Ada beberapa tipe orang di dunia ini. Yang sederhana adalah tipe mengenai kepribadian.Introvert dan extrovert.
Pada dasarnya setiap orang memiliki sisi introvert dan extrovert di dalam kepribadian mereka masing-masing. Akan tetapi, salah satu sisi akan muncul lebih dominan dalam karakter orang tersebut.
Dan sisi dominan pada diri Sera adalah introvert.
Introvert bukan pribadi pemalu. As you see, Sera bukanlah seorang pemalu. Introvert lebih suka menghabiskan waktunya sendiri, kurang suka orang lain ikut dalam kesenangannya.
Sifat itu pula sering kali menambah jarak tak kasat mata antara Sera dan juga Gina.
Tak menutup fakta bahwa Gina tahu sepak terjang Sera dalam kegiatan non akademik, tapi Gina tidak pernah mencoba untuk membahasnya.
Padahal secara tidak sadar, Sera sering kali ingin membahas kehidupannya bersama Gina.
Sera ingin sedekat pinang bersama Gina, tapi percayalah, tidak ada Ibu dan anak perempuan yang bisa sependapat dalam segala hal.
Bahkan, terkadang, yang terbaik sekalipun masih memiliki cela dalam pandang wanita.
"Azka berhenti! Jangan lari-lari, kasihan Rafa,"
"Gapapa Yah, Azka yang jaga Rafa,"
Adnan memilih melangkah mendekati dua anak laki-lakinya, "Ayah percaya sama Azka, tapi Rafa kan baru bisa jalan, kalau jatuh bahaya. Main di dalam rumah aja ya?"
Terkadang, Gina membayangkan bagaimana interaksi antara pribadi introvert Sera dan extrovert milik Azka terjadi.
Akankah ada bertengkaran sengit?
Mampu kah Sera mengalahkan ego?
Atu justru, Sera lebih memilih acuh dan kembali asik dengan dunianya sendiri?
"Bunda..."
Air mata Gina kembali jatuh saat Azka datang menghampirinya, "Ya?"
"Jangan nangis Nda, nanti adik bayinya ikut nangis,"
Tangan Gita terulur mengusap kepala Azka, "Iya,"
Dan penyesalan terbesar Gina adalah ketika mendapati dirinya hamil. Dulu, jauh sebelum Adnan menhadopsi Azka dan Rafa, Gina sempat bertanya pada Sera.
"Kamu mau punya adik lagi?"
Hari itu matahari terlihat enggan muncul, udara terasa dingin tapi Gina dan Sera memilih duduk berdua di teras rumah. Menunggu Adnan pulang dari luar kota.
"Boleh,"
"Nggak takut kesaing?"
"Asal adik kandung, aku mah rela. Kan darah ku darah dia juga,"
Gina tersenyum. Walau Sera terkesan kekanakan, tapi perempuan itu sangat dewasa dalam memilih keputusan.
Sejujurnya, Gina rindu melihat tingkah kekanakan Sera.
"Nda, Ayah-"
"Bunda mau ke kamar, main sama Rafanya hati-hati ya? Jangan sampai jatuh,"
Azka mengangguk dengan kepala menatap Adnan sedih.
Hubungan Adnan dan Gina kurang harmonis sejak Gina mengetahui kehamilannya.
Andai Adnan tidak buru-buru mengadopsi Rafa dan Azka.
Andai Gina tahu tentang kehamilannya lebih awal.
Pasti sebelum ajalnya, Sera tidak akan menemui pertengkaran hebat kala itu. Bukan bermaksud menyalahkan, Gina hanya merasa ada banyak sekali andai yang tidak dapat terbayar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAGA (Completed)
Teen FictionPertemuan yang tidak direncanakan, membawa Sera juga Raga pada sepenggal kisah yang singkat. Tidak butuh waktu lama untuk memulai sebuah perkenalan juga pendekatan. Dan Tuhan pun adil, Ia tidak memperlambat datangnya perpisahan. "Simpan gue di sisa...