Adnan mencabut kunci mobil dan keluar dari kendaraan roda empat miliknya. Tidak biasanya keadaan rumah sepi di jam lima sore.Sera yang biasanya duduk di teras dengan bermacam-macam buku yang berserakan di meja pun tidak terlihat.
Sekali lagi Adnan melirik jam tangan sebelum kemudian melangkahkan kakinya memasuki rumah dengan perasaan aneh.
"Sera kemana Nda?" tanya Adnan meletakkan kunci mobil di atas meja ruang keluarga.
Mendengar suaminya bertanya, Gina langsung mengalihkan pandangan dari Rafa, "Kemarin berantem, giliran anaknya nggak ada di cari. Ayah tuh aneh" kata Gina yang kembali bercengkerama dengan Rafa.
"Ayah serius lho Nda, udah jam lima"
"Paling jalan sama pacarnya, hari ini kan dia ulang tahun"
Dalam hati Adnan membenarkan ucapan istrinya namun entah mengapa, ada sesuatu yang mengganjal hati Adnan. Pria itu meraih remot televisi lantas mengganti saluran komedi menjadi tayangan berita.
"Sore ini, tepatnya pukul tiga sore tadi telah terjadi kecelakaan di jalan Raya Kayu Putih. Kecelakaan yang terjadi antara sebuah angkutan umum dan sebuah mini bus ini berhasil mengejutkan warga. Di ketahui lima siswa SMA menjadi korban dan sudah di larikan ke rumah sakit--"
Adnan menoleh pada Gina, "Sera nggak ngasih kabar apa-apa, Nda?"
Dahi Gina berkerut heran, "Ayah itu kenapa? Tumben banget nanyain Sera. Dia pernah pulang lebih larut dari jam lima. Ayah tenang aja"
"Perasaan Ayah nggak enak"
"Nggak enak gimana? Tadi siang emang ada telpon dari sekolah kalau Sera sakit dan masuk UKS, tapi pas di periksa dia baik-baik aja kok. Kecapek'an karena kemarin" Gina menjelaskan dengan wajah yang begitu tenang membuat Adnan percaya.
Sera sudah dewasa, Adnan harus mencoba untuk memberi kepercayaan pada Sera. Lagi pula selama ini Sera tidak pernah membuat kesalahan yang berarti.
Baiklah, Adnan akan kembali mengalah. Dia akan memberi Sera kepercayaan seperti yang gadis itu mau. Mungkin akan di mulai dengan benar-benar mengizinkan Sera berpacaran dengan Raga?
"-- menurut pengakuan warga, kecelakaan ini terjadi bersamaan dengan jam keluar sekolah sehingga sebagian besar korban adalah siswa yang bersekolah di sekolahan yang terletak tidak jauh dari jalan tersebut. Polisi masih menyelidiki apa penyebab--"
Sebuah panggilan masuk terpampang jelas di layar ponsel Adnan. Pria itu mengernyit membaca nomor yang tertera lantas segera mengangkat panggilan.
"Halo?"
"Siapa Yah?"
Adnan mengangkat tangannya memberi tanda agar Gina menahan pertanyaan.
"Selamat siang, dengan Bapak Adnan Wiratama?"
Adnan meraih remot televisi lalu mengecilkan volumenya, "Betul saya sendiri"
"Anak bapak, Sera Anjani, menjadi korban kecelakaan sore tadi. Kami mohon kehadiran bapak segera di--"
Hampir saja Adnan menjatuhkan ponselnya jika Gina tidak cepat-cepat memberikan Rafa pada mbak Tina saat melihat raut wajah Adnan yang berubah lalu menahan lengan pria itu.
"Kenapa Yah?"
Adnan mengusap wajahnya kasar dan sungguh, Gina melihat kekhawatiran yang mendalam di sana, "Baik, saya akan segera menuju kesana"
"Kenapa Yah?!" tanya Gina tak lagi mampu menahan rasa penasaran.
Adnan menggeleng pelan, "Sera kecelakaan"
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAGA (Completed)
Teen FictionPertemuan yang tidak direncanakan, membawa Sera juga Raga pada sepenggal kisah yang singkat. Tidak butuh waktu lama untuk memulai sebuah perkenalan juga pendekatan. Dan Tuhan pun adil, Ia tidak memperlambat datangnya perpisahan. "Simpan gue di sisa...