[16]

6.4K 285 9
                                    

"Gen ayo!" kata Marun yang baru saja memasuki rumah nya.

"Ayo apaan?" tanya Magenta heran.

"Lo di undang juga kan ke dinner nya Eza?" tanya Marun yang bingung karna Magenta saat ini hanya mengenakan celana pendek.

"Yaiyalah, trus lo ngapain ikut?" tanya Magenta sarkastik.

'Mampus gue lupa kasih tau' batin Marun.

"Ehm, Gen sebenernya gue udah jadian sama Eshter" kata Marun pelan.

Magenta diam.

"Gen, woi! , lo gapapa" kata Marun.

"Gapapa, yauda bentar gue ganti baju dulu" kata Magenta yang langsung melesat ke kamar nya.

'Magenta pasti kenapa-napa' batin Marun resah.

Magenta membuka handphone nya dan membuka aplikasi line untuk membertiahu Eza kalau ia tak usah menjemput nya. Karna Magenta sudah bersama Marun.

Setelah memilih rocela abu-abu dan baju lengan panjang yang ia masukkan dan bertuliskan 'i am' dan sebuah kupluk berwarna hitam. Magenta turun ke bawah dan segera memakai sneakers nya yang berwarna hitam.

"Anjay, temen gue cantik!" seru Marun sambil merangkul Magenta.

"Ihh ketek lo bauu!" celetuk Magenta.

"Enak aja, udah mandi kembang nehh" kata Marun.

Mereka dengan mobil Marun. Dan sepanjang perjalanan, mereka berkutat dengan pikiran mereka masing-masing.
Magenta terlihat sangat santai. Tapi tidak dengan Marun, Marun kelihatan gerogi.
Mungkin karena ia baru pertama kali dinner dengan keluarga kekasih nya.

Tak perlu waktu lama, Marun sudah memarkirkan mobil nya tepat di depan rumah Eza.
Setelah memencet bel beberapa kali, dan pintu di buka oleh seorang wanita paruh baya.

"Non Magenta, dan Den Marun?" kata wanita itu.

"Iya" jawab mereka bersamaan.

"Mari silahkan masuk" kata wanita itu.

Megenta dan Marun bertatapan. Dan mulai mengikuti wanita itu ke dalam.

"Gen, gue okay gak?" tanya Marun sambil membenarkan kemeja nya.

"You look so perfect!" kata Magenta.

Di ruang tamu tak banyak foto berjejer, di ruang keluarga juga.
Wanita itu langsung menggiring mereka ke ruang makan. Ya, rumah Eza lumayan luas, makanya jarak dari pintu depan ke ruang makan agak jauh.

Setelah sampai di ruang makan, Eza dan Eshter sedang duduk dan mengembangkan senyuman ke mereka.

"Gen! Run!" sapa Eza dan Eshter bersamaan.

Tapi mereka berdua malah terpaku seakan mereka mati di tempat.

Dari kilatan mata Magenta, dendam yang selama ini ia kubur bangkit lagi. Marun yang otomatis terhubung dengan pikiran Magenta pun, merasakan hal yang sama.
Karna tak lain dan tak bukan, yang sedang duduk di kursi makan adalah mama dan papa Magenta sendiri.

Rosa bangkit dari kursi makan dan menatap Eza.

"Ini pacar kamu?" tanya Rosa dengan wajah panik dan kaget.

"Iya mah, kenapa?" tanya Eza yang raut muka nya kebingungan.

Raja pun ikut bangkit dari kursi nya.

"Za, i-ini ortu lo?" tanya Magenta terbata.

"Iya, kalian semua kenapa si?!" tanya Eza kesal melihat 4 manusia yang saling tatap. Apalagi ia melihat mata Magenta yang berkaca-kaca.

"Gak seharusnya lo ada hati buat gue!" kata Magenta sambil pergi keluar dari ruang makan tersebut.

Iced GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang