24 - Fake Nerd Boy

14.7K 926 27
                                    

Maapkan atas keterlambatan ini gaes. Jadi buat nebus keterlambatan gue bsok gua bakal update lagi. Yeyyy
Komen deh kalo kalian setuju gue besok update lagi. Klo gue lupa ingetin ya gaes.
.


.
.
Juliet tampil beda malam ini dengan sengaja karena sepertinya ia benar-benar
'niat' untuk menolong Bryan dan kesan yang didapat Bryam saat pertama kali melihat Juliet dalam balutan dress tanpa lengan berwarna peach ini adalah 'anggun' bak puteri-puteri kerajaan.

"Omong-omong, kemana orang tua lo?" Tanya Bryan basa-basi. Huh modus.

"Lagi pergi.. Urusan bisnis katanya" jawab Juliet sambil menatap keluar kaca mobil.

"Oh" hanya itu jawaban Bryan yang membuat Juliet ingin meneggelemkan Bryan kedalam magma. Uhh, menyebalkan. Seharusnya Juliet sudah tahu dan hafal jika Bryan itu pada dasarnya memang dingin dan tak banyak bicara, begitu kata orang-orang.

"Lo.. kenapa tadi lo nolong Lucas? Gak biasanya" ujar Juliet tiba-tiba tanpa menyadari perubahaan pada raut wajah Bryan.

"Lo bakal tahu sebentar lagi" jawab Bryan datar dan dingin.

10 menit kemudian mereka sampai di mansion Xavier dan Juliet sukses menjatuhkan rahangnya ketika melihat betapa mewahnya rumah besar dalam kategori mansion ini.

"Lo itu kaya orang yang datang dari pelosok aja" cibir Bryan yang melangkah duluan kedalam mansionnya diikuti oleh Juliet yang masih terkagum-kagum dan mereka langsung disambut oleh puluhan maid yang berjajar rapi di lorong masuk menuju ruang tamu, dahsyat memang mansion ini. Juliet jadi merasakan sensasi jalan-jalan di istana kerajaan Eropa jaman dulu.

Saat melangkah masuk memasuki ruang tengah, Juliet menyipitkan matanya pada seonggok pria yang tengah memakan cemilannya sambil menonton home teater dan bercanda tawa bersama seorang gadis mungil nan manis yang Juliet tahu -dari berita- jika gadis itu adalah adik dari Bryan, kalau tidak salah namanya itu Luna.

Namun bukan itu yang membuat Juliet menyipitkan mata bulatnya namun karena seorang Pria yang terasa begitu familiar di matanya.

Dan ketika pria itu berbalik dan menatap ke arah mereka, mata bulat Juliet menjadi semakin melebar dengan ekspresi melongok.

"Lucas.."
.
.
.
Zoey semakin marah saja pada Sean sejak pindahnya Feby ke sekolahnya dan sialnya malah satu kelas dengannya.

Ia sangat geram dengan gadis berambut blonde itu karena selalu menempel pada Sean apa lagi setelah tahu jika Zoey adalah 'mantan kekasih' Sean.

Sering kali Feby mencoba menjebak atau mengerjai Zoey dengan caranya namun Zoey selalu lolos karena ia tentunya bukan orang bodoh, Zoey itu pintar okay? Dia selalu mendapat peringkat satu di kelasnya, ya walaupun tak sepintar anak-anak di kelas unggulan tapi otaknya itu selalu bekerja cepat dan long time memory.

Seperti saat ini, ia sedang beradu mulut dengan si murid baru yang selalu menjilat setiap guru yang dekat dengan Zoey agar berubah menjadi tidak suka pada Zoey namun sekali lagi Zoey bukan orang bodoh yang akan diam saja melihat Feby berusaha merebut segalanya darinya.

Seisi kelas Sains 6 hanya menatap kedua gadis imut itu dengan tatapan ngeri. Tak pernah ada yang berani menegur mereka karena itu sama saja mencari masalah apalagi dengan Zoey.

"Apa maksud lo, huh?" Tanya Feby sambil mengepalkan tangannya.

"kayanya otak lo terlalu dangkal untuk sekedar mikirin kata-kata gue. Lo itu Benalu dalam hidup Sean, Feby" jelas Zoey tajam dan penuh penekanan membuat Feby semakin emosi namun matanya sudah berkaca-kaca.

"Lo! Lo itu bukan siapa-siapa Zoey!" Teriak Feby sambil menatap Zoey sengit dengan air mata yang sudah hampir menetes sementara Zoey hanya menyeringai mendengar omong kosong Feby begitupun dengan seluruh siswa di kelas itu yang menatap Feby tak percaya. Apa dia tak tahu siapa yang jadi lawan bicaranya itu?

"Lo yang bukan siapa-siapa. Jangan membangga-banggakan perusahaan milik orang lain hanya karena ayah lo jadi wakil CEO di cabang perusahaan itu. Gue bisa mecat ayah lo kapan aja, gue tinggal nyuruh tuan Dominik aja. Tapi gue kasihan karena tuan Ray itu baik, tapi kenapa anaknya kaya lo?" Semua mata langsung tertuju pada pemilik suara lembut namun terkesan dingin dan datar yang kini berdiri angkuh di pintu kelas.

Feby menatap Lucy tak percaya, siapa Lucy? Kenapa ia tahu tentang nama CEO di perusahaan cabang kedua terbesar Dominica dan nama ayahnya?

"Perkenalkan, nama gue William Lucyana. Pewaris tunggal semua saham perusahaan dan semua cabang perusahaan Dominica Company. Lo gak tau gue?" Tanya Lucy sinis, ia sebenarnya tak berniat pamer namun sikap sok yang ditunjukan Feby membuatnya kesal.

"Tadinya gue mau makan, tapi rasanya nafsu makan gue hilang seketika" lanjut Lucy datar kemudian melangkah pergi dari kelas itu.

"Ternyata orang kaya semuanya sama saja" Lucy menoleh ke sebelah kirinya dan ternyata dilorong itu terdapat Lucas yang menyandar pada dinding.

Lucy menghentikan langkahnya dan menatap Lucas tak mengerti.

"Lo bilang lo gak sama kaya yang lainnya tapi ternyata sama saja. Tukang pamer kekayaan" cibir Lucas dengan nada merendahkan membuat emosi Lucy meningkat.

"Gue gak sama!"

"Jelas-jelas gue liat tadi. Jangan ngelak Lucy"

"Itu gak seperti yang lo lihat!" Sangkal Lucy sekali lagi karena tak terima dengan ucapan Lucas.

"Orang kaya sama aja" desis Lucas dingin kemudian berbalik menjauh dari tempatnya tadi berdiri dengan Lucy yang masih mengikuti langkah Lucas dengan tatapan lirihnya.

Tiba-tiba saja Lucy berlari dengan kencang sambil menyerukan kata 'awas' kepada Lucas membuat Lucas menoleh ke belakang dan tepat pada saat itu Lucy menubruk badan Lucas dengan keras membuat Lucas secara refleks memeluk tubuh kecil Lucy dan berakhir dengan mereka berdua yang jatuh di lantai dengan posisi Lucas yang dibawah dan Lucy yang diatas di tambah lagi bibir mereka tanpa sengaja bersentuhan membuat keduanya kaget.

'OMG! FIRST KISS GUE!' batin keduanya kaget sementara siswa yang tadi melempar terigu pada Lucas hanya melongok melihat adegan tak terduga di depannya juga karena lagi-lagi sasaran bullyan nya lolos dan berakhir dengan terigu nya malah menabrak dinding disebelah Lucy dan Lucas.

Mereka pun tersadar dan akhirnya saling melepaskan diri karena sadar jika posisi mereka sangat intim dan tidak baik jika dilihat orang lain.

Masa bodoh dengan first kiss nya, yang saat ini Lucy fikirkan adalah bagaimana setelah ini? Apakah ia mampu melontarkan ucapan mengejek atau ketus seperti biasanya pada Lucas setelah ini?

"Ma-maaf" cicit Lucy pelan, bahkan sangat pelan.

"Ga papa" balas Lucas canggung tanpa menatap ke arah Lucy.

"Lucas"

"Ng?"

"Itu first kiss gue" lirih Lucy membuat Lucas sedikit tersentak akibat kaget.

"Gue juga" balas Lucas setelah cukup lama terdiam dengan berbagai fikiran di kepalanya "dasar lo ceroboh" ujar Lucas tak terduga sambil mengacak pelan surai coklat Lucy membuat empunya kaget.

"A-apa.."

"Lo menarik, Lu" potong Lucas dengan ucapan menggantung dari Lucy sambil menatap lekat mata gadis blasteran itu.

"Apa maksud lo?" Tanya Lucy yang merasa jika ini hanya imajinasi nya saja karena melihat Lucas yang tersenyum padanya meski itu hanya senyum tipis.

"Gue suka lo" jawab Lucas membuat Lucy merasa senang namun setelahnya ia kembali murung karena kata-kata Lucas selanjutnya "sebagai teman"

Tapi ini sebenarnya sebuah kemajuan dimana Lucas mengakuinya sebagai teman. Meski begitu, Lucy tetap saja merasa sedih entah karena alasan apa. Atau karena perasaannya yang tak terbalaskan?

🌸🌸🌸
.
Hello gaes. Maapkan aku kemaren paket abis jadi gabisa update.
.
Jangan lupa vomment gaes ilope you

@tinaajwta

Fake Nerd BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang