• 38 •

65.3K 2.6K 23
                                    

Manusia terbiasa mencari-cari alasan dan menjadikan orang lain sebagai tersangka dalam setiap masalah yang dihadapinya.

Padahal.. kalau ditelaah lebih dalam,
hati sendiri-lah yang sering kali jadi penyebabnya.

-

__________________________________________

"Andhita! Ghany berantem sama Nico!"

Langkah mereka akhirnya terhenti di depan lapangan basket outdoor sekolah mereka. Lapangan telah jadi cukup ramai oleh murid-murid yang belum pulang, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak yang sedang ada jadwal ekskul siang itu, mereka berdesakan agar bisa melihat apa yang kini menjadi pusat perhatian.

Tak seperti Chelsea dan Nabilla yang berhenti, diam menonton mengikuti yang lain, Andhita dan Bella tetap melanjutkan langkahnya, menyeruak masuk melewati kerumunan itu.

"Nico!" suara kedua gadis itu terdengar sangat lantang hingga berhasil membuat orang yang bersangkutan menghentikan aksinya.

Nico menoleh, memandang Bella dan Andhita dengan kilat tajam dan napas yang masih memburu karena emosi. Ia mencengkram erat kerah kemeja yang dikenakan Ghany sebelum menghempaskan tubuh anak yang sudah babak belur itu begitu saja.

"Lo apa-apaan, sih?" maki Andhita.

Andhita segera berlari menolong Ghany. Tubuh anak itu kini dipenuhi oleh lebam dan luka.

"Lo udah gila, hah?!" kecam Bella.

"Iya! Gue udah gila! Gue gak akan biarin siapapun dekatin Andhita, apalagi cowok kelas rendahan kayak dia!" ucap Nico berapi-api.

Bella menggelengkan kepalanya tak habis pikir. "Beneran gila ternyata," gumamnya.

"Lo juga pernah bilang hal semacam itu ke Ghany, 'kan? Lo nyuruh dia ngaca, bilang kalau cowok kelas rendahan itu gak pantas buat sekolah di sini, apalagi sampai berani dekatin gue', Inget?" Bella mengingatkan kejadian yang pernah dilaporkan Ghany saat Nico salah paham dengannya hingga anak itu berujung diserang, saat itu Reynand membantunya. (Kalo kalian lupa, bisa lihat lagi di chapt. 2)

"Memalukan!" Bella berdecih.

Mendengar pengakuan Bella, Nico kembali menatap Ghany dengan tatapan mematikan. "Pengadu," gumamnya pelan.

"Asal lo tau, Nico. Ghany itu jauh lebih baik dibanding lo. Meskipun dia gak punya orang tua yang kaya seperti lo, dia lebih pintar dari lo. Lo lupa? Dia masuk kelas unggulan. Lo gak bisa, kan? Jadi, lo yang seharusnya ngaca!"

Nico tak bisa menanggapinya, Bella terlihat sangat menyeramkan jika sudah seperti ini.

Gadis itu berbalik, mengedarkan pandangannya ke arah kerumunan murid yang sedari tadi masih setia menonton.

"Beberapa dari kalian pasti punya rekaman atau foto kejadian tadi, kan? Kalau kalian takut buat laporin dia_" Bella melirik Nico, "_kirim aja ke gue secepatnya! Gue yang bakal laporin kejadian ini ke pihak sekolah!" ucapnya berani. "Dan.. bagi siapa pun yang ngirim ke gue. Tenang aja, ini gak gratis," tambahnya.

🍁🍁🍁

"Rey.. coba tebak, gue udah baikan sama Bella, dong! Lo seneng, 'kan? Makanya cepetan bangun!"

ReynandhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang