Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore dan kelas 12 art 2 masih belum keluar juga membuat Bryan yang sedari tadi menunggu di depan kelas tersebut menjadi kesal sendiri.
Andai ia tak mementingkan acara pertunjukan nanti, ia tak akan seperti ini. Ia hanya merasa ia punya tanggung jawab saja karena ia ditunjuk langsung oleh salah satu guru seni terbaik di sekolahnya untuk menampilkan couple dance bersama Juliet.
Awalnya Bryan juga tak mengerti kenapa justru Juliet yang di tunjuk menjadi pasangan dance nya sementara yang ia lihat setelah beberapa kali latihan kemarin Juliet sama sekali tidak mahir dalam urusan ini.
"Huhhh.." Bryan menghembuskan napasnya lelah. Ia tidak tahu harus mengajari Juliet dari mana karena anak itu sangat mengerikan dalam urusan menari.
Bryan menegakkan tubuhnya yang semula bersandar di tembok setelah melihat pintu kelas 12 Art 2 terbuka dan para siswa mulai berhamburan dari kelas.
Bryan memperhatikan setiap siswa yang lewat dan ia baru menemukan Juliet di akhir karena gadis bermata bulat itu keluar paling akhir entah apa alasannya.
"Juliet" panggil Bryan datar.
Juliet yang baru beberapa langkah dari pintu pun berhenti kemudian berbalik menghadap Bryan.
"Ehh? Bryan?" Kaget Juliet yang langsung mengeratkan pegangannya pada tali tas gendong nya.
"kita latihan lagi hari ini" ujar Bryan dengan datar dan dingin. Entahlah... tapi seperti itulah nada yang Juliet dengar, dingin dan tak bersahabat.
"Maaf Bryan, untuk malam ini gue gak bisa. Gue udah ada janji makan malam sama keluarga karena sepupu gue dari Jepang baru datang. Maaf Bryan" sesal Juliet yang kini sudah resah, takut jika Bryan akan mengamuk padanya.
Untuk sesaat Bryan terdiam mencerna kata-kata Juliet yang terasa mengganjal di kupingnya. Sejenak mendengar kata 'makan malam' Bryan jadi teringat jika ia juga diminta untuk segera hadir di rumah dan tak melewatkan makan malam karena hari ini tuan Xavier sengaja pulang cepat agar bisa makan malam bersama kedua putra tampannya itu.
"Oh.. kalau begitu latihannya kita undur besok" Bryan hanya berbicara begitu dan setelahnya ia langsung pergi meninggalkan Juliet yang masih berdiri mematung disana.
.
.
.
Tepat pukul 6 malam keluarga kecil Xavier melaksanakan acara makan malam mereka di ruang makan yang tentu nya sangat mewah dan elegan bagaikan suasana di istana.Keheningan melanda 2 anak adam dan 1 anak hawa itu. Yang terdengar hanya dentingan garpu dan pisau saja yang menemani suasana makan malam ala eropa kali ini.
"Ehmm" Luna tiba-tiba saja berdehem cukup keras kemudian mengambil air minumnya dengan gesture seperti tersedak yang langsung membuat kedua pria yang ada disana langsung memusatkan perhatian padanya.
"Makanya pelan-pelan" ucap Bryan sambil sedikit menepuk-nepuk punggung sang adik.
"Hmmm..maaf" jawab Luna pelan karena dadanya masih terasa sesak akibat tersedak.
"Bryan, pertunangan mu dengan Zoey akan dilakukan menjadi bulan depan" tidak ada angin, tidak ada hujan apalagi petir namun entah kenapa rasanya saat ini Bryan bagaikan tersambar petir ketika mendengar ucapan to the point sang ayah tiri.
"Ayah.. Kumohon" melas Bryan dengan alis saling bertautan "Ayah, Zoey itu pacarnya Sean! Apa yang akan Sean katakan kalo aku bertunangan sama Zoey. Lagian aku dan Zoey hanya sebatas teman!" Bantah Bryan kesal dan akhirnya membeberkan satu hal yang belum diketahui oleh ayahnya juga adiknya.
"Apa kau bilang? Zoey pacarnya Sean?" Tanya sang ayah merasa kuping nya sudah tidak berfungsi normal.
"Ya. Mereka sudah lama berpacaran. Aku tidak mau jadi orang ketiga!" Bryan mengeratkan pegangannya pada garpu yang ia pegang sementara Luna hanya terdiam tak mau ikut campur.
"Pokoknya aku tidak mau!" Bryan berontak kemudian meninggalkan meja makan dengan perasaan yang campur aduk.
.
.
.
Sebuah taxi berhenti tepat di depan sebuah mansion mewah bak istana yang menjulang tinggi.Seorang pria turun dari taxi tersebut dengan satu koper besarnya.
"tuan .." pria itu menoleh kemudian memberikan poker face nya. Pengawal yang bertugas menjaga pintu gerbang utama pun membungkuk hormat kemudian segera membuka pintu gerbang otomatisnya sebelum tuan mudanya itu marah.Tokk ~ Tokk
Lucy dan Zoey yang tengah asik bermain catur pun langsung menghentikan aktivitas mereka saat mendengar suara ketukan pintu beberapa kali di depan pintu kamar mereka.
"Siapa, Lu?" Tanya Zoey dengan wajah sok polosnnya.
"Kenapa nanya ke gue?" Tanya Lucy heran.
"Hmm.. buka sana!" Titah Zoey seenaknya padahal ini adalah kamar Lucy.
"Isshh!" Lucy sebal namun ia tetap berjalan dan membuka pintu dan betapa kagetnya dia ketika membuka pintu, wajah sepupu tampannya lah yang muncul.
"KAK NATHAN!" Lucy langsung saja menghambur ke pelukan Nathan membuat pria blasteran itu tertawa renyah.
"Apa? Kak Nathan?" Gumam Zoey kemudian berdiri dan berlari ke arah pintu dan benar saja, disana ia melihat pria tinggi itu tengah berpelukan dengan Lucy.
"AAA! Kakak!" Panggil Zoey dengan suara 4 oktaf nya kemudian bergabung dengan Lucy untuk memeluk tubuh tinggi semampai milik pria bernama Nathan Alexander itu.
"Kak kenapa sangat lamasampai di Jerman nya? Kan nyebelin!" Rajuk Zoey sambil menarik Nathan untuk masuk kedalam kamar Lucy bersama Lucy.
"Cuaca di sana kurang mendukung, Zoey. Ada badai salju dan awan cumulonimbus di sekitar daerah penerbangan" jawab Nathan sambil membuka mantelnya.
"Cuaca di Amerika lagi buruk ya" gumam Lucy sambil menerawang kedepan.
"Heeh.. Kakak makin tinggi aja" ucap Zoey polos membuat Nathan terkekeh manis.
"Kamu aja yang gak tinggi-tinggi" balas Nathan sambil mencubit hidung mancung Zoey.
"Kakak udah ketemu Kakek, belum?" Tanya Lucy innocent.
"Sudah, Lu" jawab Nathan sambil mencubit pipi chubby adik sepupunya itu.
.
.
.
"Zoey, kita harus bicara" Zoey tentu kaget saat dirinya tengah berjalan dan tiba-tiba saja seseorang langsung menghadang jalannya dan seseorang itu tak lain dan tak bukan adalah Bryan."Heeh.. mau apa?" Tanya Zoey balik.
"Ini tentang masalah 'itu'" jawab Bryan datar.
"Ngomong aja disini. Asal jangan kencang-kencang" jawab Zoey ketus, alasannya bersikap ketus pada Bryan adalah karena Bryan itu sepupu Sean, MANTAN KEKASIHNYA.
"Pertunangan kita dimajukan dan itu artinya berita tentangㅡ"
"Gue tahu" Zoey refleks menyela ucapan Bryan membuat Bryan mengernyit heran karena tak biasa Zoey begini kepadanya. Dia jadi berfikir apa Zoey tengah dalam masa merah nya?
"Lo tau sejak kemarin? Kenapa gak kasih tau gue?"
"Buat apa? Toh lo akan tau sendiri" Zoey mendelik tajam pada Bryan.
"Kita harus lakukan sesuatu sebelum itu terjadi. Lo bisa datang bersama seㅡ"
"Kita udah berakhir"
"Kalian putus?"
"Ya"
"Apa?!"
🌸🌸🌸
.
Haii di part ini lucas gak muncul😔 Siapa yang kangen lucas?
.
Update hari kamis ya gaes jangan bosen nunggu
.
Jangan lupa vomment buat lanjut gaes😊 I lope yu all@tinaajwta

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Boy
Teen Fiction[Beberapa part di private. Follow sebelum membaca] . . . Keinginannya untuk pindah ke Jerman membuat ia bertemu dengan si cowok 'beasiswa' yang selalu dibully oleh teman-temannya karena bersekolah di sekolah tempat orang-orang kaya. "Pergi gua gamau...