Setelah pembicaraan nya tadi dengan Lucas, kini keadaan menjadi canggung. Lucas yang sibuk dengan buku nya dan Lucy yang gugup sambil memainkan jarinya seperti anak kecil.
Sebenarnya dari tadi Lucas sudah ingin keluar dari UKS namun perawat yang tadi menangani Lucy memintanya untuk menemani Lucy karena kondisi Lucy masih lemah dan bisa saja Lucy memerlukan bantuan Lucas untuk mengambilkan sesuatu
"Lucas.." panggil Lucy pelan sambil melirik Lucas lewat ekor matanya.Lucas tak menjawab namun ia hanya melirik Lucy sekilas dan setelahnya ia kembali sibuk dengan buku bacaannya.
"Lucas.." panggil Lucy sekali lagi "Lo yang bawa gue kesini ya?" Tanya Lucy polos.
"ya" jawab Lucas ringkas.
Lucy merengut mendengar jawaban Lucas yang ringkas lalu ia melihat sebuah benda persegi panjang berwarna putih yang sedikit menonjol atasnya di saku kemeja Lucas.
Dengan cepat Lucy pun mengambil benda persegi panjang itu dari saku kemeja Lucas membuat empunya kaget dan langsung menatap Lucy tidak suka namun yang ditatap hanya balik menatap Lucas dengan wajah innocent nya.
"Kenapa lo nyebelin banget sih" ujar Lucas datar.
Lucy mengangkat bahu nya tidak peduli dan malah mengutak-atuk ponsel Lucas dan menuliskan nomornya pada ponsel Lucas kemudian ia menelpon nomornya sendiri dengan nomor Lucas agar ia mengetahui nomor Lucas.
Lucy sebenarnya sedikit heran kenapa ponsel Lucas bisa sangat mewah. Padahal kan setahunya Lucas itu murid beasiswa. Bukannya Lucy merendahkan tapi ia sangat penasaran.
.
.
.
Setelah kejadian siang tadi dimana Zoey mengamuk kepadanya minta penjelasan tentang siapa wanita yang Sean peluk di photo yang ia tunjukan kepadanya, Bryan langsung panik dan menghubungi sang tersangka yakni Sean yang sampai saat ini belum kembali dari Jepang sana."Halo" sapa suara berat Sean diseberang sana. Bryan menghela nafasnya lega saat mendengar suara Sean setelah beberapa kali mencoba sebelumnya dan Sean tidak mengangkat teleponnya.
"Halo Sean, sorry gue ganggu. Ada berita buruk" ujar bryan sambil mengginggiti kuku jarinya karena ragu.
"Kenapa?"
"ini tentang Zoey"
"Kenapa sama dia? Apa terjadi sesuatu?" suara Sean berubah khawatir begitu tahu jika bryan menelpon untuk menyampaikan berita buruk tentang kekasihnya, Zoey
"dia dateng ke gue dan ngamuk nanyain soal seseorang yang terlihat difoto sama lo, dan yang lebih mengejutkan adalah kalian lagi... berpelukan" jawab Bryan semakin ragu dan memelankan suaranya di akhir kalimat.
"A-apa?" kaget Sean dengan wajah panik dan pucat pasi. Ada apa ini? Kenapa bisa ada foto seperti itu di Zoey? Ia merasa tak pernah sedikitpun berpaling dari Zoey. Dan sekarang? Zoey mengamuk pada sepupunya dan menanyakan perihal gadis yang tengah berpelukan dengannya di photo. Sedikitpun ia tak pernah merasa berkhianat pada Zoey apalagi sampai berhubungan fisik dengan gadis lain. Baginya hanya Zoey seorang lah yang pantas menyentuhnya, tidak dengan gadis lain.
"Sekarang gue tanya sama lo, Sean.. sebenarnya apa yang terjadi disana? Beneran lo berpelukan sama seorang cewek?" tanya Bryan serius.
"Enggak.. Gue gak pernah begitu" sangkal Sean cepat.
"Trus kenapa di photo itu gue liat lo lagi berpelukan sama seorang cewek di lobi hotel? Dan kalau gue gak salah liat cewek itu adalah... Natasya belidra"
Sean memelototkan matanya tak percaya. Natasya belidra? Ia memang sempat bertemu dengan mantan kekasihnya itu saat baru beberapa hari berada di Jepang dan ia memang mengingat kala itu Tasya memeluknya dan bodohnya ia tak bereaksi apapun saat itu bahkan sekedar menolak pun tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy
Fiksi Remaja[Beberapa part di private. Follow sebelum membaca] . . . Keinginannya untuk pindah ke Jerman membuat ia bertemu dengan si cowok 'beasiswa' yang selalu dibully oleh teman-temannya karena bersekolah di sekolah tempat orang-orang kaya. "Pergi gua gamau...