• 18 •

83.1K 3.5K 10
                                    

"Aku tau memaksakan hatimu untuk menyimpan namaku di dalamnya adalah sebuah kesalahan, tapi apakah aku tetap salah jika tak bisa menghilangkan namamu dalam hatiku?"

- Bella Clarissa Fernandez -

-------------------------------------------------------------

Andhita baru saja bisa terlelap setelah kejadian panjang yang menghiasi catatannya di hari itu. Meski awalnya ia merasa tak bisa tidur karena pikiran yang bertebaran di otaknya, akhirnya gadis itu malah tak sengaja tertidur saat tengah menonton video pembelajaran online yang menjelaskan materi tentang sel tumbuhan. Ya, belajar dengan cara malas-malasan seperti itu selalu berhasil membuatnya ketiduran.

Denny menarik headset yang masih terpasang pada telinga kakaknya, kemudian menghentikan video yang masih berputar di i-pad milik Andhita.

Sayangnya, gadis itu bergeming, tak terpengaruh sedikitpun. Andhita masih terlelap dengan tenangnya.

"Kak! Bangun," Denny mulai mencolek-colek lengan kakaknya.

Andhita hanya menggerakkan tangannya untuk mengusir tangan Denny. "Ish, banguuuun!" Denny berteriak tepat di depan telinganya.

Berhasil, Andhita mengerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan cahaya lampu yang menusuk korneanya.

"Apa?" tanya gadis itu dengan suara serak khas bangun tidur. Andhita kembali memeluk guling di sampingnya, matanya pun kembali tertutup.

"Kakak dipanggil Mommy, buruan!" jawab Denny.

"Ngapain?" tanya Andhita tanpa bergerak sedikitpun.

"Permisi. Kami boleh masuk, Non?"

Belum sempat Denny menjawab, dua orang pelayan yang bekerja di rumahnya terlihat berdiri di depan kamar Andhita.

"Hmm.." sahut Andhita, memperbolehkan. Akhirnya, gadis itu pun beranjak dan duduk di pinggir tempat tidurnya dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul.

Kedua pelayan tadi pun memasuki kamar Andhita setelah mendapat izin, mereka segera menyiapkan pakaian yang akan dikenakan Andhita dan beberapa barang-barang yang biasa dibawa gadis itu untuk berpergian.

"Eh eh, kalian ngapain?" Andhita mendadak panik ketika melihat mereka memasukkan barang-barangnya ke tas.

Bi Sari, salah satu pelayannya pun menghampiri Andhita, "maaf, tadi kami diperintahkan untuk menyiapkan keperluan Non Andhita untuk beberapa hari ke depan. Sekarang lebih baik Non ganti baju dulu," sarannya sambil mengulurkan pakaian Andhita.

"Emang mau pada kemana?" tanya Andhita heran, tapi ia tetap mengambil pakaian tersebut dan bangun untuk berganti pakaian.

"Ko si Denny gak ganti baju?" tanyanya lagi setelah melihat Denny masih berdiri dengan pakaian tidurnya.

"Cuma Non Andhita yang akan pergi," jawab Bibi itu dengan lembut.

"Lah?!"

"Non sebaiknya cepat ganti baju, soalnya pengawal 'Den Reynand sudah menunggu di bawah," saran Bibi itu lagi.

"Reynand?! Ngapaiiin?!" Andhita tak habis pikir, mau apa pengawal Reynand menjemputnya tengah malam begini.

"Den Reynand masuk rumah sakit," jawabnya hati-hati.

Gadis itu terdiam sesaat. Tapi, kemudian Andhita menghentikan sesi interogasinya, ia segera berlari ke kamar mandi di kamarnya untuk berganti pakaian dengan buru-buru.

ReynandhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang