Bahkan bintang pun redup saat berlian itu jatuh dari matamu.
....................
"Hah?! putus?!" teriak Magenta di balkon rumah nya.
Marun mengangguk.
"Baru aja jadian gilaaa" kata Magenta.
"Ya abis orang cuma di paksain, bisa apa?" kata Marun pasrah.
"Iya si" Magenta menyetujui nya.
"Eza gimana?" tanya Marun.
"Ya gitu" kata Magenta sambil menatap langit malam.
"Gen" kata Marun.
"Oit?" Magenta menengok ke arah Marun.
"Menurut lu bodoh gak kalo gak bisa ungkapin perasaan?" tanya Marun dengan penuh keyakinan.
Magenta mengalihkan pandangannya ke arah langit malam dan terdiam cukup lama "Bodoh."
.........
Magenta merebahkan tubuh nya di kasur dan langsung mengecek handphone nya.
Alam add you as friend!
Magenta memicingkan matanya dan buru-buru membuka aplikasi tersebut.
Magenta menyentuh tombol addback.
2 menit kemudian, handphone Magenta bergetar dan, ternyata ada telepon masuk
"Hai Gen!"
"Oh hai Lam!"
Ya, dari Alam.
"Gue di depan rumah lo nih, jalan yuk"
"Bentar gue ganti baju dulu"
Setelah beberapa menit berganti maju dan rapih-rapih. Ia turun tangga dengan membawa uang secukup nya dan handphone.
"Ehm, udah lama?" tanya Magenta kepada Alam yang sedang duduk di teras rumah.
"Gak gitu sih" kata nya.
"By the way kok lu pake baju tidur sih?" tanya Magenta yang masih bingung.
"Loh emang kenapa?" kata Alam.
"Kan tadi lo ngajak-"
"Ohhhhh, HAHAHAHAHA, kenapa emang nya? sah-sah aja lah gue pake baju tidur" tawa Alam menggelegar.
"Lo ke sini naik apa?" tanya Magenta.
"Tuh" sambil menunjuk sepeda ontel.
Magenta hanya bengong.
"Ayok ah" kata nya sembari berdiri dan menarik Magenta untuk keluar rumah.
"Kita mau kemana malem-malem gini?" tanya Magenta.
"Lo pake jaket kan?" tanya Alam.
"Iya, tapi-" kalimat Magenta terpotong.
"Jangan bacot, udah duduk manis kita gak jauh-jauh kok" kata Alam.
Alam mengendarai sepeda nya lebih masuk ke dalam komplek perumahan Magenta.
Setelah sampai di tempat yang seperti taman, tapi berbentuk gundukan tanah Alam memarkirkan sepeda nya.
Taman itu sekilas mirip bukit kecil yang diterangi lampu berwarna kuning, dan memiliki beberapa bangku panjang. Taman itu cukup luas. Saat Magenta datang, ada beberapa orang juga yang sedang duduk di taman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iced Girl
Teen Fiction[END] Saat semua begitu bodoh karena tak ada yang berani mengungkapkan perasaan. ........... Magenta cewek dingin seperti antero sekolah yang menyukai sahabat nya sendiri, tapi tak mampu mengungkapkannya karna takut perasaanya tak terbalas, ia mala...