PROLOG

133 6 0
                                    


Malam hari pun tiba sinar bulan yang menyinari bumi sangat terang, matahari yang sudah lelah menyinari bumi pun digantikan oleh sahabatnya yaitu bulan. Di sudut kota pajajaran terdapat satu buah lampu jalan yang hanya menyinari satu titik itu. Terdapat gedung – gedung tinggi yang menutupi sorotan sinar rembulan malam itu. Lalat kecil yang bergerombol mengelilingi sinar lampu tersebut mencari kehangatan. Dari ujung jalan muncul sebuah siluet pria muda yang tegap dan misterius. "akhirnya kau datang juga" perkataan tersebut diucapkan oleh pria yang tampak sekitar usia tiga puluhan, ia menggunakan mantel panjang yang menutupi seluruh tubuhnya yang tampak mulai menua. "ada apa kau memanggilku?" balas pria bersiluet tersebut sambil berjalan mendekati pria payuh baya tersebut. "aku sudah menunggumu daritadi, aku memiliki sebuah permintaan untukmu" ucap pria paruh baya tersebut sambil menatap pria misterius itu. "tentu, tapi kau tidak lupa dengan bayarannya kan?" balas pria misterius itu yang mulai tampak garis – garis wajah yang yang tersinari cahaya lampu itu. "tentu, aku sudah membawa semuanya seusai perjanjian kita di telepon kan?", "kuharap kau tidak menyesal untuk memanggilku". Pria paruh baya itupun membuka koper yang dibawanya daritadi dan memperlihatkan kepada pria misterius itu. "baik kuterima tawaran mu".

Pria misterius itupun pergi tanpa meninggalkan apapun.

՜

Nusan Tara ( Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang