33. Antar Aku

2.1K 176 13
                                    


Waktu belajar seorang pelajar selalu bertambah tiap tingkatnya. Berawal dari hanya tiga jam, hingga bertambah menjadi delapan jam. Itu belum termasuk ekstrakurikuler.

Sedikit terdengar membosankan memang. Menempatkan dirimu hampir sejajar dengan seorang pekerja yang bekerja separuh hari tapi itulah pola pikir manusia.

Hari ini Raga sudah membuang delapan jam waktu yang seharusnya dia gunakan untuk belajar. Membuangnya seperti Raga tidak butuh waktu itu.

Tidak benar-benar membuang sih, Raga hanya menggunakan waktu belajarnya untuk memikirkan seseorang yang seharusnya dia antar pulang kemarin sore.

Raga merasa waktu berjalan begitu lambat, dia mencoba sabar namun umpatan tidak bisa lagi dia tahan saat Aila akhirnya datang dan terlambat 10 menit.

"Apa lo pikir Jakarta berhenti jadi macet mulai sekarang?" tanya Raga sedikit geram, lalu matanya teralih pada dua orang yang berjalan di belakang Aila, "Ngapain mereka?"

Di beri teguran atas kesalahannya, Aila hanya bisa tersenyum canggung, "Ini temen-temen kelas, mau ikut jenguk. Boleh kan?"

"Sama guru?"

Aila mengangguk, "Tapi bu Wati bawa mobil sendiri. Kita rencana naik angkot, Lo?"

"Gue ikutin dari belakang pake motor"

"Yaudah, gue sama yang lain ke halte deh ya?"

Raga menahan tangan Aila saat cewek itu akan pergi, "Mereka doang kan yang ikut?"

"Iya, perwakilan selaku ketua kelas sama bendahara. Nggak apa-apa kan?"

"Hmm" lalu Raga menaiki motornya dan mengeluarkan kuda besi itu dari tempat parkir.

Sebenarnya Raga sedikit keberatan dengan kehadiran beberapa teman Sera. Tapi, Raga juga tidak sepantasnya melarang mereka. Mungkin Sera akan merasa lebih baik jika banyak teman yang menjenguk.

Brukk

"Apaan sih lo?!!"

Sean mengatur napasnya yang memburu, "Sori sori nggak maksud nabrak. Lo mau ke RS kan?"

"Hmm" gumam Raga mengenakan helmnya.

"Gue ikut"

"Ck, ngapain coba?"

Dahi Sean berkerut, "Nyari pahala kali! Jenguk orang sakit banyak pahalanya bro, udah ah gue numpang lo ya"

Tanpa menunggu izin Raga, Sean menaiki kursi penumpang dengan sedikit 'grasak'

Raga menghela napas.

Baiklah, niat Raga menjenguk Sera bukan untuk kencan dengan gadis itu, jadi tak masalah jika Sean ikut bukan?

Mesin motor sudah menderu, Raga melepas rem tangan dan kendaraan roda dua tersebut mulai melaju mengikuti sebuah angkutan yang berjarak dua mobil dengannya.

Ini adalah kali pertama Raga menjenguk orang sakit. Sedikit mengerikan karena orang yang terbaring lemah saat ini adalah Sera, pacar Raga.

Saat Amira di rawat di rumah sakit dulu, Raga jarang datang ke rumah sakit. Mungkin satu atau dua kali saja karena ketika Amira masuk rumah sakit selalu saja berbarengan dengan Raga yang tengah menjalani ujian.

Menyesal?

Sedikit. Karena dirinya yang belum mengerti keadaan, Raga tidak bisa menjadi orang terakhir yang di temui Amira.

"Lo oke kan, Ga?" ujar Sean sedikit berteriak karena suaranya terbawa angin.

"Hmm"

"Bawa motornya cepetan dikit, nanti ketinggalan angkot anak kelasnya Sera"

SERAGA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang