Chapter 27 | Strategi Winardi (Bag.2)

6 0 0
                                    

Sesudah obrolan tadi malam, Winardi pun memutuskan untuk istirahat untuk menenangkan pikirannya agar esok paginya ia bisa bangun pagi dalam kondisi segar untuk menemui Menteri Dalam Negeri Naga Emas.

Ayam berkokok membangunkan semua orang untuk memulai aktifitasnya di pagi hari. begitu pula dengan Winardi yang sejak pukul 5 tadi sudah bangun dan bersiap - siap karena ia memiliki jadwal untuk bertemu Menteri Dalam Negeri.

"ohh anda sudah siap tuan?" tanya Dinda.

"iya, aku harus pagi-pagi untuk menemui Pak Menteri" jawab Winardi yang sedang bercermin merapikan rambut.

"baik, aku akan menyiapkan kendaraannya untuk anda" lanjut Dinda yang langsung pergi ke luar rumah dan memanggilkan supir pribadi Winardi yang akan mengantarkannya ke tempat Menteri Dalam Negeri.

sekitar setengah jam Winardi bersiap-siap, ia pun langsung pergi menuju kediaman atau bisa disebut sebagai sekretariat Menteri Dalam Negeri Naga Emas. Di perjalanan menuju Sekretariat Pak Menteri, kendaraan Winardi menggunakan jalur dalam kota yang otomatis ia melewati pasar Ibukota. Di sana ia melihat banyak sekali pedagang-pedagang yang mungkin sudah dari pagi buta menyiapkan lapak dagangannya untuk beraktifitas sesuai profesi mereka masing-masing. Kereta kuda berplat bintang satu itu pun akhirnya sampai setelah menempuh sekitar satu jam perjalanan.

"selamat pagi Jenderal." ucap salah satu resepsionis di tempat tersebut.

"ya, selamat pagi. apakah Pak Menteri ada?" jawab Winardi.

"ada Jenderal, sebentar saya panggilkan dahulu" jawab Resepsionis tersebut yang menggunakan 'Name Tag' bertuliskan Rahma.

"baik, saya tunggu" balas Winardi yang langsung duduk di sofa yang telah di sediakan di sudut ruangan. Dari luar, gedung tersebut memang terlihat kecil tetapi desain interiornya memang dibuat sedemikian rupa agar terlihat luas. di bagian ruang tamu pun terlihat sederhana tetapi warna tembok dan lantai yang digunakan bisa memiliki aura tersendiri.

"Jenderal, silahkan Pak Menteri sudah menunggu anda di ruangannya" ucap Resepsionis tadi.

"baik." jawab Winardi dengan nada datar.

Ia pun menuju ruang kerja Menteri dengan langkah kecil. sesampainya di depan ruangan, Winardi pun mengetuk pintu. "permisi"

"silahkan" ucap seseorang dari dalam ruangan.

Winardi pun masuk ke dalam ruangan. "Pak Menteri selamat pagi" sambut Winardi terlebih dahulu.

"selamat pagi" jawab Pak Menteri "Ada keperluan apa Jenderal?" lanjutnya.

"ada beberapa yang saya ingin tanyakan pak" balas Winardi

"baik, silahkan duduk" Pak Menteri pun langsung berdiri dan mempersilahkan Winardi duduk di sofa panjang yang ada di tengah ruangan. posisi duduknya saling berhadapan yang di tengah-tengah mereka terdapat meja kecil dengan tinggi berkisar lima puluh senti.

"jadi?" ucap Pak Menteri membuka pembicaraan.

"oh yaa maaf Pak, baru-baru ini skuad tim saya yang bertugas di wilayah Timur Naga Emas mendapat keluhan tentang kurangnya persediaan air. saya ingin mendiskusikan untuk solusi masalah tersebut pak"

"hmm, memang keluhan itu sudah sampai ke pemerintah pusat akan tetapi kami dan anggota parlementer Pemerintah juga sudah berusaha untuk menemukan solusinya mengingat wilayah tersebut memang wilayah gersang sehingga air merupakan jantung ekonomi wilayah tersebut."

"memang pak, tetapi apakah kau sudah mendengar kabarnya? bahwa kata warga setempat terdapat proyek rahasia pemerintah di tengah gurun"

"hahh?" pernyataan tersebut membuat Pak Menteri mengerutkan dahinya "proyek apa? kalau memang iya, mengapa aku tidak tahu" lanjutnya meyakinkan Winardi.

"entahlah mungkin itu hanya sekedar kabar burung pak" jawab Winardi "lalu bagaimana keputusannya pak?"

"ahh iya kami untuk sementara akan mengirimkan bantuan air ke wilayah tersebut sejumlah dua ribu liter per harinya, dan kami juga sambil berusaha untuk menemukan sumber air baru bagi mereka di wilayah tersebut"

"barangkali Pak Menteri berkenan, izinkan skuad tim saya membantu pencarian ini"

"ahh tidak usah Jenderal, ini bukan hal sulit kok"

"lalu apakah kau sudah memiliki petunjuk dalam pencarian sumber air tersebut?"

"sebenarnya kami sudah menerjukan tim peneliti dan kabarnya mereka menemukan wilayah yang terdapat sumber air di tengah padang gurun tetapi wilayah tersebut merupakan perbatasan Naga Emas dan Elang Hitam jadi kami masih melakukan perundingan dengan Elang Hitam terkait pembebasan wilayah tersebut"

"kalo boleh tahu penelitian di dilakukan sejak kapan Pak Menteri?"

"sekitar empat tahun yang lalu"

"......"

"tetapi tenang saja, kabar bahwa adanya sumber air di tengah gurun sudah membuat saya pribadi senang karena bisa membantu penduduk di sana"

"ohh begitu, baiklah terima kasih atas waktunya pak" ucap Winardi yang langsung berdiri dan bersalaman lalu pergi meninggalkan gedung tersebut.

Di dalam kereta kudanya Winardi sedikit kebingungan tentang apa yang Pak Menteri ucapkan. Perlahan lamunan Winardi hilang karena suara dari supirnya yang bertanya "sekarang ke mana Jenderal?"

"seperti biasa" '

j&8?

Nusan Tara ( Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang