Chapter 20

2.2K 199 4
                                    

Malam harinya. Setelah memikirkan dan mencoba beberapa baju, aku akhirnya berhasil memutuskan baju yang akan aku pakai untuk makan malam bersama Nick dan keluarganya. Aku memilih untuk memakai dress putih pendek, namun masih sopan untuk dilihat.

Aku kemudian keluar dari kamarku, dan tanpa aku ketahui Nick telah menungguku diruang tamu, lalu vampire berwajah sempurna itu mengajakku untuk berangkat bersamanya. Saat mau berpamitan dengan Bibi dan Pamanku, Bibiku lagi-lagi menawarkan agar makan terlebih dahulu, karena dia sudah memasak untukku.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka, aku minta maaf karena aku tidak bisa, soalnya aku akan makan malam bersama keluarga Nick. Saat aku memberitahukan hal tersebut, kulihat wajah Bibi dan Pamanku berubah tampak tidak senang dan mereka menatap Nick dengan tatapan yang tidak bisa ku jelaskan. Nick pun balas menatap mereka dengan tatapan yang juga tidak bisa ku jelaskan. Lalu kami berjalan keluar rumah, setelah berpamitan dengan Bibi dan Pamanku.

"Kau harus hati-hati dengan kedua manusia itu! Aku merasa mereka merencanakan sesuatu yang tidak baik untukmu" ujar Nick saat kami berada di dalam mobilnya.

"Maksudmu Bibi dan Pamanku?"

Nick menjawab dengan anggukan.

"Mungkin cuma perasaanmu saja, mereka sudah benar-benar jadi baik sekarang"

"Mungkin," ucap Nick sambil memandang kearah ku, "Kau terlihat cantik sekali malam ini"

Lagi-lagi Nick membuatku tersipu malu, "Terima kasih, sayang"

"Sama-sama, sayang" balas Nick sembari menjalankan mobil mewah miliknya dari depan rumah ku, dan melesat ke jalan raya menuju rumahnya.

*****

Author's POV

Nick menghentikan mobilnya didepan rumah megah miliknya, lalu membukakan pintu mobilnya untuk Ara. Kemudian mempersilahkan Ara untuk masuk kedalam rumahnya.

"Masuklah!" ujar vampire tampan itu.

Ara disambut dengan meriah oleh kedua orang tua Nick dan saudara-saudaranya, kecuali A2 atau Adam Aprilio yang masih merasa bingung, kenapa dia bisa ada di sini?

"A2," ucap Ara saat melihat salah satu teman baiknya itu.

"Hai, Ra" ujar A2 berusaha tersenyum.

"Kau di sini juga?"

"Iya, aku padahal masih bingung kenapa aku bisa sampai disini? Seingatku waktu itu ada yang mengetuk pintu rumah ku, saat aku membuka pintu, semuanya mengabur dan aku tak ingat apa pun lagi" jawab A2 menjelaskan, "Tapi kata Claire, aku ikut dengannya lalu ketiduran didalam mobilnya dan akhirnya aku berada di sini"

"Iya, itu betul" kata Claire cepat meyakinkan A2 dan Ara. Kedua teman baik itu memandang kearah Claire bersamaan, lalu Ara dengan polosnya ikut meyakinkan A2 bahwa Claire tidak akan berbohong akan hal tersebut.

Sam mendekati adik bungsunya itu dan berbisik, "Kau memakai cairan penghilang ingatan padanya?"

"Iya, sedikit" ujar Claire balas berbisik sambil nyengir kuda.

"Apa kamu benar-benar menyukai laki-laki itu?" tanya Sam lagi-lagi dengan berbisik. Claire hanya terdiam mendengar hal tersebut. "Claire, kau baru berteman dengannya, kau belum mengenalnya" ujar Sam mengingatkan.

"Kamu kira aku ingin seperti ini?" ungkap Claire menatap Sam datar. "Aku juga membenci perasaan aneh pada diriku ketika melihatnya! Tapi, aku tidak dapat mengatur hatiku" ujar Claire menundukkan kepalanya. Sebenarnya dia juga tidak merencanakan akan menggunakan cairan penghilang ingatan itu pada A2, namun semua itu muncul tiba-tiba di kepalanya.

Sam menggelengkan-gelengkan kepalanya, karena hanya cairan penghilang ingatan setengah jam sebelum tidak sadarkan diri yang bisa menjelaskan hal tersebut. Cairan itu juga pernah dipakai oleh Nick untuk Ara sebanyak dua kali. Cairan itu sebenarnya hanya boleh digunakan untuk menghilangkan ingatan manusia, yang tidak sengaja melihat perubahan atau aksi vampire seperti Nick dan keluarganya.

Mark dan Julianne yang merupakan orang tua mereka pun ikut menggelengkan kepala mereka, saat mengetahui ulah anak bungsu mereka. Lalu Julianne mencairkan suasana yang tampak kaku tersebut dengan berkata. "Selamat malam, Ara dan..." ujar Julianne dengan lembut saat melihat kearah A2.

"Adam Aprilio, tapi biasa dipanggil A2" ungkap Claire memperkenalkan teman lelakinya tersebut kepada anggota keluarganya, dan begitu juga sebaliknya.

"Terima kasih sudah mengundang ku! untuk bergabung makan malam" ujar Ara dengan sopan, setelah Claire memperkenalan A2 yang hanya diam saja.

"Seharusnya, kami yang berterima kasih karena kamu sudah mau datang kesini" ucap Mark.

Claire mengangguk setuju, "Lagi pula aku bisa menggunakan kepandaian memasak ku untuk tamu special!" ujar Claire sambil menatap Nick dan memberi kode kearah Ara dengan alisnya, Lalu dia menatap kearah A2, yang masih tampak bingung.

A2 merasa berada ditempat yang salah, dan bukan hanya itu! Dia merasa ada yang salah dengan hatinya sekarang, dia tidak merasa apa-apa lagi kepada Ara, dan rasa cemburunya pada Nick pun sudah tidak ada lagi. Saat dia menatap Claire dia merasakan kebahagiaan, karena beberapa hari ini gadis itulah yang selalu bersamanya dan mampu membuatnya merasa berarti.

.

Bersambung...

He Is VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang