Chapter 25 | Akhir Pertempuran

0 0 0
                                    

Lengkingan suara kuda di malam hari itu menggema ke seluruh pelosok hutan. Dengan kecepatan tinggi mereka berdua berniat untuk membabat habis pasukan Pedang Kebenaran, meskipun hanya berdua. Mungkin bagi mereka kuantitas tidak begitu berpengaruh. Jarak yang tidak begitu jauh dari gudang KP13 membuat mereka berdua sangat cepat untuk menghampiri sarang musuh.

Sesampainya di area itu mereka bersembunyi di kegelapan pepohonan. Karena daerah itu masih ditutupi oelh pepohonan lebat maka mereka bisa dengan mudahnya bersembunyi, ya... mirip seperti markas Slamet dan kawan - kawan.

"jadi bagaimana rencanamu?" ucap Aris.

"seperti biasa kita akan masuk dengan cara sunyi"

"hmm sepertinya tempat itu juga sedikit penjagaannya."

"yaa"

"..."

"hitungan ketiga kita masuk"

"siapp"

"satu... dua...." tiba - tiba Aris langsung melompat ke arah gudang itu dan dengan cekatan ia memanjat tembok gedung itu sehingga membuat dirinya menggantung di dekat jendela yang ada di lantai dua.

"sial!" keluh Slamet yang langsung menatap fokus ke arah Aris yang sedang bergantung berharap Aris dapat memberikan situasi yang sedang terjadi di dalam gedung.

Aris tiba - tiba langsung memberikan isyarat dengan jari - jarinya. Yang pertama adalah isyarat dua jari, dilanjut dengan empat jari dan diakhiri dengan jempol yang di poisikan di lehernya seperti menggorok lehernya sendiri dengan jempolnya. Aris pun melihat ke dalam lagi sesaat. Kemudian ia memberikan isyarat menggunakan jari lagi. Yang pertama adalah satu jari, dilanjut dengan dua jari dan angka nol serta dua jari yang digerakan seperti menggunting sesuatu. Melihat hal tersebut Slamet mengangguk dan langsung pergi ke arah belakang gedung. Aris yang masih bergelantung langsung melanjutkan panjatannya sehingga berada di atap gedung tersebut.

Di belakang gedung itu Slamet mempersiapkan sesuatu.

Aris yang ada di atap seperti menyiapkan bola - bola kecil seperti kelereng yang langsung berada dalam genggamnya.

Dalam hati mereka berdua mereka melakukan kontak batin dengan cara menghitung mundur dari hitungan lima.

"lima...empat...tiga...dua...satu...nol!"

'DUARRRRR!' tiba - tiba saja dari arah belakang gedung terdapat ledakan keras sehingga membuat burung - burung yang bersarang di sekitar pepohonan pun terbang. Aris yang ada di atap langsung melemparkan bola - bola itu ke dalam gudang tersebut. 'WUSHHHH! BOOMMMM!' ternyata itu adalah bom asap rakitan. Suasana di dalam gudang tersebut terhalangi oleh asap - asap yang dilemparkan Aris dari atas gudang. Ledakan dari arah belakang gudang itu menciptakan lubang yang cukup besar sehingga Slamet langsung dengan cekatan masuk dan menebas setiap orang yang ada di depannya. Skill yang digunakan Slamet adalah skill Full Drive dan di dunia itu hanya Slamet lah yang mempunyai skill tersebut. Skill itu memang tidak memiliki kualitas yang bagus tetapi itu sangat berguna bagi prajurit yang sudah terampil dalam memainkan senjata manual seperti pedang. Skill ini membuat Slamet dapat bergerak mendekati bahkan mengalahkan kecepatan cahaya. Sehingga sangat cepat Slamet bergerak di dalam asap - asap itu dan dengan mudah membunuh musuhnya yang belum sempat melihat Slamet. 'SRETTTT!' goresan - goresan kulit manusia dengan pedang Slamet seakan menjadi mimpi buruk bagi para prajurit yang lain yang sedang mengantri menunggu ajalnya tiba. Darah pun bercipratan ke mana - mana ada juga yang berceceran di lantai. Sepertinya itu adalah darah yang berasal dari gorokan leher manusia. Ada juga korban yang mati akibat ditusuk dari belakang sehingga menembus ke dada. Ada pula yang kepala dan tubuhnya terpisah. Dan yang paling parah adalah korban yang termutilasi dari tangan hingga kaki. Inilah perang yang harus dihadapi dan tak' boleh sedikitpun muncul rasa iba atau kasihan untuk memenggal kepala orang. Setidaknya seperti itulah yang sedang Slamet lakukan. Lain halnya dengan bagian Aris yang bertugas menghabisi pasukan di lantai dua. Setelah ia melemparkan bom asap, bom itu hanya bekerja di lantai satu sehingga lantai dua masih bersih. Sontak Aris langsung melompat ke dalam medan pertempuran di lantai dua. Musuh pertama membawa senjata seperti pisau kombat yang langsung menyerang Aris dengan posisi ujung pisaunya di arahkan kedepan dan menargetkan perut Aris sebagai tancapan pisau tersebut. 'HHAAAAA!' Aris pun hanya menggoyankan pinggulnya ke arah kanan sehingga menghindarkan tancapan pisau itu dan langsung menjepit lengan orang pertama dengan ketiak Aris sehingga orang itu mati kutu tak bisa menarik kembali lengannya. Setelah dijepit, lengan orang itu langsung dihantam telapak tangan kanan Aris dan membuat lengan orang tersebut patah. Tak sampai di situ. Aris pun langsung memutarkan badannya ke belakang yang otomatis orang itu mengikuti gerakan Aris dan Aris langsung menggerakan dengkul kanannya ke arah dada orang itu dengan keras 'DUKKKK' dan setelah dilepaskan orang itu langsung berlutut di depan Aris sembari menahan dadanya oleh lengan kirinya. Tanpa kasihan Aris langsung mengeluarkan pisau kecil dari dada kirinya dan langsung menebas leher orang tersebut sehingga membuat darah segar mengalir ke lantai dan sedikit mengenai pakaian Aris.

Nusan Tara ( Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang