• 22 •

71.3K 3.3K 43
                                    

"Ketahuilah. Aku sedang berusaha, bukan sekedar berharap agar bisa selalu berada di sampingmu."

-Reynand Putra Nandathama-

------------------------------------------------------------

"Gue bener-bener minta maaf, Andhita," ucap Vino.

Andhita yang duduk di depannya masih terdiam. Sejak Vino menjemputnya, gadis itu tak banyak bicara.

"Waktu itu lo gak cerita apa-apa dan malah ngilang gitu aja. Gue khawatir, Dhit. Lo ngerti kan posisi gue gimana?"

Andhita mengangguk samar, "gue juga salah. Malah ngilang gitu aja tanpa alasan," ucap Andhita akhirnya.

"Coba aja waktu itu gue lebih berani buat nyatain perasaan ke lo lebih cepet," racau Vino sambil melemparkan senyum miris.

"Percuma juga, kita pasti bakal putus nantinya." Andhita menyandarkan punggungnya, kemudian kembali melemparkan pandangannya ke arah lain, melihat jalanan di luar kaca jendela sampingnya.

"Yah, seenggaknya biar gue pernah ngerasain gimana rasanya bisa jadi pacar lo, gimana rasanya jadi orang yang selalu ada di samping lo, jadi alasan di balik senyum lo," ungkap Vino jujur.

Andhita tersenyum tipis, mendengar pernyataan Vino barusan, pernyataan yang menurutnya romantis dan miris dalam waktu bersamaan.

Lengang,

Mereka saling terdiam beberapa saat, canggung sekaligus bingung harus bicara apa. Mereka telah saling meminta maaf dan memaafkan, terlepas dari bagaimana suasana hati salah satu dari mereka yang masih tak rela melepaskan.

Suasana Caffe masih ramai, sesekali pandangan mata Andhita dan Vino memilih tertuju ke arah panggung kecil di Caffe tersebut, menonton band yang sedang membawakan lagu di sana.

"Andhita..," panggilan Vino membuat Andhita menghentikan kegiatannya menonton, beralih memandang wajah serius Vino di hadapannya.

"Hmm?" sahut Andhita.

Vino menunduk sejenak sebelum kembali mengangkat wajahnya seraya menghela napas. Ia menarik lembut tangan Andhita, kemudian menggenggam tangan gadis itu di atas meja dengan kedua tangannya.

"Gue tau lo lagi berusaha buat nerima cowok itu. Tapi lo harus tau, gue akan selalu ada di samping lo," ucap Vino tulus.

Andhita terdiam, ikut menatap serius wajah Vino di hadapannya. Ia tak berusaha melepaskan genggamannya dari tangan Vino.

"Jujur, gue masih sayang sama lo," lanjut Vino.

"Tapi lo harus ngelepas gue, Vin. Masih banyak cewek lain di luar sana," ujar Andhita keberatan.

"Gue tau. Tapi gue gak bisa ngebohongin perasaan gue sendiri, Dhit. Gue masih sayang sama lo," tegas Vino sekali lagi.

Andhita hanya menatapnya, memandangi manik terang milik Vino dari seberang meja.

"Meskipun gue bukan 'siapa-siapa' lo, dan mungkin gak akan bisa jadi 'siapa-siapa'-nya lo, gue akan selalu ada buat lo, Dhit. Terserah lo mau anggap gue apa, gue gak keberatan," ucap Vino. Sorot matanya benar-benar menandakan kesungguhan.

ReynandhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang