Entah bagaimana awalnya namun pastinya sekarang Lucas tengah kewalahan mengikuti langkah cepat Lucy yang terus menyeretnya kesana kemari demi kesenangan Lucy sejak mereka pulang sekolah bahkan mereka masih menggunakan seragam almamater mereka yang membuat siapa saja tahu jika mereka siswa-siswi dari salah satu sekolah elit di Sana yaitu Xavier Senior High School.
Saat ini pun mereka tengah berlari ke sebuah kedai ice cream kesukaan Lucy yang tak jauh dari sekolah mereka.
"Lo aneh banget. Kenapa lo terus nyeret gue kesono ke sini?" Gerutu Lucas yang duduk di seberang Lucy.
"Gue pengen merayakan hari jadi kita" ucap Lucy innocent sementara Lucas menunjukan ekspresi terkejutnya.
"H-hari jadi?" Tanya Lucas dengan suara tercekat.
"Hmm.. hari jadi sebagai teman" jawab Lucy sambil mengangguk lucu membuat Lucas menghela nafas lega mendengar jawaban Lucy tapi rasanya sisi lain dalam dirinya sedikit tidak rela dengan kenyataan bahwa ia dan Lucy hanya sebatas teman.
"Ini pesanan kalian" ucap seorang pelayan yang memberikan satu cup besar ice cream green tea pada Lucy dan coklat pada Lucas.
"Lo tahu, waktu gue berkunjung ke mansion Xavier beberapa minggu lalu, gue kaya ngeliat lo di perpustakaan besarnya" ucap Lucy secara tiba-tiba membuat Lucas tersedak "Lo gapapa?" Tanya Lucy panik dan khawatir dibalas gelengan kepala dari Lucas pertanda ia tidak apa-apa.
"Kenapa lo kayanya kaget banget?" Tanya Lucy sambil menyuapkan sesendok ice cream pada mulut kecil nya.
"Enggak. Cuma gak mungkin aja" jawab Lucas sekenanya.
"Kenapa? Bisa aja kan?" Keukeuh Lucy yang merasa ada yang aneh dengan respon Lucas tadi.
"Karena gue cuma anak beasiswa miskin, Lucy" jawab Lucas tenang sementara Lucy langsung mengernyit tidak suka.
"Itu gak bener!" Sangkal Lucy kesal. Kenapa jadi ia yang kesal?
"Udahlah. Jangan banyak berimajinasi. Lihat tuh, ice cream lo belepotan" ujar Lucas terdengar lembut sambil mengusap sudut bibir Lucy yang dipenuhi ice creamnya menggunakan ibu jari lalu tanpa diduga menjilat ibu jarinya itu setelah mengusap sisa ice cream di mulut Lucy.
"Heh! Kenapa lo jilat?" Tanya Lucy shock.
"Kenapa? Lo ngira itu ciuman secara tidak langsung? Tck, itu cuma sisa ice cream, Lucy" decak Lucas dengan wajah jengah sementara Lucy memalingkan wajahnya karena malu.
"Abis ini kita pulang, gue capek dan harus belajar" ujar Lucas setelah menyelesaikan acara makan ice creamnya.
"Ya.. ya.. tapi kita foto dulu" jawab Lucy riang seperti ABG yang baru pubertas.
"Kita? Lo aja sendirian. Gua gamau" balas Lucas ketus membuat Lucy merengut kesal.
"Enggak! Harus kita bukan cuma gue! Ini moment pertama kita main diluar sebagai teman makanya harus diabadikan" keukeuh Lucy yang kini sudah pindah tempat duduk ke sebelah Lucas dan mengeluarkan ponsel canggihnya kemudian mengambil fotonya dan Lucas dengan pose ia yang mengangkat sendok ice cream sementara Lucas memalingkan wajahnya. Ironis.
"Haisss! Lo itu apa-apaan sih? Masa teman kaya itu?" Omel Lucy begitu melihat hasil foto nya "cepat senyum!" Desak Lucy yang mengangkat kedua sudut bibir Lucas secara paksa dengan jari mungilnya.
"Yeee.. Kalo kaya gitu lo ganteng" puji Lucy yang entah sadar atau tidak telah membuat Lucas salah tingkah.
Lucy pun memposisikan kamera ponselnya di depan dan kembali melakukan pose seperti tadi namun Lucas hanya memasang wajah datarnya. Ya tidak apa-apa. Sebuah kemajuan yang bagus.
"Hmm. Dasar Lucas bodoh" gerutu Lucy sambil mempoutkan bibirnya lucu namun beberapa detik kemudian wajahnya langsung kembali ceria dan segera menarik Lucas keluar dari kedai ice cream setelah membayar ice creamnya.
"Ayo kita pulang bareng" ajak Lucy sambil menarik Lucas menuju mobilnya namun Lucas tak bergeming, tubuhnya tak bergerak se-inci pun membuat Luy heran kemudian berbalik menghadap pada sosok pria tampan itu "Kenapa?" Tanya Lucy tak mengerti karena sepertinya Lucas tidak mau pulang bersamanya. Tentu saja, mana mau ia pulang bersama Lucy, bisa-bisa Lucy tahu jika ia adalah saudara Bryan dan merupakan pewaris utama Xavier Group.
"Gue gak bisa" jawab Lucas datar seperti biasanya "rumah kita gak searah" lanjutnya ketika melihat ekspresi tidak suka dari Lucy.
"Gue masih bisa minta Ravi nganterin lo walaupun rumah kita beda arah, Lucas" Lucy memang pada dasarnya keras kepala dan Lucas tahu itu jadi dia harus bersabar bila menghadapi sosok mungil di depannya ini. Untung saja Lucy cantik dan pintar, jadi itu bisa menutupi sikap menyebalkannya.
"Lucy, gue serius. Gue gak bisa, ngerti. Gue harus ke suatu tempat dulu dan gue butuh privasi, okay?" Dusta Lucas yang kali ini bicara dengan nada lembut membuat Lucy akhirnya setuju meski sedikit tidak rela.
Lucy pun melepas genggaman tangannya dari Lucas dan beranjak membuka pintu mobilnya, namun sebelum masuk ia menatap Lucas dengan tatapan penuh peringatan.
"Kali ini lo lolos tapi lain kali gue harus tahu rumah lo Lucas, karena kita teman" cengir Lucy tanpa beban juga tanpa dosa kemudian masuk kedalam mobilnya dan setelah mobil itu menjauh darinya, barulah Lucas menunjukan raut khawatirnya.
"Teman.." gumam Lucas pelan.
Lucy adalah teman pertama nya setelah hampir 3 tahun ia masuk ke Xavier High School.
Lucas rasanya sudah lupa apa itu teman, bagaimana pentingnya teman, dan bagaimana seharusnya sikap teman itu.
Terakhir kali ia mempunyai teman adalah saat ia masih duduk di bangku Junior High School.
Dulu ia punya banyak teman, bahkan ia dikenal dan disukai oleh seisi sekolahnya. Banyak orang yang mendekati Lucas dan mau jadi temannya karena Lucas itu popular, tampan, dan tentunya kaya.
Lucas tak sadar saat itu mereka yang ingin jadi temannya hanya memanfaatkannya karena Lucas saat itu adalah Lucas yang suka bersenang-senang dengan menghamburkan uangnya untuk teman-temannya ataupun untuk kekasihnya, Jeslyn.
Perlu diketahui jika Lucas menghabiskan masa Junior High School nya di jepang. Ia masuk sekolah umum yang biasa dimana semua orang dari golongan apapun masuk kesana. Tidak ada perbedaan kasta dan saat Lucas masuk ke sekolah itu ia merasa jadi bintang karena kekayaan keluarganya.
Lucas punya banyak teman saat itu namun ketika berita tentang keluarganya yang hampir bangkrut itu tersebar bahkan di televisi, semua orang menjauhinya seakan tak mengenal dirinya begitupun Jeslyn yang langsung memutuskan hubungan mereka secara sepihak.
Untuk itu saat ia masuk Xavier High School, tidak ada yang tahu identitas aslinya karena tak ada yang mengenalnya bahkan di televisi atau di internet pun tidak ada namanya karena para penerus Xavier Group tidak di publikasikan terutama Lucas yang sangat dirahasiakan. Hanya ada beberapa yang tahu siapa putra putri Xavier, dan itupun hanya sebatas Bryan atau Luna saja, tidak dengan Lucas karena semua tentang Lucas dirahasiakan untuk memperlancar aksi penyamarannya sebagai anak beasiswa miskin.
Dan hati Lucas sekarang sedikit meluluh saat sadar jika Lucy memang sangat tulus ingin berteman dengannya, tidak seperti teman-temannya yang dulu.
Hatinya luluh hanya sebatas itu saja, tidak dengan perasaan suka sebagai lawan jenis karena hatinya masih dibekukan oleh cinta semu nya pada Jeslyn.
Siapa tahu mungkin suatu hari nanti Lucas sadar dan berbalik menatap Lucy dengan hatinya.
🌸🌸🌸
.
Hey kalian udah baca cerita baru gue belom dijamin beda banget sama cerita Lucas and Lucy
.
Jangan lupa buat Vote and Comment gaes@tinaajwta
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy
Teen Fiction[Beberapa part di private. Follow sebelum membaca] . . . Keinginannya untuk pindah ke Jerman membuat ia bertemu dengan si cowok 'beasiswa' yang selalu dibully oleh teman-temannya karena bersekolah di sekolah tempat orang-orang kaya. "Pergi gua gamau...