"Zoey.. dimana kotak obatnya?" Tanya Lucy panik sambil mencoba mencari kotak P3K di laci-laci nakas dan lemari yang ada di apartemen mewah zoey ini.
"Kayaknya gua gak punya, Lu. Lo tau kan kalo gue jarang ada disini?!" Jawab Zoey yang mendudukan tubuh tinggi semampai milik Lucas di sofa empuknya. Zoey tak sadar dengan tatapan Lucy yang kesal padanya "biar gue beli aja Lu. Di bawah kayaknya ada apotek. Lo tunggu bentar ya?" Ucap Zoey kemudian mengambil tas selempangannya dan berlari keluar dari apartemen yang ada di lantai 17 ini.
"Astaga. Gue harap Zoey cepet dateng" gumam Lucy cemas sambil menghampiri Lucas yang hanya duduk diam di sofa dengan pandangan kosong.
Ia bisa melihat darah yang mulai mengering di tulang pipi Lucas, sikut dan juga tumit nya yang seputih salju itu.
Lucy mengambil kotak tissue basah lalu membersihkan darah pada luka Lucas dengan hati-hati namun tetap menyebabkan erangan kecil dari Lucas karena merasa perih saat luka nya yang masih basah terkena tissue basah.
"Sorry.. Gue bakal lebih hati-hati" ucap Lucy dengan wajah menyesal kemudian melanjutkan membersihkan darah yang mulai mengering itu sampai di tulang pipi pria bermarga Xav ini.
Ia merasa jantungnya bekerja tidak normal saat melihat paras tampan Lucas dengan rambut yang sedikit acak-acakan menambah kesan seksi pada pria berkulit pucat ini apalagi saat Lucas menatap manik matanya membuat Lucy salah tingkah dan untungnya tepat pada saat itu Zoey datang dengan membawa sekantung obat-obatan dan alat yang diperlukan Lucas membuat ia bisa menghilangkan rasa canggungnya.
"Lo udah bersihin luka Lucas pake tissue?" Tanya Zoey saat melihat luka Lucas hanya meninggalkan bekas kemerah-merahan yang membuatnya ngilu sendiri "ini.. bersihin lagi pake alkohol" ujar Zoey sambil menyerahkan kantung plastik itu pada Lucy.
"Ssshh.." ringis Lucas begitu Lucy membersihkan lukanya -untuk yang kedua kalinya- menggunakan alkohol.
"Sakit ya?" Tanya Lucy dengan wajah innocent nya membuat Lucas merasa malu sendiri tapi disisi lain juga kesal karena pertanyaan konyol Lucy.
"Oh ya Lu... hari ini kita bolos, gimana?" Tanya Zoey sambil menggigiti kuku jari nya "Sean pasti ngamuk kalo dia tahu gue bolos" gumam Zoey yang masih dapat di dengar oleh Lucas juga Lucy.
'Dia pacarnya Sean?' Batin Lucas sambil melirik Zoey dengan ekor matanya.
"nggak tau. Telpon aja Mei atau juliet. Bilang kalo kita ada kepentingan mendadak" jawab Lucy sambil memberi obat merah pada luka Lucas membuat sang empu kembali meringis di buatnya.
"Hmm.. Gue telpon Juliet aja. Mei jarang ngangkat telpon kalo gue nelpon dia" dengus Zoey kemudian mengambil ponsel canggihnya.
"Oh ya.. Ada apa sih sebenarnya sampe mereka ngebakar sepeda lo?" Tanya Lucy hati-hati dan langsung mendapat tatapan tajam dari Lucas "oh oklah kalo lo gak mau bilang. Gak apa" ucap Lucy cepat dengan senyum anehnya.
"Lu.. kira-kira Lucas suka apa ya?" Bisik Zoey di telinga sepupu imutnya itu saat Lucy telah selesai mengobati luka Lucas dan membalutnya dengan kain kasa juga plester.
"Maksud lo?" Tanya Lucy tak mengerti.
"Aish. Lucas pasti butuh makanan, Lu" ujarnya tetap berbisik takut Lucas mendengarnya.
' Cerdas sekali Zoey. Gue bahkan gak kefikiran buat kasihLucas makanan' batin Lucy.
"Entahlah. Orang sakit biasanya makan apa?" tanya Lucy balas berbisik.
"Bubur paling" jawab Zoey cuek.
"Yaudah beli itu aja sana!" Usir Lucy.
"Eh? Gue lagi?" Tanya Zoey tak percaya "yaudahlah. Nikmatin
aja ya wajah Lucas xav itu" ejek Zoey sambil tersenyum jahil dan dengan sengaja mengeraskan suaranya membuat Lucas dapat mendengarnya dan langsung menatap mereka berdua dengan tatapan datar namun ekspresi penuh tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy
Genç Kurgu[Beberapa part di private. Follow sebelum membaca] . . . Keinginannya untuk pindah ke Jerman membuat ia bertemu dengan si cowok 'beasiswa' yang selalu dibully oleh teman-temannya karena bersekolah di sekolah tempat orang-orang kaya. "Pergi gua gamau...