[26]

5.2K 224 22
                                    

Magenta mengajak Darman dan Alam untuk tinggal di rumah nya. Tanpa berpikir lama mereka menyetujuinya. Setelah bersiap-siap mereka dengan koper-koper besar dan tas ransel, mereka menuju rumah Magenta yang memang tidak jauh dari rumah mereka dengan menggunakan taxi.

Sesampainya mereka di rumah Magenta, Marun membantu Alam dan Darman untuk membawakan koper ke kamar mereka masing-masing.

Darman memasuki rumah itu dengan langkah tergagap, dengan langkah yang seolah tak mau mengupas masa lalu. Tetapi di samping nya berdiri seorang Magenta yang dengan erat menggenggam tanganya. Yang membuat rasa gentar nya itu hilang.

Ia memasuki rumah itu dengan bayangan masa lalu nya. Hampir tidak ada yang berubah dari rumah itu. Lukisan-lukisan yang terpajang juga tetap seperti dulu. Yang hilang hanya bingkai berisi foto pernikahan Darman dan Rosa.

Posisi sofa, tv dan lain-lain pun tetap sama. Yang membedakan hanya sekarang furniture mereka yang kelihatan baru. Dan berbeda dari jaman mereka dulu

"Nah, ayah mau kamar di atas atau di bawah?" tanya Magenta.

"Di bawah saja" kata Darman dengan senyuman.

"Yang ini ya" kata Magenta sambil menunjuk kamar tersebut.

"Ayo yah, Marun antar" kata Marun sambil membawa koper itu.

"Lam, lo tidur di samping kamar gua ya?" kata Magenta sambil berjalan menuju tangga dengan Alam.

"Terserah Gen" kata Alam.

"Jadi selama ini lo jadi mata-mata gitu ya" kata Magenta di tangga sambil terkekeh.

"Hehe iyaa, gue selalu jagain lu" kata Alam.

"Jadi bangga punya pengawal pribadi" kata Magenta.

Alam hanya tertawa kecil.

"btw, lu gak baper apa sama gua?" kata Alam sambil mengangkat satu alisnya.

"Sempet sih, hehe eh ternyata lo itu sepupu gue" kata Magenta.

"Ya biasa lah gue tuh banyak yang naksir secara gitu, gue tuh ganteng" kata Alam sambil mengusap rambutnya kebelakang.

"Halahh ee, yaudah sana masuk!, istirahat nanti gue panggil buat makan" kata Magenta saat sampai di depan kamar Alam.

"Aye-aye kapten!" seru Alam sambil tangan nya membentuk tanda hormat.

Magenta hanya terkekeh dan meninggalkan Alam untuk beristirahat di kamar nya. Magenta berlari kecil menuruni tangga dan menuju dapur untuk menemui mba Riska.

Sesampainya di dapur, ia menemukan Marun yang tanpa kaus sedang menenggak sebotol air dingin dari kulkas.

"Kuli dasar" kata Magenta sambil meninju pelan perut Marun.

Marun hanya mengangguk dan memegang perutnya sambil tetap menenggak air dingin itu.

"Mba Riskaa, masak yang enak yaa" kata Magenta sambil memijat pundak mba Riska. Hal yang sering di lakukan Magenta sedari dulu jika menginginkan sesuatu dari mba Riska.

"Siapp! ini sebentar lagi juga mateng" kata mba Riska.

"Habis ini apa?" kata Marun sambil menutup pintu kulkas.

Magenta mendekat dan memasang muka heran.

"Ya abis ini apa? kita udah selesain semua teka-teki terus sekarang apa?" jelas Marun.

"Hidup seperti biasa?" tanya Magenta.

"Ralat, lebih damai tentunya" kata Marun.

Iced GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang