27. XII-1

2K 140 10
                                    


Lusa.

Itu artinya Raga hanya memiliki sisa waktu kurang dari dua hari dan kabar buruknya, dia masih belum menentukan kado yang tepat untuk Sera.

"Lo udah ngerjain tugas dari bu Fira?" tanya Sean yang baru saja selesai mengerjakan PR.

Raga tidak mengerti. Mereka baru mendapatkan PR itu dua jam yang lalu dan Sean sudah mengerjakannya sejak dini. Sedikit rasa salut ingin Raga sumbangkan namun gagal, Sean tidak benar-benar mengerjakan PR itu.

"Belum"

"Jadi..." Sean menutup bukunya, "Orang tua lo kemana?"

Raga diam, "Pergi"

"Gimana kado pacar lo? Udah siap?"

"Masih di pikirin"

Sean mengernyit, "Masih baru di pikirin? Aduh Raga, harusnya lo udah mulai kerja buat merealisasikan kadonya. Lusa kan?"

Kepala Raga mengangguk.

"Yakin nggak mau pake ide gue? Lumayan lho Ga, modal suara, gitar, sama kamera doang. Ya kalau mau berharga dikit, lo tinggal bikin aja tuh video jadi CD" ujar Sean memberi saran.

Oh tentu saja Raga tak akan menggunakan saran konyol Sean begitu saja. Terlalu banyak resiko.

Pertama dia tak bisa bernyayi dan kedua, Raga tidak suka seseorang menyimpan gambar dirinya. Sekali pun itu Sera.

"Gini deh, kalau lo nggak pede sama suara lo. Gimana kalau cuma suara gitar? Biar dia bisa nyanyi kapan pun gitu. Jadi setiap dia pengen nyanyi, dia nggak perlu buang-buang kuota dengan search karaoke lagu di Youtube"

Kepala Raga menoleh dengan cepat.

"Gue pikir-pikir lagi" putusnya gamang.

Itu akan jadi kado yang sedikit lebih berguna dari pada boneka Teddy Bear pesanan Sera.

"Jangan di pikir lagi Ga, bikin video, ngerekam, dan bikin rekaman itu jadi CD butuh waktu lama. Belum lagi kalau lo nggak fokus dan video harus di ulang. Mulai bikin dari sekarang aja-"

Ponsel Raga berdering menyela ucapan Sean. Raga berdeham sesaat, "Bokap, gue angkat dulu" lalu dia berjalan menuju dapur, "Halo?"

"Kata satpam rumahnya pak Setya, kamu bawa temen ke rumah?"

"Iya, boleh kan? Cowok kok"

"Mau ngapain?"

Raga meraih gelas dan mengisinya dengan air putih, "Bikin tugas. Lagian Papa apa banget sih? Aku bisa jaga rumah Pa, ngapain pake nyuruh satpam rumah orang lain ngawas? Ini bukan ujian"

"Jaga-jaga, siapa tau kamu bawa cewek"

"Ya terus gimana ini kelanjutannya?" rasa tak sabar mulai menyerbu Raga. Bukan bermaksud tak sopan pada orang tua tapi ayolah, bayangkan jika kalian di posisi Raga.

"Ya udah kerjain tugas kamu. Buatin makanan buat temen kamu. Ingat Raga, tamu adalah raja"

"Nggak, temen ku bukan tamu. Aku rajanya"

Terdengar suara gelak tawa di seberang sana sebelum kemudian Ardi kembali fokus pada Raga, "Yaudah terserah kamu. Ngomong-ngomong, Papa nggak setuju kalau Aluna jadi photographer"

Dan sesaat setelah sambungan itu terputus sepihak, Raga mengeluarkan kekesalannya.

Hah!!

Andai dia kenal dengan satpam pengadu itu, Raga akan merampas ponselnya dan membuang benda itu jauh-jauh.

SERAGA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang