Vote&comment
Saena POV
Pagi ini masih seperti pagi sebelumnya, tidak ada yang berubah. Gue masih dengan kerinduan gue kepada abang gue. Memang sudah ada orang yang menjaga abang gue selagi gue berada disini.
Namun tetap aja gue akan merasa lebih puas kalau gue sendiri yang menjaga abang gue. Menjaga dalam artian memperhatikan pola makannya, pola tidurnya dan kesehatannya.
Kesampingkan semua rasa rindu gue itu, gue masih lebih memprioritaskan masa depan gue dan abang gue nantinya. So, sebisa mungkin gue akan bertahan disini sampai batas perjanjian itu berakhir.
"Cepat habisin makanannya, gue udah berbaik hati kasih lo makan makanan enak bukannya nasi basi." ujar Sehun kepada gue yang masih belum menghabiskan sarapan.
"Astaga. Iya Tuan yang baik hati," kata gue kesal, selanjutnya gue mempercepat lahapan gue setelah kurang lebih 30 menit gue termenung.
"Hari ini Tiffany datang."
"WHAT? Gue seriusan bakal dibimbing langsung sama Tiffany?" Gue masih merasa seakan gue berada di mimpi karena seorang Tiffany, desainer teekenal akan menemui gue.
Sangking bersemangatnya, seluruh pelayan dan pengawal melihat ke arah gue karena teriakan yang gue buat.
Sehun menghela nafasnya,"denger ya, lo ngomong biasa aja satu penthouse ini bisa dengar. Jadi jangan pake teriak-teriak suara lo itu bising."
"Ya maaf, gue refleks hehe. Tiffany beneran bakal kemari kan?"
"Lo nanya sekali lagi, gue suruh Tiffany batalin janji buat datang," ancam Sehun.
"Eeh jangan-jangan. Iya iya ini gue habisin kok sarapannya😊."
Sehun sudah menyelesaikan sarapannya sejak tadi, tapi dia belum mau beranjak dan memilih memandangi gue makan.
"Lo ga berangkat kerja?" Tanya gue.
"Gue nunggu Tiffany dulu."
Setelah selesai sarapan, gue beralih ke satu-satunya tempat untuk gue menghilangkan rasa bosan gue yaitu ruang Tv. Sementara Sehun sibuk dengan teleponnya dan masih berada di ruang makan sana.
Ting!
Seorang wanita berkaki jenjang dan terlihat modis itu baru saja keluar sari lift. Gue membelalakkan mata gue seolah tidak percaya karena keberadaan Tiffany.
"Hai Tiff, maaf gue ganggu jadwal lo." Sehun berjalan menghampiri Tiffany.
"Gapapa kok, gue seneng bisa bimbing orang yang punya selera modis tinggi seperti elo bilang ke gue." Kata Tiffany sambil melihat ke arah gue.
"Yaudah gue mau ada urusan ya, Lo jangan cerita macem-macem ke dia." Pamit Sehun dan diakhiri dengan kecaman untuk Tiffany.
Sehun meninggalkan penthouse bersama dengan Baekhyun yang sedari tadi menunggunya.
"Sehun baik kan sama kamu?" Tanya Tiffany tiba-tiba saat batang hidung Sehun baru saja tertutup oleh pintu lift.
"Ya begitulah kak, hehehe." Jawab gue canggung.
"Jangan malu-malu sama gue, santai aja. Oh iya ini ada sesuatu untuk kamu." Tiffany mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
Gue memperhatikan pergerakan tangan Tiffany yang sedang merogoh sling bag miliknya. Dan ternyata Tiffany mengeluarkan sebuah sketch book yang masih dikemas rapih dengan pelastik.
"Ini untuk kamu, semalam Sehun nitip buat beliin sketch book."
Demi apapun, tadi katanya Sehun? Beliin gue sketch book sesuai yang gue minta sama dia kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Mafia ● Sehun EXO✔
Fanfiction#1 in Fanfiction. [COMPLETED] Sehun adalah seorang mafia, dia memiliki misi untuk menemukan dokumen penting yang hilang. Pencarian akan dokumen itu mengharuskannya bertemu dengan Saena, adik dari seorang polisi yang kebetulan sedang memburu Sehun. ...