Magenta menguncir rambut nya ke belakang. Rambutnya kini sudah mulai panjang. Headset nya pun telah ia pakai. Tanpa motor, hari ini berangkat menggunakan metro mini. Dengan alunan musik yang agak kencang , tanpa ia sadari, ia telah mencapai depan komplek nya. Dan ia tinggal menunggu metro mini lewat.
Mood nya berubah lagi setelah kejadian semalam. Setelah ia menangis ia langsung di antar Marun ke kamar. Marun menemani Magenta ke kamar lalu tak lama Magenta tidur pulas. Kini, ia makin ingin memastikan perasaan yang mengganjal hati nya selama ini.
Apa perlu bukti lagi kalo lo suka sama Marun? Sayang malah?
Hati Magenta seperti berkata seperti itu.
Gak gue kan sahabat Marun, lagian Marun itu ga suka sama gue, dia cuma anggap gue kayak sodara nya dia doang.
Namun akal sehat nya berkata seperti itu.
2 hal yang sangat ia benci. Pertengkaran antara hati dan akal sehat nya.
Ia terus memikirkan hal itu sampai menaiki metro mini.Ia melamun sampai tak sadar kalau ada orang yang duduk di samping nya.
"Lo pake headset gede banget tau gak?! ni satu metro mini bisa denger kali"
Magenta mendengar suara kecil itu. Sontak, ia langsung membuka headset nya, dan ia mendapatkan laki-laki dengan pakaian SMA dan berkaca mata sedang tertawa terbahak-bahak.
Magenta melihatnya dengan mengangkat satu alisnya.
Sebenarnya ia panik saat cowok di sebelah nya ini bilang kalau musiknya terdengar sampai satu metro mini. Tapi saat ia lepas, memang terdengar cukup kencang, tapi tak mungkin satu metro mini mendengarnya.
Cowok itu mengusap air mata nya karna tertawa."Nih ya, lo tau gak gue tuh duduk di situ tuh" sambil menunjuk bangku di sebrang Magenta.
"Nah suara headset lo tuh kedengeran banget" katanya sambil nyengir.
"Tapi gak satu metro mini denger kan?" tanya Magenta sambil menutupi malu nya.
"Engga sih, gue suka aja bikin lo panik, oh ya kenalin, gue Alam" kata nya sambil mengulurkan tangan.
"Magenta" balas nya.
"Lo sekolah dimana? kalo gue sekolah di Bakti Mulia" jelasnya.
"Brawijaya" kata Magenta singkat.
"Ohh berarti gue duluan dong yang turun" kata nya.
"Eh iyaya" hanya itu kata yang mampu di ucapkan Magenta.
Pasal nya dari tadi ia terus memperhatikan cowok itu. Cool.
"Kenapa naik metro?" tanya nya.
"Biasa nya sih bawa motor, tapi lagi males aja" kata Magenta.
"Eh noh sekolah gue, gue turun ya, bye" katanya mengakhiri percakapan.
"bye" kata Magenta yang masih memperhatikan cowok itu walau pun sudah memasuki gerbang sekolahnya.
Menarik.
.......
Magenta dengan tatapan dingin dan wajah datar nya memasuki gerbang sekolah. Lalu melewati lapangan agar sampai ke koridor untuk menuju kelas nya. Lalu, baru sampai di depan kelas 11 IPS satu, 3 cewek menghadang nya.
Yang berdiri di paling kiri Magenta berbadan gemuk dan tingginya hanya sebahu Magenta. Lalu yang di tengah berambut oval dengan wajah khas orang Timur Indonesia yang manis dengan tinggi se dagu Magenta. Dan yang paling kanan cewek tinggi dengan hidung mancung yang bisa Magenta deskripsikan sebagai KUTILANG DARAT.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iced Girl
Teen Fiction[END] Saat semua begitu bodoh karena tak ada yang berani mengungkapkan perasaan. ........... Magenta cewek dingin seperti antero sekolah yang menyukai sahabat nya sendiri, tapi tak mampu mengungkapkannya karna takut perasaanya tak terbalas, ia mala...