Setelah mereka sarapan mereka langsung bergegas ke garasi.
"Eh Gen, gue sempet telpon nyokap semalem. Trus kata nyokap gua dia pernah tau pacar Tante Rosa yang dulu. Tapi karna hubungan Tante Rosa sama laki-laki itu bener-bener ketutup, jadi nyokap gua gatau, asli dah.
Tapi katanya nyokap gua sempet mergokin nyokap lu ke rumah pacar nya, maksud gua kemungkinan besar itu bokap lu, nah ini alamat nya" kata Marun sambil menyodorkan sebuah alamat."Ini?" kata Magenta.
"Iya, soalnya nyokap gua pernah di suruh jadi mata-mata tante Rosa sama nyokap nya tante Rosa, nenek lu" kata Marun dengan muka serius.
"Hadeuh. Yaudah lah kita ke alamat ini aja" kata Magenta agak pasrah.
"Siap kapten!" kata Marun dengan semangat.
"Motor, mobil?" tanya Marun.
"Motor!" kata Magenta semangat.
"Matic, ninja?" tanya Marun lagi.
"Matic!" kata Magenta
Marun mengeluarkan motor matic nya dari garasi. Motor itu terlihat belum di pakai. Karna sangking bersih nya motor itu.
"Mana helm lu?" tanya Marun.
"Ini!" kata Magenta sambil menunujilkan helm fullface nya.
Magenta naik ke atas motor dan memakai helm.
"Siap?" tanya Marun.
"Siap!" kata Magenta sambil mengangkat tangan nya tanda semangat.
X-R*** itu membawa mereka melewati lika-liku belokan Kota Jakarta. Setelah 1 jam mereka menebas jalanan Jakarta, akhirnya mereka sampai lah di sebuah komplek, dan alamat nya itu menunjukkan sebuah rumah ber-cat putih dan berpagar putih. Tidak terlalu besar kelihatan nya. Dengan garasi yang berada di depan dan beberapa kursi santai yang di letakkan di beranda rumah, rumah ini tampak nyaman di tempati.
Magenta dan Marun menuruni motor itu dan melepas helm mereka. Lalu mereka berjalan ke depan pagar rumah itu.
"Gen, ayok!" kata Marun sambil menepuk pundak Magenta.
Magenta tampak menghela nafas.
"Assalamualaikum! permisi!" kata Magenta dengan suara yang agak keras.
"Assalamualaikum! permisi!" kata Marun dengan suara yang lebih keraa dari Magenta.
Tak ada sahutan dari dalam.
"Spada! spada! yuhuu!" kata Marun konyol.
"Ih yang sopan!" kata Magenta sambil meninju pundak Marun.
Marun terkekeh.
Beberapa detik kemudian, seseorang keluar dari rumah.
"Maaf, kalian siapa ya?" kata seorang wanita yang tampak lebih tua dari pada mereka.
Wanita muda itu berambut pendek dengan wajah ayu keluar dari rumah tersebut menuju pagar.
"Eh anu, eum saya mau tanya, apa rumah ini masih di huni oleh bapak ini?" tanya Magenta sambil menyodorkan sebuah foto.
"Oh ini! Pak Darman!" seru si wanita ini.
"I-iya Pak Darman!" kata Magenta yang meng-iya kan saja padahal iya tidak tahu siapa nama orang yang ada di foto ini yang notaben nya sebagai ayah nya.
"Ayo-ayo masuk dulu" kata wanita itu sambil membuka pagar rumah.
Wanita itu mempersilahkan Marun dan Magenta duduk di kursi kayu yang terlihat nyaman itu.
Setelah Magenta menceritakan panjang lebar akhirnya Wanita yang ternyata bernama Hana itu angkat suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iced Girl
Teen Fiction[END] Saat semua begitu bodoh karena tak ada yang berani mengungkapkan perasaan. ........... Magenta cewek dingin seperti antero sekolah yang menyukai sahabat nya sendiri, tapi tak mampu mengungkapkannya karna takut perasaanya tak terbalas, ia mala...