"Ayo kita ke kelas seni dulu, Lu" ajak Mei sambil menepuk bahu Lucy yang wajahnya terlihat sangat pucat pasi "OMG.. udahlah.. lagian presentasi lo bagus kok" ujar Mei yang mengerti jika Lucy masih shock karena presentasi mendadaknya beberapa menit lalu yang menurut Mei dan kevin cukup bagus karena Lucy tidak menyiapkan materinya terlebih dahulu.
"Ayo" Mei menarik Lucy agar tak terus memikirkan tentang presentasi barusan menuju ke kelas Juliet namun di tengah jalan Lucy menghentikan langkah kakinya membuat Mei yang menarik lengannya heran kemudian berbalik menatap Lucy.
"Kenapa Lu?" Tanya Mei heran.
"Ada apaan tuh?" Tanya Lucy sambil menatap selembar kertas berisi tulisan yang tak terlihat ㅡkarena ia berdiri di kejauhanㅡ yang baru saja ditempel oleh seorang wanita berpakaian guru di sebuah mading.
"Eh? Ga tau. Mungkin semacam pengumuman atau nilai hasil ulangan. Disini kan emang gitu, Lu. Setiap data nilai hasil ulangan pasti di tempel di mading sama guru yang bersangkutan" jawab Mei acuh.
"Gue pengen liat" Lucy melepas genggaman tangan Mei kemudian berjalan mendekat ke arah papan pengumuman.
"Siapa yang nilainya paling besar?" Tanya Mei sambil menghampiri Lucy.
"Eh? Lucas Xav?"
Lucy menatap daftar nilai yang di tempel di papan pengumuman itu dengan mulut yang terbuka sebesar jari kelingking.
"Kenapa lo shock gitu, Lu?" Tanya Mei heran.
Ia sudah melihat daftar nilai itu dan menurutnya tak ada yang salah dengan itu. Memang kenapa jika Lucas mendapat nilai tertinggi ulangan di kelasnya toh itu sudah biasa terjadi dan Lucas memang pintar.
"Apa dia sepintar itu Mei?" Tanya Lucy pelan.
Ia tetap menatapi nilai Lucas yang mendapat nilai A+ sedangkan yang lain hanya mendapat nilai A atau B dan B+ bahkan Josh yang berada di urutan kedua pun hanya mendapatkan nilai A saja.
"Pastilah, Lu. Makanya dia ada dikelas unggulan. Lo juga tau kan dia dapet beasiswa penuh selama 3 tahun? Itu karena otaknya yang seencer minyak sayur, Lu" jawab Mei yang membuat Lucy tertawa.
"Lo ada-ada aja. Ayo.. Lo katanya mau ke kelasnya Juliet" Lucy menarik lengan Mei untuk pergi menuju kelas Juliet -kelas seni- di lantai 4.
Saat di koridor tempat loker-loker berjejer ia berpapasan dengan Lucas yang langsung memalingkan wajahnya ke arah lain saat Lucy menatapnya.Mei yang melihat gelagat aneh Lucy pun hanya dapat mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Heyy! Kalian mau kemana?" Tanya Zoey yang baru keluar dari kelasnya di lantai 3 dan mendapati Lucy dan Mei lewat didepan kelasnya.
"Eh Zoey? Kelas lo disini ya? Kita mau ke kelasnya Juliet" jawab Lucy yang langsung menghentikan langkah kakinya.
"Gue ikut!" Ucap Zoey cepat kemudian bergabung bersama Lucy dan Mei.
"Gue baru tau kalo disekolah ini ada arsitektur yang mirip kaya di Orestad College" ucap Lucy kagum saat mereka tengah berjalan menuju lantai empat dan melihat tangga besar yang menghubungkan lantai dasar dengan lantai dua.
"Hmm.. Pas pertama gue dateng kesini juga gue kagum banget, Lu. Apalagi sama perpustakaannya" balas Mei.
"Ahhh.. kenapa Sean gak hubungin gue ya?" Rengek Zoey sambil menatapi layar ponselnya dengan gemas.
"Mungkin dia lagi sibuk, baby Zoey" ujar Mei yang bertindak dewasa.
"Emangnya pacar lo itu mau apa sih pergi ke Jepang? Berlibur ya?" Tanya Lucy dengan wajah innocent nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy
أدب المراهقين[Beberapa part di private. Follow sebelum membaca] . . . Keinginannya untuk pindah ke Jerman membuat ia bertemu dengan si cowok 'beasiswa' yang selalu dibully oleh teman-temannya karena bersekolah di sekolah tempat orang-orang kaya. "Pergi gua gamau...