"Lo jangan ikut kelas olahraga, oke? Lo diam aja di pinggir lapangan atau dikelas atau lo ke UKS aja" Lucy menghela nafasnya lelah, kenapa Nathan begitu cerewet? Ia terus saja memberikan Lucy wejangan-wejangan yang membuat telinga Lucy terasa berdengung.
"Kakak.. udahlah, gue ngerti dan kakak gak perlu khawatir lagi, oke?" Bujuk Lucy dengan senyum menawannya membuat Nathan luluh.
Yang membuat Nathan terus mengoceh adalah karena ia tahu jika setelah jam istirahat ini kelasnya ada pelajaran olahraga dan itu membuat Nathan khawatir karena Lucy baru saja keluar dari rumah sakit kemarin.
"Tenang aja, Kak nathan, gue yang jaga Lucy" ujar Mei dengan lesung pipinya yang manis itu, Nathan pun balas tersenyum dan menggumamkan kata terimakasih pada Mei.
"Lu.. aaaaaaaaa.." Zoey menyuapkan sebuah sandwich pada sepupunya itu dan diterima dengan baik oleh Lucy.
Mereka sama sekali tak peduli dengan keadaan cafetaria yang saat ini tengah ramai apalagi dengan ada Nathan di antara mereka. Nathan memang mendadak jadi popular sejak kepindahannya kesini apalagi setelah insiden ia yang memukul Deon dan kini seisi sekolah sudah tahu jika Nathan adalah sepupu dari Lucy dan Zoey yang merupakan salah satu cewek populer di Xavier high school.
"Juliet, gue mau ngomong sama lo" entah datang darimana namun tiba-tiba saja Bryan berdiri di dekat meja tempat mereka berkumpul membuat beberapa gadis melirik ke arah mereka sambil berbisik-bisik iri.
"Kenapa, Bryan?" Tanya Juliet kalem.
"Ikut gue" ucap Bryan dengan nada memerintah sambil melangkah duluan meninggalkan Juliet yang menghela nafasnya lelah.
Zoey pun berdehem dengan cukup keras dan itu jelas di sengaja membuat Juliet menoyor kepala Zoey sebelum pamit dan pergi mengikuti langkah Bryan yang membawanya ke lorong loker entah untuk apa.
"Oke, gue gak akan ngulang kata-kata gue jadi dengerin baik-baik" instruksi Bryan yang membuat Juliet menaikkan sebelah alisnya.
'Apa-apaan dia? Seenaknya aja' batin Juliet menatap Bryan tak suka.
"Gue butuh bantuan lo. Dan lo gak punya pilihan lain selain nolong gue. Gue gak bisa jelasin secara detail permasalahannya tapi intinya gue butuh bantuan lo sebagai pacar pura-pura didepan ayah gue" jelas Bryan cepat membuat Juliet terkejut namun sedetik kemudian ia kembali membiasakan ekspresi wajahnya.
"Kenapa gue harus bantu lo?" Tanya Juliet datar dan membuat Bryan kalah telak. Juliet benar. Kenapa dia harus nolong Bryan?
"Karena Lo harus" jawab Bryan seadanya.
"Itu bukan alasan logis, tuan Xavier" sangkal Juliet yang kini melipat tangannya di dada.
"Gue gak nerima penolakan. Malam ini, gue akan jemput lo . Bersiap dan berdandan secantik mungkin karena nanti gue akan kenalin lo sebagai pacar gue sama ayah" ucap Bryan penuh dengan nada perintah kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Juliet yang masih mematung.
"HEH! BRYAN! JANGAN SEENAKNYA LO!" Teriak Juliet sambil menghentakan kakinya kesal namun Bryan tak peduli dan terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun ke arah Juliet. Oh, Juliet yang malang harus berususan dengan si pemaksa Bryan Xavier.
.
.
.
"Hai kak Lucy" Lucy menoleh ke arah belakang begitu mendengar seseorang memanggilnya dan tersenyum tipis saat melihat siapa yang memanggilnya."Hai juga Delon" balas Lucy pada pria yang akrab di panggil Delon itu.
Delon sedikit berlari kecil dan ikut berjalan bersama Lucy di koridor lantai 2 sekolah ini.
Satu yang tidak diketahui Zoey, Juliet, Mei, Nathan ataupun Lucas jika Lucy mengenal Delon, kelas 11 Art 3.
Ia mengenal Delon karena Delon adalah adik kelasnya saat Junior high school di Amerika.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy
Teen Fiction[Beberapa part di private. Follow sebelum membaca] . . . Keinginannya untuk pindah ke Jerman membuat ia bertemu dengan si cowok 'beasiswa' yang selalu dibully oleh teman-temannya karena bersekolah di sekolah tempat orang-orang kaya. "Pergi gua gamau...