23. Kerkel dan Bimbel

2.1K 167 9
                                    


Bel pulang berbunyi. Sera melirik jam tangannya lalu mendesah lesu. Hari ini Sera memiliki jadwal bimbel, tapi mengingat hari ini seluruh siswa kelas XI-1 di bombardir dengan ulangan harian di semua mata pelajaran, membuat Sera berpikir ulang.

Sepertinya hari ini Sera tidak mendatangi tempat bimbel.

"E-eh Ra, buru-buru amat. Mau kemana?" Aila menarik tas Sera saat gadis itu bersiap keluar kelas.

"Iihh lepasin Ai! Gue mau ke parkiran, mau pulang!" pinta Sera mencoba melepas tangan Aila dari tas nya.

"Pulang sama siapa?"

Sera menghela napas dan menghentikan usahanya kabur, "Sama pacar gue. Kenapa?"

"Kak Raga itu?"

"Ho'oh"

Bibir Aila mengerucut sebal, "Yaudah sana-sana! Pergi sana lo" kesal Aila mendorong Sera keluar dari kesal.

Sera mengernyit bingung, aneh sekali tapi Sera tak peduli. Dia kembali berjalan cepat menuju tempat parkir tanpa ingin mengulur waktu.

"Raga!!" teriak Sera berlari lebih cepat mendekati Raga, "Aduhh kenapa lo musti kerja kelompok sih? Gue hari ini bimbel" desah Sera kecewa.

Raga mengenakan helm lalu menaiki kuda besinya, "Mau gue anterin bimbel?" tawaran yang menggiurkan tapi Sera menggeleng cepat.

"Enggak-enggak! Gue udah berniat bolos bimbel kok. Tenang aja" tolak Sera dengan girang, "Lepas dulu dong helm nya, gue mau cerita nih"

Terkekeh beberapa saat, Raga kemudian melepas helmnya dan duduk di atas motor menghadap Sera, "Tadi UH dua kan? Gue udah tau. Sekarang kita tinggal tunggu nilai lo, kalau bagus, gue beliin hadiah"

"Janji?"

"Tapi kalau jelek-"

"Ish optimis dong!" protes Sera.

Raga berdecak menutup mulut Sera dengan tangannya, "Kalo jelek, kita bukan ke taman kota lagi, tapi gue bakal ngajak lo ke perpustakaan kota. Deal?"

"Tetap sama lo kan?"

"Iya"

Sera mengangguk semangat, "Deal!!"

"Bagus, Ayah lo nggak jemput kan?" Sera menggeleng, "Ayo naik, gue anter pulang" kata Raga kembali mengenakan helmnya.

"Tapi lo kan harus cepet-cepet kerkel. Ini udah sore lho Ga"

"Tuh tau, kalo lo nunggu angkot, lo nggak bakal nunggu dalam waktu lima menit. Rame gitu" tunjuk Raga pada segerombol anak sekolah yang berjejer menunggu angkutan.

Senyum Sera terbit, "Ah pacar gue bisa aja! Anter sampai rumah kan?"

Raga mulai memutar kunci motor dan menghidupkan mesin, "Gue anter sampai lo tua"

Buukkk

Tumpukan buku yang Sera bawa menghantam bahu Raga, "Nggak lucu, gue nggak berencana tua dalam waktu dekat!" Sera menata bukunya agar muat di dalam tas lalu menduduki motor Raga, "Lagian gue pengen awet muda" lanjutnya saat motor Raga mulai melaju.

Suasana jalanan Jakarta sore ini cukup lenggang. Suatu keberuntungan karena Sera sedang malas untuk bergumul dengan debu dan polusi. Perjalanan yang biasanya di tempuh selama lima belas menit, menjadi lebih singkat karena Raga mempercepat laju motornya.

Sera bertanya, mengapa harus melaju dengan cepat? Raga menjawab bahwa dia sudah telat kerja kelompok.

"Lain kali kalau sibuk ya nggak usah anter gue pulang Ga, gue bisa kok nunggu angkot sama yang lain"

SERAGA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang