Chapter 16 | Akhir Perjalanan Mindarwati

10 1 0
                                    

"baiklah sepertinya ini sudah sedikit menjawab rasa penasaranku" gumam Mindarwati.

Ia pun langsung naik kembali ke kudanya dan berjalan mengikuti arah pipa besi tersebut. Dengan kecepatan tinggi kuda itu berlari dengan gagahnya menerjal, membelah, dan menyusuri jejak pipa besar itu.

Sampailah Mindarwati di sebuah kaki gunung batu yang tingginya sekitar seratus 'meter'. Tanpa basa basi ia langsung mendaki gunung tersebut. Karena gunung itu adalah gunung batu maka dengan mudah Mindarwati menaklukannya.

Setelah sampai di puncaknya. Mindarwati disuguhkan dengan pemandangan yang begitu mengejutkan. Dibalik gunung tersebut ternyata terdapat sebuah penambangan besar dan alat - alat tambang yang tidak main - main ukurannya. "sepertinya ini yang dimaksud Alexis" pikirnya mengingat kembali penjelasan Alexis waktu itu.

"baiklah sepertinya aku harus sedikit berolahraga lagi" ucapnya dengan sedikit senyuman yang terpahat di wajahnya. Sambil mengecek kembali amunisi pistol yang ia bawa, Mindarwati memikirkan rencana untuk menyusup ke sana.

"hmm sepertinya ini bagus" gumamnya kembali dan langsung menuruni gunung itu, tetapi ia turun ke bagian sebelahnya yaitu tempat penambangan tersebut berada.

Dengan penuh kehati - hatian ia menuruni gunung tersebut. Batu demi batu, pijakan demi pijakan ia lewati dengan penuh kehati - hatian.

Setelah sampai di dasar gunung ia pun langsung merapat ke sebuah dinding bangunan agar tidak terlihat oleh orang - orang sekitar. Dikarenakan situasi di penambangan tersebut sangat berisik oleh suara mesin bor dan alat - alat penambangan lainnya membuat Mindarwati dapat dengan mudah berkamuflase dengan situasi di sana.

"kenapa suara se-berisik ini tidak terdengar?" pikirnya sejenak sambil merapatkan dirinya ke dinding.

Ternyata setelah Mindarwati sadari, wilayah itu berbentuk seperti kawah yang sangat besar sehingga bunyi suara mesin - mesin besar tidak terdengar karena tertahan oleh gunung - gunung batu yang kokoh mengililingi wilayah itu.

Setelah melihat situasi Mindarwati langsung mengambil kesempatan saat penambangan itu sibuk. Dengan cepat ia berbaur dengan para pekerja di sana. Hal yang ia lakukan itu sangat profesional dan rapih mengingat ia adalah seorang mantan pembunuh bayaran kelas kakap dan terkenal dengan julukannya yaitu 'Singa Gurun' membuatnya dapat dengan mudah berkamuflase dengan kondisi ramai.

Memang benar, setelah beberapa menit berjalan. Belum ada orang di sana yang menyadari keberadaannya. Dengan cepat Mindarwati menganalisis gedung - gedung yang ada di sana. Mulai dari orang -orang yang masuk sampai aktifitas yang mereka lakukan di dalam gedung yang terlihat karena kacanya tidak di halangi oleh gordeng membuat Mindarwati dengan cepat menganalisis wilayah itu. Setelah berhasil mengumpulkan semua informasi tentang bangunan - bangunan yang ada di sana. Ia pun langsung melancarkan aksinya. Ia langsung pergi menuju gedung yang berdasarkan analisisnya, bangunan tersebut adalah kantor administrasinya.

Lagi - lagi dengan teknik kamuflase yang terlihat profesional, ia dapat dengan mudah memasuki bangunan itu. Sesampainya di sana, ia melihat bahwa bangunan itu memiliki dua lantai. Lantai pertama. Dari awal pintu masuk, Mindarwati sudah disuguhkan oleh denah yang cukup sederhana. Di tengah - tengah bagian lantai satu tersebut terdapat sebuah patung raksasa yang tingginya mencapai lantai dua, sehingga di lantai dua pun bisa terlihat puncak patung tersebut. Patung itu membuat sebagian di tengah - tengah alas lantai dua bolong seperti terbobol oleh tingginya ukuran patung itu.
Di dekat patung tersebut, terdapat meja panjang seperti meja resepsionis di hotel - hotel lengkap dengan orang - orang yang mengoperasikannya serta seluruh perangkat yang biasa dibutuhkan di meja - meja administrasi.
Di bagian kiri terdapat seperti ruang tunggu, lengkap dengan majalah serta surat kabar untuk menemani si 'penunggu' mengisi waktu luangnya.
Di bagian kanan terdapat semacam papan buletin yang sepertinya digunakan untuk menaruh informasi yang mungkin tentang pengeboran di sana.

Nusan Tara ( Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang