Berulang kali Raga melirik jam tangan dan pintu tempat bimbel Sera. Sudah sesore ini, terhitung sudah tiga jam Sera mengikuti bimbingan belajar dan seharusnya sudah selesai.
Raga bangkit berdiri saat melihat pintu terbuka. Sera berlari dari dalam dengan beberapa tumpuk buku. Raga berjalan cepat menghampiri lalu mengambil alih.
"Nunggu lama ya Ga? Sori-sori, tadi gue masih nggak ngerti satu pembahasan. Mau kemana abis ini?" tanya Sera saat Raga mengambil alih semua bukunya.
Raga mengulurkan satu helm pada Sera setelah meletakan buku di atas motor, "Langsung pulang" katanya buru-buru.
Ya, hari ini Raga berangkat sekolah menggunakan motor dengan alasan agar cepat menempuh jarak jauh menuju tempat bimbel Sera. Sebenarnya, Raga mendapat penolakan dari Adnan untuk mengantar Sera tapi tiba-tiba saja, saat Adnan siap memarahi Raga, sebuah panggilan masuk datang dari ponsel Adnan dan mengharuskan pria itu pergi keluar kota.
Dewi Fortuna berpihak pada Raga.
"Sebenarnya lo nggak perlu anter gue kalau lo sibuk. Gue bakal tetep usaha kok" ujar Sera yang mengenakan helmnya.
Tangan Raga terulur dan mengaitkan pengait helm dengan senyum tipis, "Gue nggak pernah sibuk, gue pengangguran kalau lo belum tahu"
"Beneran langsung pulang?"
"Emang kenapa?" Sera menaiki pedal motor dan duduk di belakang Raga, menjadikan tas Raga sebagai pembatas antara keduanya, "Lo bakal jatoh"
"Modusnya pasaran"
"Serius"
"Iyaiya ini pegangan" Sera memegang bahu Raga dengan kesal.
"Kalau gue ngerem mendadak lo-"
"Raga!" seru Sera, "Tinggal bilang kalau lo mau dipeluk apa susahnya? Gue nggak nolak kok, nunggu lo minta aja" dan begitulah kemudian Sera melingkarkan tangannya mengitari pinggang Raga
Cowok itu tersenyum dan bergumam, "Sensitif"
"Apa?"
"Nggak"
"Ishh lo ngomong apa tadi?!"
Raga memutar kunci motornya dan mulai menstarter, "Lo kurang kenceng meluknya"
Dan Sera berdecak.
♣♣♣
"Satu, dua, mampus!! Enam hari lagi Ke, enam hari lagi gue ultah!! Anjirrr gue seneng banget gilak" jerit Sera dengan jari menunjuk-nunjuk kalender.
Kenya mendengus, "Nggak perlu di kode, gue udah hapal tanggal ulang tahun lo. Lagian, apa yang bikin lo seneng? Perasaan ultah lo yang ini-"
"Etss jelas ini ultah yang beda" Sera melompat keras dan terduduk di sebelah Kenya, "Gue udah punya pacar, bakal beda pokoknya"
Melihat ketertarikan berlebih Sera akan hari ulang tahunnya yang masih enam hari lagi membuat Kenya meletakkan ponselnya dan bersedekap, "Ya terus? Lo minta gue kadoin apa enggak?" tanya Kenya membuat Sera menoleh.
Sera ikut bersidekap dan mengangkat dagunya tinggi-tinggi, "Emang kalau lo ultah, lo nggak mau di kasih kado?" balas Sera garang.
Kenya mengangkat bahu, "Maybe yes, maybe no. Duit gue udah banyak sekarang"
Tak mengerti karena alasan apa tapi tiba-tiba saja tangan Sera terasa begitu ringan untuk membuat bantal sofa melayang dan menimpa wajah Kenya.
"Anjir lo!! Bodo amatlah, gue laper nih Ke" lalu Sera bangkit berdiri dan berjalan menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAGA (Completed)
Teen FictionPertemuan yang tidak direncanakan, membawa Sera juga Raga pada sepenggal kisah yang singkat. Tidak butuh waktu lama untuk memulai sebuah perkenalan juga pendekatan. Dan Tuhan pun adil, Ia tidak memperlambat datangnya perpisahan. "Simpan gue di sisa...