak besi, dan para keluarga kerajaan.

Begitu aku masuk, pandangan mereka secara otomatis menatapku. Tapi beberapa saat kemudian, komandan pasukan istana, kecuali Rofile, menunjukkan ekspresi marah. Yang mulia yang melihatku langsung mengusap air matanya dan menatapku dengan mata yang memerah dan berkaca-kaca.

“Ibane-kun.”

“Ya, aku sudah berada di sini, yang mulia.”

“Terima kasih atas tanggapanmu yang cepat ini.”

Aku membungkuk sedikit padanya lalu menegakkan kembali tubuhku. Yang mulia masih sedikit menitikkan air mata, jadi ia mengusapnya lagi. Yang mulia ratu dan Gerrard juga mengeluarkan air mata karena kedua putri kerajaan Sunia ini diculik oleh salah satu utusan demon lord.

Yang mulia tidak berani mengambil tindakan langsung yang gegabah karena ini adalah demon lord. Demon lord adalah seorang iblis yang mempunyai kekuatan sangat besar, mungkin melebihi 9 pahlawan pembunuh Abyss, jadi wajar saja ia tidak melakukan gerakan apapun.

Kemudian ia menatap ke depan dan melantangkan apa yang ia ingin katakan.

“Seperti yang kalian ketahui, anak ini adalah Kusaga Ibane, seorang Sofic Knight yang beberapa hari lalu kuangkat serta tunangan Lestia.”

Selagi ia mengatakan itu, semua pandangan tertuju padaku, terutama mata para komandan pasukan kerajaan yang marah. Tentu saja mereka marah padaku, aku tahu alasannya. Lalu salah satu dari mereka berdiri, dan diikuti semua komandan pasukan kerajaan.

“Hei, bocah! Aku tidak tahu kenapa kau bisa di angkat yang mulia menjadi seorang Sofic Knight dan menjadi tunangan Lestia-sama, tapi menurutku, kau tidak cocok sebagai tunangan Lestia-sama!”

“Orang macam apa yang membiarkan pasangannya diculik begitu saja!? Kemana kau saat Lestia-sama diculik hah!? Bermain dengan gadis lain di rumah bordil dengan usiamu yang seperti itu hanya karena kau seorang bangsawan!?”

Restart For New Life In Another World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang