Chapter 15

345 14 0
                                    

"Bagaimana? Kau menyukai kalung pemberian kakakku?"

Aku menoleh ke arah Trisya yang saat ini sedang tersenyum manis.
"Ya. Sangat bagus!"

Aku meletakkan kalung itu ke dalam lemari di dalam kamar Hotel. Selesai dari Toko Perhiasan tadi kami langsung kembali ke Hotel.

"Baguslah. Besok kita kembali ke rumah!"

Aku terkejut langsung mengarah menghadap Trisya, "Mengapa begitu?"

"Ya. Karna mami menyuruh kita pulang secepatnya, padahal aku masih ingin berlama-lama disini. Masih banyak tempat yang belum kita kunjungi."

Kali ini aku tak bisa menahan tawaku, muka Trisya sangat lucu sekali.

Trisya mengerucutkan bibirnya melihatku menertawakannya. Dia langsung membaringkan tubuhnya membelakangiku, sedangkan aku mulai meraih koper di samping lemari, memasukkan kembali baju-bajuku ke dalamnya.

******

Aku, Trisya dan Ferel telah tiba di rumah. Di depan pintu ke-dua orang tua Trisya menyambut kepulangan kami, kami hanya pergi sebentar tapi mami Trisya bilang dia merindukan anak-anaknya.

Aku menarik koperku ke dalam saat sudah melakukan pelukan singkat kepada Mami dan Papi Trisya. Orang tua itu menggiring anak-anaknya menuju ruang tengah, mungkin ada yang ingin mereka bicarakan dan aku rasa, aku tak perlu tahu itu.

   Saat sudah masuk ke dalam kamar hal yang ingin ku lakukan adalah menghubungi seseorang.

Tak perlu menunggu waktu lama, pada dering pertama orang itu telah mengangkat Teleponku,
"Hallo, Ega!"

"Hallo, Ellen! Ada apa? Bukannya kau lagi bersenang-senang?"

Aku menyerngit dahi heran, kenapa nada suaranya seperti sedang marah. Apa Ega marah kepadaku?

"Aku tidak sedang ber senang-senang, kami hanya liburan itupun hanya satu hari saja, sekarang aku sudah kembali ke rumah!"

"Wah, sangat menyenangkan bukan?"

Ada apa dengan dirinya sebenarnya? Kenapa dia seperti sangat marah padaku?
"Apa maksudmu, Ega?"

"Ow, ow. Haha, kau sudah mendapat penggantiku, sedangkan aku seperti orang gila berharap enggkau kembali. Bayang-bayang dirimu membuatku tak bisa melupakanmu, Ellen. Aku sangat menyayangimu Ellen!" 

Aku cukup terkejut mendengar semua kata-kata Ega tanpa terkecuali. Apalagi dia mengatakan dengan nada sendu dan sedikit prustasi. Apa maksudnya ini?

"Aku belum menemukan penggantimu, Ega." Aku menggigit bibir bawahku dengan kuat, rasanya aku seperti dilema atau apalah namanya.

"Benarkah? Bagusalah, berarti kabar yang aku dengar itu bohong,"

"Kabar? Kabar apa maksudmu?"

"Sudahlah lupakan Ellen. Yang perlu kau tahu aku masih mencintaimu dan aku berjanji hal yang kau takutkan tak akan terulang lagi. Aku akan berubah Ellen."

Sebenarnya aku masih bingung apa maksud dari semua perkataan Ega, tapi aku tidak ingin ambil pusing. "Jadi?" Kataku mencoba bermain-main dengan Ega.

"Jadi aku akan menjemputmu pulang seminggu lagi,"

"Apa? Itu tidak mungkin Ega!" Shock hanya itu yang menggambarkan tentang diriku saat ini.

"Kau takkan bisa menolakku! Tunggu aku disana Ellen, ada beberapa hal yang ingin aku kerjakan Sekarang. I love you Ellen."

Tut tut tut

Walau ku tahu Ega telah memutuskan panggilannya tapi aku tetap menjawab, "Love you to Ega." Dengan suara lirih dan hampir tak terdengar aku menjawab Ega. Otakku masih mencerna semua ucapan Ega yang sama sekali belum aku pahami.

Move On (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang