"Attention please!" Pinta pria yang berumur sekitar 30 tahunan itu sambil menatap lekat 40 muridnya yang senang sekali mengobrol saat belajar.
Seketika suara berisik di kelas hilang saat mereka menyadari tatapan tajam dari yang membuat mereka naik ke mode 'siaga'.
"Okay, can we start studying for today, my students?" Tanya dengan menekannya kata 'my students' -nya barusan.
"Yes, sir" jawab semua serempak termasuk Lucy yang sebenarnya sedang tidak mood itu.
"Okay, thank you. Please, open your book page 117" titahnya yang langsung dilakukan oleh seluruh siswa didalam kelas 12 Language 1 ini.
.
.
.
"Please, make a group with your friends! The group comprises for a maximum 5 people and for a minimum is 3 people. You understand?" Tanya serius."Yes, sir" jawab seluruh siswa dan langsung saja membuat sebuah kelompok sementara Lucy dan Mei hanya terdiam di bangku mereka karena tak tahu akan berkelompok dengan siapa.
Tiba-tiba saja seorang cowok tampan berambut hitam dengan bentuk wajah yang seperti kotak itu duduk di hadapan mereka.
"Watashi wa, anata no gurūpu ni sanka suru koto wa dekimasu ka? (Bolehkah aku bergabung dengan kelompok kalian?)" Tanyanya yang membuat Mei gelagapan.
"Yeah, no problem" jawab Mei kaku membuat cowok itu mengernyit.
"Kenapa menjawabnya dengan bahasa inggris?" Tanya cowok bername tag kelvin blieber itu.
"Gue.. Gue cuma ngerti bahasa jepang tapi gak bisa ngucapinnya" jawab Mei sambil mengangkat bahunya.
"Oh oklah" jawab kelvin cuek "Hallo. Kenalin nama gue kelvin blieber. Kita baru ketemu kali ini ya? Waktu lo pindah kesini gue gak masuk sekolah dan kemarin malah lo yang gak masuk jadi kita baru ketemunya hari ini" celoteh kevin panjang lebar sambil mengulurkan tangannya membuat Lucy senang dengan sikap kevin yang sepertinya cerewet ini.
"ya, william lucyana" balas Lucy ramah sambil membalas uluran tangan kevin dan saling berjabat tangan.
"Panggil aja gue kevin. Lo orang jerman ya?" Tanya kevin antusias.
"Hmm.. Gitulah. Gue keturunan Jerman-Amerika" jawab Lucy enggan "Lo kayaknya udah hafal banget bahasa Jepang" Lanjutnya.
"Pastilah. Dia juga sama kaya lo. Bedanya dia keturunan Jepang-Jerman " sambar Mei yang berusaha berbaur.
"Oh serius? Gue gak tau kalo di sini banyak blasteran" kekeh Lucy tanpa menyadari jika sejak tadi ada yang memperhatikan mereka dengan tatapan tajam.
"William Lucyana! Can you do presentation result about your discussing group in front of class?" Tanya dengan sebelah alis terangkat.
Lucy yang tengah larut dalam percakapan nya dengan Mei dan Kevin pun langsung kaget begitu mendengar pertanyaan yang lebih seperti sebuah instruksi."Y-yes, sir. I can do it" jawab Lucy gelagapan.
'Sial.. sial.. sial.. Apa yang harus gue Presentasiin? Diskusi aja belom' batin Lucy sambil mengambil buku paketnya dan menuju ke depan kelas berharap dewi fortuna sedang memihak padanya.
.
.
.
"Kalian bisa melihat hasil ulangan kalian di mading" ujar seorang wanita berparas cantik namun sayang wajahnya sangat datar dan dingin.Setelah berkata barusan sebagai penutup dari sesi mengajarnya kali ini, Ia pun melangkah pergi dari kelas 12 Sains 1 ini.
Setelah kepergian , keadaan dikelas jadi agak berisik dengan bisikan-bisikan sinis penghuni kelas 12 sains 1 yang tengah ribut membicarakan siapa yang mendapatkan nilai terbesar di ulangan kali ini.
Mereka harap kali ini bukan lagi Lucas ㅡsi cowok beasiswaㅡ atau Joshua ㅡsi cowok berkepribadian gandaㅡ yang mendapat nilai ulangan terbesar.
Meski mereka semua satu kelas, tapi di kelas Sains 1 yang merupakan kelas unggulan ini sama sekali tidak ada yang namanya pertemanan atau sebagainya.
Mereka saling bersaing satu sama lain sekalipun itu joshua yang kelihatan santai-santai saja namun sebenarnya ia juga sangat bersaing dengan Lucas xav yang selalu dapat menyainginya apalagi setelah Joshua tahu identitas asli Lucas beberapa bulan lalu saat ia masih duduk di kelas 11.
Saat itu malam minggu dan Josh mendapat amanat dari papahnya untuk mengantarkan adik sepupunya deza ke sekolahnya karena katanya disekolah deza ㅡ berlin of Performing Artsㅡ sedang mengadakan sebuah acara drama musical yang menampilkan berbagai talenta siswa BOPA dan deza pun menjadi bagian dari pertunjukan itu.
"kak.. Makasih ya udah nganterin aku. Aku jadi ngerepotin kakak" ujar deza tak enak saat mereka telah sampai di gerbang BOPA.
"OMG. Jangan sungkan sama kakak deza. Santai aja" balas josh sambil mengusap surai coklat sepupu yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri ini.
"Kakak emang selalu baik" ucap Deza yang hanya dibalas senyuman manis oleh josh.
Tiba-tiba saja pandangan Josh terpaku pada seorang pria berkulit pucat yang baru saja keluar dari mobil sportnya bersama seorang gadis yang memakai pakaian seragam sama seperti Deza.
"kamu kenal dia Deza?" Tanya Josh sambil menunjuk kepada pria dan gadis yang tengah mengobrol di dekat mobil sport yang diduga milik sang pria.
"Yang mana? Gadis itu? Atau yang pria?" tanya Deza bingung.
"Keduanya" jawab Josh cepat.
"Yang cewek itu satu kelas sama akh, namanya Luna xavier dan yang cowok aku kurang tahu. Banyak yang bilang itu kakaknya Luna tapi itu masih rumor" jawab Deza membuat Josh mengernyit.
"Maksud kamu gadis itu putri bungsu tuan Harry xavier?" Tanya Josh tak percaya.
"Iya"
"Trus cowo itu.. apa dia sering nganter gadis itu?"
"Enggak kak. Aku cuma pernah lihat beberapa kali Luna dijemput sama dia pake mobil itu waktu Luna pulang lebih dari jam 8 malam karena kelas kita kadang suka dapat acara tambahan. Dan aku selalu lihat dia pake pakaian seragam yang sama kaya kakak. Cowok itu gak pernah nunjukin dirinya secara terang-terangan, kadang dia kaya artis yang diikutin paparazi dan memakai kacamata, masker atau topi" jelas Deza panjang lebar membuat Josh yakin jika ia tidak salah lihat "emangnya ada apa? Kakak kenal dia?" Tanya Deza membuat Josh menggeleng cepat.
"Enggak. Cepat kamu masuk nanti acaranya keburu dimulai" ucap Josh sambil tersenyum menyembunyikan raut herannya.
"Ya.. sekali lagi makasih ya kak udah nganterin akh. Dadahh" Deza pun membuka pintu mobil Josh dan berlari kedalam sekolahnya sementara Josh masih tetap terdiam tanpa melajukan mobilnya kala melihat mobil seorang cowok yang ia curigai sudah melesat pergi dari kawasan BOPA.
"Luna xavier? Lucas xav? Xav? Xavier? OMG! Bahkan nama mereka mirip" gumam Josh sambil memijat pelipisnya.
Josh yakin matanya tak salah lihat, cowok yang bersama teman sekelas Deza ㅡLunaㅡ tadi adalah Lucas xav.
Ia sudah bersama dengan cowok itu selama 2 tahun kurang di kelas yang sama dan Josh yakin jika cowok tadi adalah Lucas jika dilihat dari ciri-cirinya apalagi tadi Deza bilang ia pernah melihat cowok itu memakai seragam yang sama seperti Josh.
Marga Lucas dan Luna mirip, bahkan nama mereka hampir sama.
Siapa sebenarnya Lucas xav itu?
'Apa tujuan lo nyamar kaya gini Lucas?'
batin Josh menatap Lucas yang sedang duduk sambil membaca buku dibangkunya di pojok belakang dengan tatapan tajamTidak, josh tidak benci pada Lucas. Hanya saja ia merasa risih dengan Lucas yang sebenarnya adalah putra sulung kandung dari Harry vaxier yang merupakan orang terkaya nomor 1 di eropa tengah malah menyamar menjadi cowok miskin dan dibully seperti ini dengan tidak elite nya.
Bayangkan saja bagaimana reaksi seluruh siswa disini yang gemar membully Lucas saat tahu jika sebenarnya Lucas adalah putra dari pemilik sekolah ini.
'Dasar Lucas Bodoh'
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy
Roman pour Adolescents[Beberapa part di private. Follow sebelum membaca] . . . Keinginannya untuk pindah ke Jerman membuat ia bertemu dengan si cowok 'beasiswa' yang selalu dibully oleh teman-temannya karena bersekolah di sekolah tempat orang-orang kaya. "Pergi gua gamau...