• 39 •

65.5K 2.7K 28
                                    

Aku tak memiliki banyak waktu untuk mencari siapa saja yang jadi pengkhianat
karena tubuhku sendiri bahkan ikut mengkhianatiku.

Reynand Putra Nandathama

----------------------------------------------------------

Auto flashback

"Sejak kapan sikapnya berubah?"

"Sejak bundanya meninggal karena kecelakaan," jawab Bella.

"Waktu itu dia ada di mobil yang sama, dia nyaksiin sendiri gimana bundanya meninggal, Dhit. Orang yang paling dia sayang," ujar Bella.

"..."

"Rey.."

"Reynand!"

Kesal karena panggilannya tak kunjung mendapatkan perhatian dari si pemilik nama, Bella berdiri dan melompat ke bawah, berpindah tempat, gadis itu kini berdiri di hadapan Reynand yang sedang duduk dengan tatapan kosongnya di salah satu anak tangga dalam rumahnya.

"Jangan diem terus dong! Kamu marah sama aku?!" tanya Bella berapi-api.

Reynand kini mengangkat wajahnya, raut wajahnya masih datar dan dingin meski kini iris terangnya telah berpindah, menatap Bella dengan tajam.

"Udah aku bilangin juga, jangan liatin aku kayak gitu! Serem tau!" titah Bella tegas. Saat itu, ia belum terbiasa melihat tatapan Reynand yang tajam seperti itu. Setiap ditatap Reynand, Bella hampir selalu merasa jadi takut. Ia merasa kalau Reynand berubah jadi agak menyeramkan, sangat berbeda dari Reynand yang sebelumnya.

Mendengarnya, Reynand segera mengejap sekilas, kemudian memindahkan sorot matanya ke arah lain.

"Masa sih kamu beneran marah sama aku? Emangnya aku bikin salah apa coba?" Bella bingung setengah mati menghadapi anak lelaki di hadapannya kali ini. Reynand belum juga terlihat berniat untuk menjawabnya.

Padahal sebelum kejadian itu terjadi, anak itulah yang biasa lebih dulu membuka percakapan.

"Rey!"

"Ahs.." Lelah, Bella memilih untuk duduk di hadapan Reynand, pada anak tangga di bawah lelaki itu.

"Semenjak kejadian itu, kamu masih aja diem. Aku tau kamu sedih. Tapi kamu gak boleh dong terus-terusan diem gini!" racau Bella. Kesal karena sudah hampir sebulan Reynand belum juga mau berbicara dengannya, bahkan mungkin dengan siapapun!

"Kamu kenapa, Rey?! Cerita dong sama aku! Aku kan juga sering cerita sama kamu!" pinta Bella.

"Ish! Ini Reynand bukan sih?! Jangan-jangan kamu bukan Reynand lagi?" Bella menebak asal, ia terlalu kesal. Tapi ia memang merasa kalau sosok lelaki di depannya ini tak lagi sama seperti Reynand yang dulu.

Sementara itu, Reynand sendiri hanya diam mendengarkan semua celotehan Bella. Tubuhnya ia sandarkan pada dinding di samping anak tangga yang sedang didudukinya.

"Kalau kamu masih terus-terusan diem gini, mending aku aja yang ngambek!" ancam Bella.

"Please.. ngomong sama aku. Apa aja. Terserah. Aku bakal dengerin." Bella sudah kehabisan akal untuk memancing Reynand agar mau mengeluarkan suaranya.

ReynandhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang