Haee gaes maap sudah membuat kalian menunggu lama💋
.
.
.2 days later...
Lucy mengeratkan mantel hangatnya sambil sesekali menggosokan tangannya yang mulai membeku.
Ia sudah menunggu kedatangan Lucas disini selama 2 jam hingga sekarang hampir mendekati tengah malam.
Seharusnya ia tahu jika Lucas mungkin tak mau datang dan menemuinya.
Apa alasan cowok itu harus datang, bukan?
Ia hanya berharap Lucas datang karena ia harus mengatakan sesuatu pada pria berambut putih itu yang mungkin untuk terakhir kalinya karena besok ia akan berangkat ke Amerika dan entah kapan kembali lagi ke Jerman.
Lucy tak tahu saja jika di lain sisi Lucas tengah menghabiskan waktunya dengan Jeslyn yang terus merengek padanya minta ditemani.
Lucas pun dibuat lupa dengan permintaan Lucy hingga ia pun pulang ke rumah pukul 9 malam setelah menemani Jeslyn mengelilingi pusat perbelanjaan.
Lucas akhirnya teringat akan permintaan Lucy untuk datang ke taman pukul 6 tadi dan ia pun segera melesat menuju Taman berharap Lucy sudah tak menunggunya.
Ia lebih baik mendapati Lucy sudah pulang sejak tadi daripada mendapati Lucy masih menunggunya karena jika itu terjadi Lucy akan mati membeku kedinginan di tengah salju seperti ini dan ternyata kenyataan buruk itu terjadi.
"LUCY!" Lucas berlari sekencang mungkin menghampiri Lucy yang tengah duduk di bawah sebuah pohon yang sudah tertutupi salju.
Lucas melihat Lucy sudah menggigil kedinginan dan wajahnya sudah memucat membuat Lucas yakin jika Lucy pasti sudah menunggunya sejak tadi.
"Lucy.." panggil Lucas dengan nada khawatir. Ia berjongkok di depan Lucy dan memegang pipi gadis itu yang sudah sedingin es.
"Lucas.. Ini lo?" Tanya Lucy lirih.
"Kenapa lo nunggu sampai malam, bodoh? Gimana kalo gua gak dateng?" Tanya Lucas kesal sambil menggosok-gosokkan tangannya membuat agar kedua tangannya hangat kemudian menempelkannya di kedua pipi Lucy.
"Karena gue yakin lo pasti dateng" ujar Lucy sambil tersenyum tipis.
Dengan tangan bergetar, ia mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu pada Ravi lalu kembali menyimpan ponselnya di saku mantel.
"Kenapa lo nunggu sampai kedinginan begini?" Tanya Lucas sambil memeluk tubuh Lucy erat.
Secara naluriah ia melakukan itu karena panik melihat Lucy hampir membeku dan jantungnya berdesir halus ketika memeluk tubuh mungil Lucy yang menggigil.
"Kenapa, Lu? Kenapa gak pulang aja? Gimana kalo gue bener-bener lupa tadi? Lo bisa mati" ucap Lucas lembut, ia mengelus kepala Lucy pelan dan Lucy rasanya ingin menangis saat Lucas memperlakukan dirinya dengan lembut.
Kenapa tidak sejak dulu Lucas begini?
"Gue mau bilang sesuatu" ucap Lucy pelan ketika ia melihat mobilnya sudah terparkir di belakang mobil Lucas dan Ravi keluar dari mobil kemudian berdiri di samping pintu mobil sengaja ingin memberi waktu untuk nona nya, sementara Lucas masih tak menyadari kehadiran jemputan Lucy karena ia berjongkok membelakangi mobil.
"Apa yang mau lo omongin?" Tanya Lucas tanpa melepas pelukan hangatnya pada Lucy.
"Gue akan sekolah di Orestad College, Amerika. Besok pagi gue berangkat" ucap Lucy yakin.
Lucas merasa dunia seakan berhenti berputar. Pelukannya pada Lucy melonggar membuat Lucy bisa berdiri dan menarik tangan Lucas juga untuk ikut berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy
Teen Fiction[Beberapa part di private. Follow sebelum membaca] . . . Keinginannya untuk pindah ke Jerman membuat ia bertemu dengan si cowok 'beasiswa' yang selalu dibully oleh teman-temannya karena bersekolah di sekolah tempat orang-orang kaya. "Pergi gua gamau...