Jam pulang akhirnya tiba. Aku, Nick dan murid-murid lainnya berhamburan keluar kelas. Ketika berada diluar sekolah, kulihat awan gelap menaungi kami sepertinya akan turun hujan, seperti biasa. Karena sekarang memang musim hujan, dikota ku yang disebut dengan kota hujan tersebut.
Aku padahal benci sekali dengan rasa dingin, basah, dan hujan tapi sejak mengenal Nick semua rasa benci itu sekarang berubah menjadi cinta. Ternyata benar kata pepatah, jarak antara benci dan cinta sangat tipis, jadi jangan membenci sesuatu berlebihan karena bisa jadi perasaan mu berbalik.
Saat diparkiran sekolah, tampak Claire berusaha mendekati A2 samar-samar kudengar pembicaraan mereka yang intinya, agar A2 pulang bersamanya atau paling tidak agar teman baikku tersebut mengantarkan nya pulang! Awalnya A2 menolak ajakan gadis cantik yang merupakan adik Nick tersebut, namun saat melihat kehadiran ku dan Nick entah kenapa dia menerima permintaan gadis itu untuk mengantarkannya pulang.
"Ayo masuk!" ujar Nick sambil membukakan pintu mobilnya, "Sepertinya mereka cocok" ujar Nick lagi saat menyadari aku memperhatikan A2 dan Claire.
Aku masuk melewati pintu yang dibukakan oleh Nick yang kini sudah jadi pacarku. "Iya, sepertinya begitu" celetuk ku saat melihat Claire dibonceng oleh A2 dengan motornya dari spion mobil Nick. Aku merasa bahagia saja kalau melihat temanku juga bahagia, aku berharap dia bisa jadi A2 seperti yang dulu lagi! Bukan yang dingin seperti sekarang.
Setelah motor A2 melesat pergi meninggalkan area parkiran sekolah bersama Claire yang diboncengnya dibelakang dengan memeluk erat pinggang A2. Nick pun mulai menjalankan mobil mewah miliknya, keluar dari area parkiran sekolah. Saat ditengah perjalanan, Nick berhenti disebuah taman kota.
"Kenapa berhenti?" tanya ku sedikit bingung.
"Aku mau jalan-jalan sebentar di taman ini" jawab Nick sembari membuka pintu mobil dan mengajakku keliling taman yang dipenuhi aneka tanaman hias yang dibentuk berbagai rupa.
"Ada apa Nick, tidak biasanya kau seperti ini?" tanya ku lagi.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin punya banyak waktu untuk kita bersama" ungkap Nick menatap ku dengan mata coklat cemerlangnya.
"Oh, aku kira kau sedang galau karena pesan dari Ricky ta..." Kata-kata ku terhenti saat jari telunjuk Nick yang dingin menyentuh bibirku, agar aku tidak melanjutkan perkataanku.
"Jangan membahas tentang dia! Di tempat yang indah seperti ini" ujar Nick.
Aku menjawab dengan anggukan, aku tahu dia paling tidak suka dengan Ricky, bahkan mungkin dia sangat membencinya. Aku bisa melihat dari ekspresi wajahnya saat bertemu dengan Ricky.
"Oh ya, kamu mau es krim?" ujar Nick lagi.
"Iya boleh, aku rasa vanilla ya!" kataku yang kini duduk disalah satu bangku yang ada di taman.
"Oke, sayang" seru Nick dan melesat pergi secepat kilat meninggalkan ku dengan kekuatan vampire nya.
Tidak berapa lama kemudian, dia datang dengan membawa es krim yang ada di tangan kiri dan kanannya. Es krim sebelah kiri adalah es krim vanilla dan sebelah kanan adalah es krim coklat miliknya.
"Ini, sayang!" Nick menyodorkan es krim vanilla kearahku, namun belum sempat aku menyambut es krim tersebut Nick menyodorkan es krim itu kearah hidungku.
"Aww," jeritku saat kurasakan dinginnya es krim menyentuh hidungku. "Kau jahil sekali Nick" lanjutku dengan setengah berteriak.
"Maaf-maaf sayang!" Nick menenangkan ku dengan kata-kata tersebut sambil menyodorkan es krim itu dengan benar kearahku.
"Iya tidak apa-apa, tapi..." Aku mengambil sedikit es krim itu dengan jariku dan mengoleskan nya cepat kearah wajah sempurna Nick. Tepat di pipinya yang dingin sedingin es.
Nick menggosok es krim itu sambil tersenyum miring, "Awas ya" ujar Nick hendak membalas, namun aku mencegahnya.
"Sudah-sudah, seri kan? Satu-satu!" kataku dan Nick menghentikan niatnya untuk membalasku.
Lalu kami menghabiskan es krim kami bersama, sambil melihat beberapa bunga aneka warna yang mekar di taman. Rasanya aku ingin waktu berhenti disaat bahagia seperti ini, tiba-tiba awan gelap diatas kami menurunkan bulir-bulir air hujan. Aku gelagapan, begitu pula Nick yang terlihat sibuk membuka jaketnya.
"Ayo, kita ke mobil saja!" ajak Nick yang kini menjadikan jaketnya sebagai payung pelindung dari hujan untuk kami berdua.
Aku menatap wajah yang memiliki mata coklat cemerlang tersebut, dia balas menatapku dan tatapan kami seperti terkunci untuk sesaat, hingga air hujan yang cukup deras mengembalikan kesadaran kami. Lalu aku berjalan diikuti oleh Nick, disampingku dengan kedua tangannya memegang kedua sisi jaketnya yang berada diatas kepala kami.
Kami lalu berjalan menuju ketempat dia memarkir mobilnya tadi. Hujan semakin lebat, ketika kami sudah berada didalam mobil, lalu Nick menjalankan mobilnya menembus hujan.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Vampire
Vampire(Dalam Tahap Revisi) Season 2 VIIL (Vampire... I'm In Love) Bagi yang belum tahu cerita season pertama, ada baiknya baca dulu ya! Biar nyambung saat baca season keduanya ini. . Diatas menara eiffel Paris, seseorang yang diam-diam dicintai oleh Ara m...