Chapter 21

340 16 1
                                    

  Aku berjalan masuk ke dalam Kosh melewati Ega yang bersandar di depan pintu masuk.

"Selamat untukmu Ellen, ternyata kalian berdua saling mencintai."

Aku memberhentikan langkahku mendengar perkataan Ega. Tanpa berbalik aku menjawab , "Te-rimakasih."

****

   Sudah 3 hari Aku di Jakarta. Tapi belum ada keinginanku untuk kembali ke America. Rasanya tidak enak jika kita kembali meninggalkan rasa bersalah, meninggalkan kemarahan.

  Sejak kejadian itu, Ega taada berbicara padaku. Kami seperti orang asing yang berada dalam satu atap rumah. Ega sering pergi keluar meninggalkan ku, tapi ia tak pernah tidak pulang, ia akan pulang untuk tidur di Koshan Bella, dan Bella belum kembali ke koshan saat ia pergi malam itu.

   Banyak  alasanku ketika Ferel dan Trisya menghubungiku menyuruh untuk pulang. Dan mereka percaya padaku padahal tgl pertunangan aku dan Ferel tinggal 4 hari lagi. Sementara aku belum memberitahu tentang pertunangan ini pada siapapun.

  Aku tak tahu harus bagaimana lagi, andai Ega tak bersikap cuek padaku mungkin aku tak sebingung ini memberitahukan kepadanya. Sementara aku tahu bahwa keluarga Trisya telah menyiapkan semuanya dengan mantap dan megah.

    Aku menghembuskan napas perlahan, kakiku melangkah mendekati Ega yang saat ini asyik menonton film dari layar Laptop-nya. Aku duduk di samping Ega, ku perhatikan dirinya tapi Ega sama sekali tidak melihat ke arahku. Aku mulai jengah, ini tak akan bisa selesai kalau tak ada yang angkat bicara. Maka aku akan memulainya.

"Ega," panggilku pelan, Ega masih bergeming tanpa menoleh. Aku menghembuskan napas lelah, "Sebentar lagi aku kembali ke America."

"Ya, aku tahu." Jawab Ega tanpa menoleh.

Aku menggigit bibir bawahku merasa tak enak untuk mengatakan sesuatu yang sangat ingin aku katakan.

"Aku akan meninggalkanmu dan menetap disana!" Kataku takut-takut.

"Ya, aku juga tahu." Jawab Ega masih dengan posisi yang sama. Aku jengah mendapat respon biasa dari Ega, aku marah.

"Ega, kenapa kau seperti ini? Kau sudah tidak perduli lagi padaku?" Kataku dengan marah.

"Bukankah sudah ada orang yang memperdulikanmu?" Ujar Ega acuh masih fokus pada layar Laptop-nya.

"Tapi aku ingin kau perhatian padaku, Ega!" Ujarku hampir berteriak. Ku tutup laptop Ega dengan kasar. Ega menatapku dengan malas.

"Tidak bisa. Aku tidak bisa melakukannya lagi." Ujar Ega tegas.

   Ada rasa sakit saar Ega mengatakan itu padaku. Bagaimana bisa dia berkata sudah tidak bisa melakukannya lagi. Sementara ia masih bersamaku, jika memang tidak bisa mengapa ia masih tinggal di kosh Bella. Kenapa tidak pulang ke rumahnya yang juga berada di daerah Kota Jakarta.

   Aku berdiri menatap Ega dengan marah, "Berarti aku salah menilaimu. Kau tidak pernah berubah Ega, kau masih tetap Ega yang jahat." Aku menarik napas pelan, "Aku menyesal menunda kepulanganku ke America sekarang hanya untukmu. Seharusnya aku kembali sekarang dan melihat persiapan untuk pertunanganku."

"Apa? Kau ingin bertunangan Ellen?" Ega tampak shock dan ikut berdiri menatap ku dengan ketidak percayaan.

"Ya, dia lebih bisa mengerti aku daripada engkau yang hanya semaumu saja. Aku akan meminta restu Ayahku dan kembali ke America." Ujarku marah dan langsung beranjak keluar meninggalkan Ega yang membisu di tempatnya.

   Aku menangis berlari menyetop Taxi yang melintas. Aku masuk ke dalam Taxi dengan air mata yang terus mengalir. Tidak bisa kutahan air mataku mengingat kejadian tadi. Ternyata Ega tak pernah tulus mencintaiku. Bahkan sekarangpun dia tidak berusaha untuk mengejarku.

Move On (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang