• 53 •

59.7K 2.8K 147
                                    

Hanya diam dan tak bertindak untuk mencegah orang lain berbuat salah sebenarnya juga merupakan sebuah kesalahan.

-Rama Devano Rashaad-
________________________________________

"Help!"

"Reynand?"

"Bangun, Rey! Kamu mimpi!" Gio menepuk pelan tubuh putranya, berusaha membangunkan. Beruntung, Reynand segera bangun dari mimpi buruknya. Mimpi buruk yang sering hadir kembali belakangan ini.

Dalam beberapa detik, Reynand berusaha menyetabilkan deru napasnya yang sempat memberat karena terkejut.

"Are you okay?"

Anak itu memberi anggukkan, meski dadanya masih terasa sedikit sakit ketika menarik napas. Setidaknya, ia masih bisa menahan yang seperti ini.

Suasana di ruangan itu menjadi hening karena Gio tak tau apa yang harus ia katakan pada Reynand saat ini. Ia khawatir, Reynand akan menanyakan hal itu lagi.

"Ayah.." panggil Reynand pelan. Saat ini ia sudah merasa cukup tenang.

"Hmm?"

"Ini tanggal berapa?" Reynand bertanya.

Sejenak, Gio tertegun sebelum melihat tanggal di ponselnya. "Dua puluh tujuh," jawab pria itu akhirnya.

Reynand sempat menghela napasnya pelan sebelum memandangi langit-langit di ruangan itu.

Percayalah, mengetahui bahwa waktumu hanya tinggal sesaat untuk bisa melihat dunia seperti ini bukanlah hal yang menyenangkan.

Kali ini rasanya, ia benar-benar kehilangan semangat. Tubuhnya sudah semakin kehilangan daya.

Bagaimana tidak?

Semua nutrisi yang ia butuhkan untuk tetap hidup itu bisa masuk ke tubuhnya lewat bantuan selang infus.

Untuk bernapas saja, ia butuh alat bantu.

Dan kini, jantungnya bahkan tak akan bisa berdetak dengan baik jika tak menggunakan alat pacu.

Reynand sudah lelah dengan semua ini.

Mungkinkah, kini ia berharap agar waktu itu cepat datang?

Reynand kini kembali mengarahkan iris terangnya kepada sang ayah. "Ayah nggak berangkat kerja?" tanyanya lemah.

Gio menggeleng, tangannya masih setia mengusap kepala Reynand. "Ayah ingin di sini," ucapnya.

Reynand menatap manik sang ayah dengan lekat. "Ayah takut kehilangan Reynand?" tanyanya, to the point.

Tak ada jawaban dari Gio. Reynand tau, jika ayahnya sampai menjaganya seperti ini, pasti itu karena keadaannya yang memburuk.

"Ayah nggak akan kehilangan kamu," ucap Gio kemudian.

Reynand tak memberi tanggapan tentang hal itu lagi, tak begitu yakin dengan ucapan ayahnya kali ini.

"Pertanyaan itu, ayah belum menjawabnya."

ReynandhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang