Chapter 26 | Strategi Winardi (Bag.1)

10 1 0
                                    


"hei apa kau yakin kita sudah menghabisi mereka semua?" ucap Aris

"hmm sepertinya tidak" jawab Slamet dengan ekspresi datar

"lalu apa selanjutnya?"

"kita pulang dulu baru kita susun strategi selanjutnya"

"baiklah"

Di satu sisi Winardi pun setelah kembali ke pajajaran, ia memulai perananya untuk menguak apa yang ada di balik penambangan Purajaya tersebut. "huftt sepertinya aku harus menemui Menteri dalam negeri untuk memulai pencarianku ini" pikir Winardi dalam keadaan berbaring di kasurnya. "permisi" ucap salah satu pelayannya yang membawakan secangkir teh hangat di malam hari. "silahkan" respon Winardi yang langsung terbangun dalam keadaan duduk. "tuan aku bawakan kau teh ini"

"terima kasih" terima Winardi

"silahkan tuan" ucap Dinda

Winardi pun mengambil teh tersebut dan membuka tutup cangkir serta langsung meminumnya. Meminumnya tentu saja perlahan - lahan agar rasa nikmatnya bisa ikut terasa juga. 'SLURRPP' bunyi hisapan Winardi dari ujung cangkir itu terlihat seperti seorang bangsawan sedang nge-teh di sore hari. "bagaimana tuan?" ucap Dinda. "enak" balas Winardi sembari mengacungkan jempol kanannya. "ohh tentu tuan ini merupakan ramuan teh dari kampung halaman saya di daerah timur" lanjut Dinda. Sesaat setelah mendengar ucapan Dinda, Winardi langsung berubah ekspresi yang asalnya ekspresi nikmat kemudian berubah mengerutkan dahinya tampak seperti memikirkan sesuatu. Melihat hal tersebut Dinda langsung menanyakan "ada apa tuan? Apakah rasanya menjadi tidak enak?" "tidak, ini tetap enak kok" balas Winardi yang langsung merubah ekspresinya lagi menjadi senyuman kecil.

"oiya Dinda, aku belum tahu kau ini berasal dari mana"

"maafkan aku tuan selama ini aku lupa memberi tahumu tentang tempat asalku dan adikku Ninda" "kami berdua berasal dari kota kecil yang bernama Purajaya"

"....." ekspresi terkejut terlukis di wajah Winardi "benar kau berasal dari Purajaya?"

"iya" ucap Dinda yang dilanjutkan dengan rasa heran "memangnya ada apa tuan?"

"ohh tidak. Apakah pada saat kau belum merantau ke Pajajaran, desa mu mengalami krisis?"

"belum tuan, tetapi tiga tahun yang lalu aku mendapat kabar bahwa desa kami kekurangan air dan sulit sekali bagi para petani untuk bercocok tanam, terlebih daerah kami merupakan daerah gurun yang tandus" penjelasan Dinda.

"apa kalian tidak mencari tahu penyebabnya?"

"sudah tuan, tetapi kata salah satu temanku penyebabnya adalah sumur utama di desa kami berhenti mengalirkan air ke rumah - rumah sehingga kekeringan melanda daerah itu sejak tiga tahun terakhir" lanjut Dinda.

"mengapa itu bisa terjadi?"

"entahlah tuan, tetapi temanku ini memutuskan untuk ke Pajajaran agar bisa belajar tentang irigasi agar bisa membantu keluarga ku di Purajaya" sesaat terdiam lalu Dinda pun melanjutkan ucapannya "oiya temanku ini sepertinya sudah selesai dari pendidikannya tuan"

"ohhh, sepertinya ia pemuda yang cerdas yaa"

"memang tuan"

"sepertinya aku ingin bertemu dengan temanmu Dinda" lanjut Winardi"memangnya siapa nama temanmu ini Dinda?"

"namanya Alex tuan." Jawab Dinda.

Nusan Tara ( Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang