[17]

6.5K 275 8
                                    

Magenta memutuskan untuk tidur di bahu Marun, karna apapun yang terjadi, ia yakin Marun pasti akan menjaga nya. Magenta sudah memutuskan untuk berubah.
Ia ingin meninggalkan semua kebiasaan buruk nya.

Marun yang mendengarnya pun semangat, dan ikut merasa senang.
Dan salam hati Marun, ia bertekad untuk membantu Magenta.

Magenta mengucek mata nya pelan dan menyadari dia bukan lagi di sofa rooftop itu.

"Hoaammm" Magenta menguap.

"Lah kok gue di kamar?" tanya nya kebingungan.

Lalu terdengar suara orang membuka kenop pintu.

"Eh putri duyung yang demen tidur udah bangun"

Magenta hanya nyengir atas perkataan orang itu. Ralat. Yang benar adalah mengapa orang itu sudah ada di kamarnya sepagi ini.
Kaos hitam dan celana pendek nya melekat di tubuh jangkung dan berhidung mancung itu. Rambut nya yang sehabis keramas juga masih kentara. Apalagi senyuman manis yang selalu di lontarkan oleh sahabat nya itu.

"Pagi" kata Magenta asal.

"Pagi-Pagi, liat noh jam!" Kata Marun.

"Hah?! jam 11?!" kata Magenta terkejut. Ia bangun sesiang ini.

"Makanya lo gue julukin putri tedorr" kata Marun yang masih di ambang pintu.

"Apaan tuh?" kata Magenta sambil menunjuk nampan yang di bawa Marun.

"Yeu kepo aja, ini mah buat gue sarapan" kata Marun asal.

"Gue?" tanya Magenta.

"Noh liat apa di meja" kata Marun.

"Oh iya, hehe makasih"

"Ajaib banget ya mbak, malem-malem tidur di sopa sekarang udah di kasur empuk begini" kata Marun.

"Hehe, makasiii"

"Makasi mulu lo"

"Udah sini masuk, ngapain masih di depan pintu" kata Magenta yang menyadarkan Marun bahwa sedari tadi ia masih di ambang pintu.

Marun pun masuk, dan duduk di samping Magenta, yang masih terduduk di atas kasur.
Lalu Magenta mengambil makanan nya, dan memakannya bersama Marun.

Beberapa menit hanya terdengar suara sendok, dan akhirnya Magenta membuka pembicaraan.

"Run" kata Magenta.

"Ehm?"

"Lo gimana sama Eshter?" tanya Magenta hati-hati.

"Putus aja lah" kata Marun, setelah diam beberapa saat.

"Lah kok? jangan gara-gara konflik gue sama Eza, lo jadi ikut mutusin Eshter" kata Magenta.

"Lagian gue ga cinta sama dia Gen, gue udah nemuin yang selama ini gue cari" kata Marun sejujurnya.

"Ah masa?" tanya Magenta menggoda nya.

"Yeuhh di bilangin ga percaya" kata Marun.

"Iya-iya"

...............

Sejak upacara tadi, Eza selalu mengajak nya bicara. Tapi sama sekali tak di gubris oleh Magenta.
Magenta hanya menatap kosong ke depan, tanpa mau tahu siapa yang mengajak nya bicara.

Sampai detik ini, bayang-bayang itu masih saja berputar seperti kaset rusak di pikiran Magenta. Eza, orangtua nya. Dan itu membuat kepala Magenta sedikit pening.

Magenta memutuskan untuk ke kantin membeli es teh kesukaan nya. Diliriknya Marun sedang tertidur pulas, mungkin karna ngantuk sehabis pelajaran Matematika.

Magenta tak ada niat membangunkannya. Dia pun berjalan santai menuju kantin. Saat melewati lapangan, tiba-tiba saja ada yang menarik tangannya.

"Magenta, tunggu!" Suara itu jelas Magenta kenal, sangat.

"Gen, gua mau ngomong, sumpah demi Tuhan, gua gak tau apa-apa tentang kejadian waktu itu, gua sama sekali gaada niatan buat nunjukkin lagi masa lalu lo, gua, gua gatau kalo lo itu sodara gua sendiri

"Gen, jangan diemin gua, lo boleh maki-maki gua, tapi jangan ngediemin gua kayak gini" Magenta hanya menatap nya kosong.

"Gua minta maaf kalo orang uta gua" kalimat nya terhenti.

"Orang tua KITA nyakitin elu, orang tua KITA pilih kasih, gua minta MAAF gen" Eza menekankan perkataannya pada kata kita dan maaf.

"Ngomong Gen!" kata Eza sambil mengguncang bahu Magenta.

"Za, gue gamau berurusan sama masa lalu, kalo emang lo sodara gue, berarti lo jadi bagian dari masa lalu gue, dan gue juga gamau berurusan sama lo lagi, sebelum lo minta maaf, tulus, gue maafin lo, toh, bukan lo juga yang salah, kita putus ya Za" kata Magenta. Kalimat yang sangat-sangat panjang, yang diucapkannya pada Eza akhir-akhir ini.

Sejurus kemudian Magenta meninggalkan Eza.

Eza berdiri mematung di lapangan. Lalu mulai mencerna perkataan Magenta. Setelah tersadar, ia membalikkan badan dan kembali ke kelas nya.

........

"Run!" kata seseorang sambul berlarian di lapangan.

Marun yang sedang bermain basket dengan Magenta pun berhenti.

"Gue boleh ngomong sesuatu sama lo?" kata Eshter menghampiri Marun dan mengajak nya menjauh dari Magenta.

"Gue juga mau ngomong" kata Marun setelah berhenti di tempat yang tepat.

"Lo duluan aja" kata Eshter.

"Lo duluan" kata Marun tegas.

"Gue rasa kita.. " kata Eshter

"Gak bisa bareng lagi" di lanjutkan oleh Marun.

"Karna gue hati gue tetep milih .." kata Eshter.

"Eza, dan gue milih Magenta. Maaf kalo selama ini gue nyakitin lo Esh" di lanjutkan oleh Marun.

"Gue juga minta maaf kalo lo ngerasa gue mainin" kata Eshter sambil tertunduk.

"Tapi lo gasalah apa-apa" kata Marun.

"Lo juga, makasih udah selalu ada saat gue butuh, lo ngasih gue banyak pelajaran, sehabis ini kita tetep temenan kan?" kata Eshter.

"Ya tetep lah" kata Marun sambil mengacak rambut Eshterm

"Siapp, lo pengalaman terindah dan pelajaran terbaik yang pernah masuk ke kehidupan gue" kata Eshter, dan membut Marun diam beberapa detik.

"Gue balik lapangan dulu ya" kata Marun.

"Iya" kata Eshter.

Kedua nya membalikkan badan, dan pergi ke tempat masing-masing hati berlabuh.

..................

HAIIIIIIII I'M COMEBACK TO YOU!!

udah lama banget ya gue ga update? heuheu
maaf yaa, udah nih chapter pasti garing banget dah, i hope u still like my story😢😢.

❤,
Natasya.

Iced GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang