Eza pov'
"Magenta!" Ah akhirnya aku menemukannya.
Sedang apa dia? Merokok? Apa? Anak perempuan dengan baju sekolah merokok di tempat umum?!
Aku menghampirinya dan duduk di depannya.
"Ngapain lo kesini?" Tanya nya sehabis menghembuskan asap itu.
"Nyari lo, lo nge-" ucapanku terpotong oleh lidah silet Magenta.
"Iya gue ngerokok, kenapa? Gak suka? Atau mau laporin gue lagi? Atau mau coba?" Katanya dengan wajah, ah! Kali ini tidak datar.
"Gak, gak, gak gue gak ngerokok" kataku.
"Bagus! Anak baik" katanya sambil menepuk kepalaku.
"Permisi, ini pesanannya sudah siap" kata seorang pelayan di kafe itu yang menghampiri kami dengan nampan makanan.
"Mba, saya pesen capuccino hangat satu" kata ku.
"Oke pesanan segera di antar" kata pelayan itu sambil melenggang pergi.
"Panas-lanas gini lo mesen yang anget?" Katanya sambil menaikkan satu alisnya.
"Iya,kenapa? Gak suka? Atau mau coba?" Kataku membalikkan perkataanya.
"Ck, plagiator lo" katanya sambil memutar bola mata.
"So, what?" Kataku sambil menaikkan satu alis.
Dia diam sambil meminum ice coffee nya itu.
"Kok lo gak langsung pulang sih? Gue nyariin lo tau?" Kataku.
"Terus apa urusannya?" Jawabnya dengan sinis.
"Gen, gue kan pacar lo" kataku menegaskan.
"Itu menurut lo, menurut gue kita musuh" katanya. Wajah Magenta perlahan mulai menghilangkan kedatarannya saat berbicara denganku, baguslah.
"Peaa lo! Bentar lagi Lo juga bakal terpesona sama gue" kataku ke PD an.
"Ampe kadal bunting ama sapi juga gabakal gue demen ama lo" kata nya
Aku tertawa. Magenta diam. Tak lama kemudian pesanan ku datang. Aku meminum cappucino ku pelan, dari ujung mataku aku bisa melihat Magenta memperhatikanku, dan benar saja saat aku mendongakkan kepala ia mengalihkan pandangannya. "Anjayy ngeliatin"
"Paan si lo?!" Kata nya salah tingkah.
"Yeu segala ngeles lagi" kataku.
"Receh lo" katanya.
"Gua gocap, eh Gen cerita Napa" pintaku.
"Cerita apaan?" tanyanya.
"Apa kek gitu, cerita gitu kenapa lo bisa dingin" kataku.
Magenta tersedak ice coffee nya itu. "Eh Gen ngape Lo"
"Gak, gak" katanya sambil mengambil tisu.
"Yeu bocah, gua suruh cerita malah nyembur" kataku sambil terkekeh.
"Diem lo" katanya menahan malu.
"Ayo" kataku.
"Apaan?" Tanya nya sambil menaikkan satu alisnya.
"Cerita" kataku
"Nanti,
"Kalo gua udah siap" katanya, kali ini matanya tak menatap ke arah ku.
"Pulang yuk?" Ajakku.
Magenta menengok ke arah jendela dan melihat langit sudah memancarkan warna kemerahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iced Girl
Teen Fiction[END] Saat semua begitu bodoh karena tak ada yang berani mengungkapkan perasaan. ........... Magenta cewek dingin seperti antero sekolah yang menyukai sahabat nya sendiri, tapi tak mampu mengungkapkannya karna takut perasaanya tak terbalas, ia mala...