• 15 •

89.2K 3.9K 112
                                    

"Aku tau aku punya ingatan yang tak terlalu baik. Dan aku mensyukuri hal itu, karena dengan begitu, melupakanmu tak akan jadi terlalu sulit bagiku."

------------------------------------------------------------

"Kakaak!!"

"Banguun!! Ada kak Reynand tuh!" teriakan Denny berhasil membuat Andhita terbangun dan melompat kaget.

"Itu Kak Reynand udah nungguin di bawah!" jelas Denny sekali lagi.

'Kacau! Kenapa gue malah ketiduran!'

Andhita segera meraih ponselnya, membuka kunci untuk mengecek notifikasi yang masuk. Dan benar saja, lelaki itu telah mengirim beberapa chat sebelumnya.

Jam berwarna biru yang terpasang di dinding kamarnya telah menunjukkan pukul 7 lewat. Tapi ia bahkan belum bersiap-siap untuk menghadiri pesta ulang tahun Bella malam ini, padahal acaranya sebentar lagi akan dimulai.

Andhita segera berlari ke kamar mandi di kamarnya untuk mencuci muka.

"Kamu ngapain masih di sini?! Keluar sana!" usir Andhita, melihat Denny masih bengong menunggunya di dekat pintu. Ia pun mendorong tubuh kecil Denny dengan mudahnya untuk keluar.

--

Tak butuh waktu yang begitu lama, Andhita sudah siap dengan dandanan natural yang ya.. suka-suka dia. Karena Andhita sendiri memang bukan tipe gadis yang hobi dandan.

Seperti biasa, Reynand sudah duduk menunggunya di ruang tamu. Lelaki itu sudah terlihat rapi dengan setelan jas abu-abu tua yang menutupi kemeja biru muda yang dikenakannya hari ini.

"Duuh, Andhitaaa.. baju udah mommy siapim yang paling cantik, masa kamu dandanannya cuma gini aja?" Lengkingan suara Meysha membuat langkah Andhita terpaksa berhenti.

"Apa lagi sih, Momm?" tanya Andhita gusar.

"Sini Mommy dandanin!" ajak Meysha yang lebih terdengar seperti sebuah perintah yang tak terbantah.

"Tapi aku udah ditunggin," bantah Andhita.

Andhita tak serta-merta menuruti, sekilas ia melihat ke arah Reynand dengan tatapan meminta bantuan. Tapi lelaki itu tak mengerti dan hanya menatapnya tanpa ekspresi.

"Reynand, gak apa-apa 'kan kalau kamu tunggu sebentar lagi? Tante mau ngurusin anak tante yang gak bisa dandan ini," pinta Meysha segera.

Reynand melirik jam tangan yang dikenakannya, angka disana menunjukkan pukul setengah delapan lewat, "Gak apa-apa, Tante," jawabnya seraya mengangguk kalem. Toh, mereka memang sudah terlanjur telat. Andhita sontak melotot tajam ke arah lelaki itu setelah mendengar jawabannya barusan.

Melihat raut penuh kesal dari wajah Andhita, membuat Reynand mengangkat sebelah alisnya dengan bingung, seolah bertanya 'kenapa?'

Andhita menghela napasnya berat. Dalam batinnya, hanya satu kata yang tepat untuk menggambarkan Reynand saat ini...

'Ngeselin!'

"Tuh kan. Ayo!" Tanpa ba-bi-bu, Meysha menarik pergelangan tangan anak gadisnya, bersiap untuk eksekusi.

--

ReynandhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang