Chapter 2

4.5K 314 9
                                    

Saat memasukki kelas, aku melihat beberapa murid perempuan pada bergerombol didekat meja seorang laki-laki yang duduk didekat jendela. Aku tidak pernah melihat laki-laki berambut coklat, bermata biru laut, dan berkulit putih seputih salju itu sebelumnya. Aku yakin dia pasti salah satu anak baru yang diceritakan oleh Liz, anak baru itu memang tampan tapi tidak lebih tampan dari Nick. Tentu saja aku berkata begitu, soalnya Nick kan pacarku. Jadi tidak ada salahnya kan? kalau aku bilang Nick yang lebih tampan.

"Dia Edgar Paxton" ujar Nick saat aku duduk disebelahnya.

"Kau kenal dia?"

Nick menjawab dengan anggukan.

"Dimana?" tanya ku yang sedikit penasaran.

"Dia anak teman Ayahku dari Kanada"

Aku berpikir sejenak, Apa mungkin anak baru itu vampire juga, seperti keluarga Nick? Seakan bisa membaca pikiranku, Nick memberikan jawaban yang aku inginkan.

"Dia sama seperti ku" ucap Nick datar.

"Va... Vampire" gumamku pelan sambil menutup mulutku yang sempat terbuka.

Lagi-lagi Nick menjawab dengan anggukan.

"Oh pantas"

"Pantas kenapa?"

"Pantas sama-sama dingin" godaku sembari menunjuk kearah anak baru yang bernama Edgar itu dengan alisku. Dia tetap saja asik mendengarkan earphone di telinganya, tanpa memperdulikan beberapa murid perempuan yang berada didekatnya.

Nick terkekeh geli, lalu memandang kearah ku dengan wajah sempurna nya. Aku balas menatap vampire tampan yang kini jadi pacarku, aku merasa duniaku berada didalam mata coklat cemerlang nya tersebut. Aku jadi teringat saat pertama saling pandang seperti ini.

Flashback

"Oke, Minggu ini kita akan melakukan praktek mengindentifikasi senyawa polar, baiklah sekarang berkumpul bersama teman sebangku kalian!"

Mendengar perintah Ms. Naomi, aku yang sebangku dan semeja dengan Nick, yang membuat murid-murid lain, khususnya murid perempuan iri. Mulai mempersiapkan perlengkapan yang sudah ada di laboratorium sekolah ini.

Prakteknya tidak terlalu susah, kami hanya perlu mengisi Buffet dengan cairan-cairan kimia dan melihat reaksinya dengan batang politena, sungguh pelajaran ini tak ada masalah, yang menjadi masalah adalah pertanyaan-pertanyaan dari Nick.

"Apa dia kekasihmu?"

Aku melongo kaget. "Siapa?"

"Anak laki-laki yang bukan dari sekolah ini, yang tadi pagi bersamamu"

"Maksudmu, Ricky Young?" aku menebak.

"Oh, jadi itu nama kekasihmu"

"Bukan-bukan" jawabku cepat, "Dia teman yang aku kenal lewat media sosial, dia bukan kekasihku ataupun pacarku"

"Oh. Baguslah" ucapnya datar tampak senang sembari menahan senyumnya.

"Memangnya kenapa? Apa kau mengenalnya?" tanyaku yang sedikit kebingungan.

Nick melirik ke arahku sesaat dan mengacuhkan pertanyaanku. Walaupun hampir dua Minggu kenal dan duduk di sebelahku, tapi kami tak pernah bisa akrab, dia selalu bersikap dingin dan seperti menjaga jarak dariku.

"Hei jawab dong!" desakku yang penasaran dengan sikapnya tadi pagi kepada Ricky Young, dan juga pertanyaan-pertanyaan anehnya.

Tiba-tiba Nick berpaling dan menatapku dengan tatapan yang tak bisa kujelaskan, yang selalu  berhasil membuat jantungku berdetak kencang.

Deg deg deg

"Mengapa dia menatapku begitu?" Aku menggerutu pelan, tapi ku yakin dia mendengarnya.

Aku sedikit merasa risih karena ditatap seperti itu oleh Nick, dan dapat aku rasakan jika wajahku kini bersemu merah padam. Cukup lama aku membatu ditempatku. Bertatap mata dan bernapas yang sama didekat sosok lelaki yang sangat tampan ini. Aku kemudian berdeham, guna menyadarkan diriku sendiri dan Nick agar tidak saling pandang.

"Sayang?"

Suara Nick membuat kesadaran ku kembali, kesosok vampire tampan yang berada di sebelahku.

"I love you" ucap Nick membuat ku tambah melayang ke dunianya.

Aku membalas ucapannya tanpa bisa kutahan. "I love you too" ujarku seakan-akan itu keluar sendiri dari mulutku, yang aku rasa belum sempat diperintahkan oleh otakku.

Walaupun hampir setiap hari dia mengatakan itu sejak dari Paris, aku tidak pernah bosan mendengarnya, bahkan aku merasa bahagia seperti ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan disekitar ku setiap kali Nick mengucapkan itu.

Rasanya pun berbeda saat RY atau Ricky Young yang mengatakan itu, entah apa dia serius atau main-main. Tapi aku tidak pernah memberi harapan palsu pada Ricky, setiap kali dia mengatakan perasaannya padaku! Aku selalu menjawab dengan sopan dan berkata aku tidak pernah punya perasaan apa-apa padanya dan aku hanya menganggapnya cuma sebatas teman. Namun dia seperti tidak menerima penolakan, dia terus berusaha mendekati ku.

Pelajaran pertama hari ini adalah mata pelajaran guru favorite ku yaitu, Mr. Charlie yang terkenal ramah dengan murid-murid. Saat guru itu memasuki kelas, tampak murid-murid perempuan kembali duduk ketempat mereka masing-masing meninggalkan Edgar yang kini menjadi idola baru di sekolah. Menyingkirkan gelar yang selama ini dipegang oleh Nick, sebelum anak baru itu masuk. Apalagi saat mereka tahu bahwa aku dan Nick telah resmi pacaran, entah siapa dan bagaimana kabar itu cepat sekali tersebar, dan membuat alasan untuk mereka melupakan Nick.

Secara tidak sengaja aku melihat kearah Edgar, yang saat itu juga melihat kearahku dengan tatapan yang tidak bisa kumengerti, dan sesekali kulihat dia menutup hidungnya seperti baru saja mencium bau yang tidak dia sukai atau mungkin sebaliknya. Setelah aku perhatikan wajahnya mirip sekali dengan vampire yang selalu hadir di mimpiku akhir-akhir ini, tapi matanya yang membuat perbedaan, karena vampire yang ada didalam mimpiku bermata hitam bukan biru laut.

.

Bersambung...

He Is VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang