Comment ya kalo nemu typo
.
.
"Kak Lucy" Lucy tak menoleh sedikitpun saat ia mendengar suara Delon yang masuk kedalam ruang musik dimana Lucy tengah merenung sendirian di balkon ruang musik."Kak Lucy, gak papa?" Tanya Delon sambil berdiri di sebelah Lucy dan menatap Lucy khawatir.
Lucy tetap terdiam seperti tak berniat menjawab ucapan Delon sedikitpun. Hatinya terlalu sakit untuk sekedar menyuarakan isi hatinya saja.
"Gue denger berita itu. Cinta segitiga. Itu gak benar kan, kak?" Tanya Delon tak sabaran.
"Gue gak mau bahas itu" jawab Lucy pelan, nyaris berbisik.
"Maaf, kak" sesal Delon kemudian terdiam beberapa lama karena bingung harus membicarakan apa dengan Lucy.
"Kak, gimana kalo ada seseorang yang suka sama kakak?" Tanya Delon tiba-tiba membuat Lucy kaget dan menoleh pada adik kelas manisnya itu.
"Siapa?" Tanya Lucy dengan tawa kecilnya.
"Gue"
.
.
.
Lucas membuka pintu ruangan yang bertuliskan 'Music Room' dengan perlahan kemudian memasuki ruangan itu setelah celingukan mencari orang yang berada di dalamnya tapi sepertinya ia mengira di ruangan ini tidak ada orang padahal di balkon yang terhalangi oleh gorden putih yang sedikit transparan itu terdapat Delon dan Lucy yang masih tetap bertahan dalam keterdiaman di antara mereka.Ia berniat meminjam sebuah gitar dari ruang seni, niatnya ia akan memainkan gitar untuk kekasihnya , Jeslyn.
Tangan Lucas hampir menggapai sebuah gitar berwarna hitam yang terletak di pojok ruangan tapi gerakannya terhenti ketika mendengar sebuah suara pria dari arah balkon, Lucas menolehkan kepalanya ke arah balkon dan menyipitkan matanya, ia pun bisa melihat 2 orang yang tengah berdiri membelakangi nya di balkon dan ia yakin jika salah satu di antara dua manusia beda jenis itu adalah Lucy.
"Kak, gimana kalo ada seseorang yang suka sama kakak?"
Lucas mencoba mengenali siapa pria yang tingginya setara dengan Lucy itu namun ia tak tahu siapa pria itu, yang ia tahu sepertinya pria itu seorang Adik kelas karena barusan ia memanggil Lucy dengan sebutan 'Kakak' .
"Siapa?" Itu benar-benar suara Lucy dan Lucas merasa Lucy tengah terkikik namun terdengar ganjal, seperti tengah menyembunyikan kesedihan.
"Gue"
Hati Lucas mencelos ketika mendengar pria itu menunjuk dirinya sendiri dan sepertinya pria itu tersenyum pada Lucy sementara Lucy masih blank seolah tengah memproses ucapan pria barusan.
Lucy akhirnya hanya menanggapi ucapan sang adik kelas dengan tawa garingnya sambil memukul pelan lengan pria manis itu.
'Sedekat apa Lucy sama dia?' Batin Lucas sedikit tak suka.
Namun, apakah yang menyebabkan dirinya tak menyukai interaksi diantara Lucy dan Delon yang begitu terlihat akrab itu?
Lucas menggelengkan kepalanya keras-keras. Untuk apa ia peduli? Ia sudah punya sosok Jeslyn yang selama ini di tunggunya.
Namun, kenapa rasanya ada yang hampa dalam diri Lucas? Ia merasa jantungnya tak seheboh dulu ketika bertatap muka dengan Jeslyn. Justru ia akan merasa jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya ketika bertemu Lucy, begitu pun saat ini namun kali ini justru rasanya seperti menelan pil pahit.
'Enggak, ini gak benar'
Lucas menggelengkan kepalanya beberapa kali demi mengusir pikiran-pikiran aneh tentang Lucy kemudian memutuskan untuk meninggalkan ruang musik tanpa membawa gitar yang tadi ia cari dan malah memilih pergi sebelum Lucy ataupun pria yang tidak ia kenal itu menyadari keberadaannya dan menyangka ia tengah menguping atau mengintip. Itu tidak berkelas, heuh~
.
.
.
"Lucas, mana gitarnya?" Tanya Jeslyn sambil mengerutkan keningnya bingung saat Lucas kembali ke hadapannya dengan tangan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy
Teen Fiction[Beberapa part di private. Follow sebelum membaca] . . . Keinginannya untuk pindah ke Jerman membuat ia bertemu dengan si cowok 'beasiswa' yang selalu dibully oleh teman-temannya karena bersekolah di sekolah tempat orang-orang kaya. "Pergi gua gamau...