"Lucy suka sama lo Lucas, bahkan dia cinta sama lo" ucap Bryan tiba-tiba dihadapan Lucas yang tengah membaca buku di pojok ruang perpustakaan besar mansion nya. Lucas seketika menghentikan kegiatan membaca buku nya namun tak mendongak menatap Bryan, ia hanya 'sedikit' terkejut saja mendengar ucapan tiba-tiba Bryan."Trus?" Tanya Lucas acuh. Untuk apa dia peduli, 'kan? Lucas sudah memantapkan hatinya jika ia tak akan jatuh pada perangkap wanita. Setidaknya begitu anggapan Lucas terhadap Lucy padahal Lucy tidak ada niatan buruk padanya.
"Sampe kapan lo mau terus terkurung dalam jurang yang dibuat Jeslyn, Lucas?" Tanya Bryan penuh penekanan di setiap kalimatnya membuat Lucas menutup buku tebalnya keras dan kembali menyimpannya di rak buku kemudian berjalan pergi melewati Bryan namun tak semudah itu karena Bryan langsung menahan tangan Lucas yang melewatinya.
"Gue gak suka mgeliat cara lo, Lucas" desis Bryan dengan menatap lurus kedepan sementara Lucas yang berada di sebelahnya dengan tubuh yang menghadap berlawanan arah dari Bryan tak mengatakan sepatah kata pun akan ucapan Bryan.
"Udah gue bilang jangan campuri urusan gue" ujar Lucas pada akhirnya.
"lo egois, sialan! LO CUMA MIKIRIN CEWEK ITU! DIA UDAH NINGGALIN LO LUCAS! SADAR!" Teriak Bryan berapi-api yang kini memegang kedua bahu Lucas erat dengan tatapan nyalang nya.
"Lo gak pantes ngeharapin dia, Lucas! Dia cuma cewek dengan mata yang selalu dibutakan harta. LO SADAR KAN?!" Teriak Bryan lagi dengan emosi yang meledak didalam dirinya. Sesungguhnya ia tak mengerti kenapa hati Lucas begitu dingin dan tak dapat dijangkau.
Kenapa Lucas selalu memikirkan Jeslyn yang secara gamblang meninggalkan nya saat keluarganya hampir bangkrut saat itu sementara kini di hadapan nya ada Lucy yang jelas-jelas menerima dia apa adanya.
"Trus apa bedanya sama Lucy?" tanya Lucas yang lebih ke pernyataan daripada pertanyaan.
"Dasar bego! Fikirin semuanya, idiot! Kapan Lucy merendahin lo? Pernah Lucy ikut tertawa saat anak-anak disekolah bully lo? Ingat berapa kali dia berusaha ngelindungin lo? Apa lo buta LUCAS? Apa lo gak bisa liat ketulusan Lucy? Jangan jadi orang tolol Lucas!"
BUGH
Bryan melayangkan kepalan tangannya telak ke arah rahang Lucas membuat empunya terhuyung ke belakang dan menabrak rak buku di belakangnya. Ia meringis pelan kemudian menatap Bryan tajam seakan meminta penjelasan atas apa yang telah ia perbuat barusan.
"Itu buat kebodohan lo Lucas!" Kecam Bryan sambil menunjuk wajah Lucas dengan telunjuknya kemudian pergi meninggalkan Lucas yang masih terdiam di posisinya meresapi kata-kata Bryan.
.
.
.
Lucas merasa dia sudah gila, setelah menerima bogem mentah dari Bryan, ia langsung mengendarai mobilnya menuju ke arah rumah Lucy entah untuk apa. Ia juga tak mengerti kenapa tubuhnya berkhianat dengan fikirannya.Lucas hanya duduk di dalam mobilnya sambil memandangi mansion milik keluarga Lucy yang mewah itu tanpa ada niatan keluar dan mengetuk pintu mansion sampai akhirnya ia melihat sebuah mobil SUV berharga milyaran rupiah masuk kedalam lingkungan mansion itu. Yang Lucas tahu jika mobil itu adalah mobil yang sering mengantar Lucy dan Zoey ke sekolah.
Dan dari dalam mobil Lucas bisa melihat jika Zoey dan kakek nenek nya baru keluar dari mobil itu tapi ia tak melihat Lucy sama sekali lalu kemudian teringat ucapan Zoey yang tak sengaja ia dengar jika Lucy masuk rumah sakit namun Lucas tidak tahu rumah sakit mana itu.
Tak lama kemudian mobil SUV itu kembali melaju meninggalkan mansion dan entah apa maksud Lucas sehingga ia langsung mengikuti mobil itu dengan jarak 100 meter supaya orang yang mengendarai mobil itu tak curiga.
Lucas merasa perbuatannya tidak sia-sia karena ternyata mobil itu menuju ke sebuah rumah sakit.
Lucas bisa melihat jika seorang pria turun dari mobil itu setelah dia memutuskan memarkirkan mobilnya tepat di belakang mobil itu. Kalau Lucas tidak salah, pria itu adalah Ravi, ya setidaknya begitu Lucy memanggilnya saat itu.
Ia sedikit bingung juga saat ini karena yang keluar dari mobil hanyalah Ravi, itu artinya ia tidak pergi bersama keluarga Lucy.
Dengan kenekadan yang ekstrim, Lucas pun mengikuti Ravi sampai kedalam dan ia berdiri tak jauh dari Ravi yang tengah membayar administrasi.
'Administrasi? Apa Lucy udah keluar dari sini?'
Batin Lucas."Ia akan keluar besok tapi saya disuruh menyelesaikan administrasi nya sekarang. Atas nama William Lucyana" begitu yang Lucas dengar dan entah kenapa dia menghela nafas lega.
"Baiklah tuan. Untuk nona William Lucyana kamar A-13?" Tanya sang suster memastikan dan Lucas bersorak dalam hatinya mendengar itu.
Ia sekarang jadi tahu bahwa Lucy dirawat di kamar A-13 yang artinya ruang VIP nomor 13.
Tanpa membuang waktu, Lucas langsung saja melesat pergi menuju ke lantai 15 rumah sakit ini setelah menanyakan letak kamar A-13 pada seorang perawat tadi.
Lucas juga tidak mengerti, kenapa ia ingin bertemu dengan Lucy? Apa dia rindu? Apa dia menyesal telah menyuruh Lucy pergi dari hidupnya? Mungkin saja.
Begitu membuka pintu, yang ia lihat adalah ruangan putih dan sebuah sofa berwarna coklat dan saat Lucas membuka pintu lebih lebar ia dapat melihat ranjang yang ditiduri oleh Lucy yang berada di sebelah kiri.
Lucas mendesah lega kala melihat di ruangan itu tidak ada siapa-siapa selain Lucy yang tengah tertidur pulas.
Lucas masuk kedalam kamar rawat Lucy dan kembali menutup pintu nya dengan rapat dan pelan takut jika Lucy terbangun.
Ia berjalan mendekat ke arah ranjang Lucy dan menatap wajah pucat itu dengan tatapan sendu.
"Lucass.. euhh.." Lucy mengerang sambil memanggil nama Lucas dalam tidurnya membuat Lucas agak kaget. Ternyata yang dikatakan Zoey benar, Lucy mengigaukan namanya. Tapi, kenapa?
"Jangan pergi.." ucapnya seperti berbisik dengan raut wajah sedih dan setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya yang tertutup membuat Lucas sangat terkejut. Sepenting itukah Lucas bagi Lucy sehingga ia terus mengingatnya bahkan dalam tidurnya.
"Gue gak pergi, Gue disini" bisik Lucas pelan sambil mengulurkan tangannya untuk mengusap tetes air mata di pipi Lucy dengan lembut.
Apa yang dikatakan Bryan benar? Apa gadis di hadapannya ini mencintainya dengan tulus?
Lucas menggelengkan kepalanya pelan saat mengingat kembali Jeslyn. Kenapa sosoknya sangat berpengaruh dalam hidup Lucas?
Setiap ia mencoba menerima kehadiran Lucy, kenapa sosok Jeslyn yang justru seolah menghalangi jalan masuk ke hatinya?
Lucas menarik kembali tangannya dengan cepat kemudian melangkah keluar dari ruang rawat Lucy dan berjalan cepat untuk kembali ke basement dan segera meninggalkan tempat ini.
Di ujung lorong yang berbanding terbalik dengan arah Lucas pergi, Ravi berdiri disana dan melihat Lucas baru saja keluar dari kamar rawat Lucy membuat Ravi bertanya-tanya tentang siapa pria itu karena tak dapat melihat wajahnya dengan jelas.
Ravi pun masuk ke kamar rawat Lucy dan menemukan Lucy tengah tertidur dengan tenang. Ia pun menggedikan bahu nya, mungkin saja ptia tadi itu salah masuk ruangan. Begitu fikirnya.
🌸🌸🌸
.
Haii gaes. I'm back
.
Jangan lupa vomment yang banyak. Kalo banyak yang vomment besok juga jadi gua update. Tapi kalo banyak yahh.
.
I lope you gaes❤@tinaajwta
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy
Teen Fiction[Beberapa part di private. Follow sebelum membaca] . . . Keinginannya untuk pindah ke Jerman membuat ia bertemu dengan si cowok 'beasiswa' yang selalu dibully oleh teman-temannya karena bersekolah di sekolah tempat orang-orang kaya. "Pergi gua gamau...