"Saat ada setetes masalah datang, ketahuilah bahwa akan selalu ada jalan keluar seluas samudera."
-Raffa Putra Nandathama-
-----------------------------------------------------------
Sudah malam kedua sejak Andhita turut menemani Reynand di Rumah Sakit, artinya besok mereka berdua bisa pulang. Andhita sudah tak sabar menunggu lelaki itu diperbolehkan pulang. Tapi ia juga tak bisa terlalu berharap, setelah melihat keadaan Reynand yang tak kunjung membaik sejak kemarin.
"Yash! Gue menang lagi!!" pekik Kane dengan bangga, lelaki itu melonjak saking senangnya.
Rama membanting stick ps dari tangannya dengan kesal, "kali ini apa?" tanyanya pasrah.
"Apa yah?" Bola mata Kane berputar-putar mencari ide untuk menghukum Rama lagi.
"Ah! Ketemu!" Kane menjentikkan jarinya. "Sini lo gue bisikin," perintahnya kemudian.
Rama pun menurut dan mendekatkan telinganya ke arah Kane mau tak mau, Kane segera mengatakan apa hukuman yang harus dijalankan oleh sahabatnya itu.
"What?!! Gak! Gabisa, gabisa!" tolak Rama keberatan.
"Mana boleh gabisa. Kita kan udah janji, yang kalah harus turutin perintah yang menang!" paksa Kane.
"Tapi ini mustahil!!" decak Rama.
"Gak! Pokoknya lo harus nepatin janji!"
"Gamauu!"
"Haruus!!"
"Ga-"
"Kalian bisa gak sih jangan berisik?" Reynand akhirnya angkat suara. Mengalihkan sorot mata tajamnya ke arah dua lelaki yang tengah duduk di sofabed itu.
"Iyaa! Jangan berisik dong! Suara oppa gue jadi gak kedengeran, 'kan?!" Andhita ikut menimpali, tapi matanya masih fokus menatap layar ponsel, menonton drama korea.
Kane dan Rama menghentikan keributannya sejenak. Jika Reynand sampai meminta mereka diam, berarti ia sudah merasa sangat terganggu.
"Iya iyaa.." jawab mereka bersamaan.
Reynand kembali memejamkan matanya, lelaki itu tak benar-benar mengantuk atau berniat untuk tidur meski ini sudah lewat pukul 12 malam, ia hanya ingin memejamkan mata karena kepalanya masih terasa pusing.
Ceklek!!
Semua orang yang berada di ruangan itu segera menengok ke sumber suara.
"Raffa?"
"Lo ngapain kesini malem-malem?" tanya Kane dengan tatapan tak percaya.
"Iya, diantar siapa?" Rama ikut menimpali.
Raffa belum menjawab, ia masih berdiri mematung di depan pintu. Matanya terbuka lebar setengah kaget, ia tak menyangka jika di ruangan ini telah ada Kane dan juga Rama.
"Raffa, jawab," perintah Reynand yang akhirnya buka suara. Lelaki itu menghela napas lelah, kepalanya terasa semakin pusing setelah melihat kehadiran adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynandhita
Fiksi Remaja[Completed] Mengisahkan seorang siswa bernama Reynand Putra Nandathama, yang dijuluki sebagai 'Ice Prince' di sekolahnya. Hidupnya nyaris terlihat sempurna bagi kebanyakan orang. Namun, menjadi putra mahkota penerus kekuasaan Nandathama Group sama s...