Lucas side...
Lucas memasuki kamarnya setelah sebelumnya melihat keadaan sekitar dan memastikan keluarga Alexander masih makan malam di meja makan outdoor di belakang.
Ia sama sekali tak sadar jika tadi Lucy hampir saja menemukannya.
Lucas menghampiri baju seragam yang ia gantung di samping cermin. Seragam baru yang hanya pernah ia kenakan 1x dalam jangka waktu beberapa jam saja.
Entah apa yang membuat seragam itu terasa spesial bagi Lucas yang menyebabkan Lucas tak pernah lagi memakai seragam itu karena ia takut seragam itu akan rusak karena ia selalu di bully di sekolahnya makanya ia punya lebih dari selusin baju seragam di lemarinya.
Lucas tak pernah lagi memakai seragam itu mungkin karena seragam itu pemberian Lucy.
'Ehh?' Fikir Lucas saat tak disadarinya ia tersenyum saat membayangkan wajah gadis bermata hazel yang cerewet itu.
Dan mungkin saat ini gadis yang sedang ia lamunkan itu sedang berada di bawah dan menikmati hidangan makan malam mewah bersama keluarganya.
Lucas tidak merasa sedih karena ia tidak ikut makan malam bersama keluarganya karena ini memang permintaannya. Ia tahu disana akan ada Zoey dan Lucy makanya ia tak mau ikut.
.
.
.
Lucy merasa kepalanya sangat pusing saat ini dan badannya terasa panas membuat semalaman dia tidak bisa tidur dengan nyenyak ditambah lagi hidungnya terasa mampet.
"Lu, kamu baik-baik aja? Kamu keliatan pucat" tanya nenek dengan raut wajah khawatir begitu Lucy duduk di kursi meja makan.
"Iya. Lo keliatan gak baik Lu. Lo sakit ya?" Tanya Zoey sambil menyuapkan salad-nya.
"Hmm.. aku baik-baik aja" jawab Lucy sambil menuangkan susu ke gelasnya kemudian meminumnya perlahan.
"Kamu cuma sarapan itu?" Tanya kakek.
"Aku lagi gak enak makan" jawab Lucy seadanya.
...
"Sebenarnya apa yang kalian omongin semalam?" Tanya Lucy saat mereka sudah berada didalam mobil menuju ke sekolah.
Zoey terdiam sejenak. Ia tahu cepat atau lambat Lucy pasti akan bertanya karena Zoey tahu jika Lucy tak begitu bodoh untuk menyadari itu semua. Ia tak mungkin menyembunyikan ini dari Lucy karena Lucy akan marah.
"Sebenarnya gue udah di jodohin sama Bryan" kata Zoey tenang.
Lucy menatap Zoey dengan tatapan shock lalu berkata "Serius? Kenapa bisa?" Tanyanya.
"Gatau" jawab Zoey lemas.
"Trus gimana sama Sean?" Tanya Lucy bingung.
Zoey terdiam tak merespon. Ada satu hal yang ia lupakan, Sean. Dan segala luka yang telah ia berikan beberapa hari lalu lewat sebuah foto. Ia juga lupa untuk menanyakan siapa yang ada di foto itu pada Bryan. Dan sampai saat ini Lucy belum tahu tentang permasalahannya.
Ravi membukakan pintu untuk Lucy dan Zoey setelah mereka sampai di sekolah dan mereka berdua pun langsung turun dari mobil dan berjalan bersamaan menuju ke gedung sekolah.
"Lu.. jangan kasih tau tentang perjodohan gue sama siapapun termasuk Juliet dan Mei, oke?" Pinta Zoey.
"oke" jawab Lucy sambil mengangguk kemudian berpisah di ujung lorong karena kelas Lucy belok ke lorong kiri sementara kelas Zoey ada di lantai atas.
.
.
.
"Juliet.. saat istirahat kita mulai sesi latihan di mirror dance room" ucap Bryan datar saat Juliet lewat di depan nya. Juliet menoleh dan mengangguk canggung.
"Ya" hanya itu yang keluar dari heart lips miliknya kemudian ia berlalu begitu saja menjauh dari Bryan menuju kelasnya.
Sementara itu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy
Teen Fiction[Beberapa part di private. Follow sebelum membaca] . . . Keinginannya untuk pindah ke Jerman membuat ia bertemu dengan si cowok 'beasiswa' yang selalu dibully oleh teman-temannya karena bersekolah di sekolah tempat orang-orang kaya. "Pergi gua gamau...
